1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Victoria's Secret Gabung Kampanye Perlindungan Hutan

20 Januari 2017

Raksasa lingerie Victoria's Secret, yang terkenal dengan model-model top dan termahal, bergabung dengan jajaran perusahaan mode yang menentang perusakan hutan dan membela hak-hak penduduk lokal.

https://p.dw.com/p/2W7P5
USA - Victoria's Secret Fashion Show 2015
Foto: picture-alliance/AP Images/Invision/E. Agostini

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan induk perusahaan Victoria's Secrets, L Brands, disebutkan bahwa korporasi akan mencoret bahan-bahan tekstil yang dibuat dengan bubur kayu (pulp) yang berkontribusi terhadap perusakan hutan atau melanggar hak-hak masyarakat lokal.

Pulp kayu selama ini digunakan untuk membuat bahan dasar tekstil rayon, viscose dan katun. Menurut Jaringan Aksi Perlindungan Hutan Rainforest Action Network (RAN) L Brands adalah korporasi terbaru dari jajaran perusahaan fashion yang menyatakan komitmennya untuk menghentikan pemasokan bahan dari kawasan-kawasan bermasalah yang diketahui merusak hutan.

Sebelumnya, perusahaan Ralph Lauren Corp, yang desainnya populer di kalangan artis-artis Hollywood, mengadopsi kebijakan serupa awal bulan ini. "Pedoman penggunaan produk dari hutan dibuat untuk mengurangi ancaman terhadap hutan langka dan terancam, untuk menghindari produk yang berkontribusi terhadap deforestasi atau pelanggaran hak asasi manusia," demikian disebutkan dalam pernyataan resmi L Brands yang dirilis di situs internetnya. "Kami akan melaporkan segala kemajuan secara terbuka."

USA Konzert von Rihanna
Bintang pop Rihanna tampil dalam mode show Victoria's Secret, November 2012Foto: picture-alliance/AbacaUsa.com/L. Hahn

Produksi pulp kayu sering diawali dengan pembakaran atau pemusnahan hutan untuk membuka lahan perkebunan yang memasok pabrik pulp. Kawasan hutan sering diambil direbu dari masyarakat adat yang mengelola hutan secara tradisional, kata para aktivis hutan. Hal ini terutama akut di Indonesia.

Victoria's Secret adalah satu dari beberapa merek yang dimiliki oleh L Brands. Merek-merek lainnya yang terkenal adalah Henri Bendel, Pink and Bath & Body Works. RAN mengatakan, kebijakan baru L Brands mulai ditayangkan di situs perusahaan itu hari Rabu (18/1).

RAN, yang membantu mengembangkan konsep kebijakan pro hutan untuk L Brands dan Ralph Lauren, sejak lama melancarkan kampanye yang dinamakan "Out of Fashion". Mereka mendesak perusahaan-perusahaan fashion agar menolak bahan mentah yang punya kontribusimerusak hutan dan menerapkan sistem pengawasan yang efisien.

Supermodel Heidi Klum auf dem Catwalk bei der Victoria's Secret Fashion Show in New York
Supermodel asal Jerman, Heidi Klum, di panggung Victoria's Secret Fashion Show di New York, November 2009 Foto: picture-alliance/dpa/E. Foley

"Ini sangat menggembirakan, melihat produsen barang-barang bermerek mulai mengambil tanggung jawab terkait rantai pasokan mereka," kata Brihannala Morgan, juru kampanye senior dari RAN.

"Komitmen dan tindakan L Brands, mengikuti langkah Ralph Lauren dan lebih dari 60 merek lain yang sudah mengembangkan mengembangkan kebijakan serupa, akan memiliki dampak positif yang nyata bagi hutan dan warga yang bergantung padanya," lanjut dia.

RAN menyatakan, perusahaan mode H & M, Zara, Levi Strauss & Co dan perancang busana Inggris Stella McCartney juga sudah mengadopsi kebijakan serupa. Tahun lalu, Stella McCartney bermitra dengan organisasi non profit Canopy dan berkampanye untuk mendorong perusahaan pakaian menghentikan sumber textil dari hutan tropis dan kawasan yang dilindungi.

hp/ap (rtr)