1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kepala Telah Terpenggal, Ular Masih Mampu Menyerang

7 Maret 2016

Seorang koki sebuah restoran terkejut saat menyaksikan, ular yang siap dimasak tiba-tiba hidup kembali dan menyerangnya. Peringatan: video dalam artikel ini mungkin bisa mengganggu Anda.

https://p.dw.com/p/1I8OY
Foto: picture-alliance/dpa

Video yang diunggah di YouTube ini tidak menyebutkan lokasi persis kejadian. Namun diperkirakan video ini direkam di Amerika Serikat. Dalam tayangan terdengar komentar keterkejutan seorang koki yang tengah mempersiapkan ular untuk dimasak . Ular tersebut telah dipenggal kepalanya, dikuliti dan juga jeroannya dikeluarkan. “Ia telah dipenggal dan mati! Perhatikan, tidak ada yang tersisa di dalam tubuhnya.”

Juru masak tersebut mengatakan, ia telah banyak membunuh ular, namun tidak pernah mengalami kejadian seperti ini.

Insiden seperti ini bukanlah yang pertama kali. Bulan Agustus 2014 lalu, kepala seekor ular kobra yang telah dipenggal dari tubuhnya mengigit seorang koki di Guangdong, Cina. Ular yang telah dibunuh 20 menit sebelumnya ini masih berhasil menyuntikkan bisanya. Jiwa sang koki tidak terselamatkan, karena bisa yang mematikan telah menjalar ke seluruh tubuh dengan cepat.

Kenapa seekor ular yang telah mati masih mampu menyerang? Sejumlah ectothermic atau hewan berdarah dingin, vertebrata atau hewan bertulang belakang - termasuk sejumlah reptil dan amfibi memiliki kemampuan untuk “bergerak“ walaupun sudah mati.

Misalnya, saat seekor ular kehilangan kepalanya, memang hewan ini dianggap sudah mati dan fungsi dasar tubuhnya telah berhenti. Namun ular mati ini masih memiliki beberapa refleks. Gerakan refleks ini diantaranya adalah kemampuan untuk menggigit dan menyuntikkan bisa.

Hanya karena hewan tersebut telah mati dipenggal, bukan berarti syaraf-syarafnya sudah berhenti berfungsi. Jasad ular juga diketahui memiliki kemampuan bangkit, bahkan menyerang, walaupun tanpa kepala melekat di tubuhnya.

Gerakan pasca-kematian ini dipicu oleh ion-ion atau partikel bermuatan listrik yang masih ada di sel-sel syaraf ular. Ion-ion tersebut masih “hidup“ bahkan beberapa jam setelah kematian. Saat syaraf ular yang baru mati terstimulasi, saluran-saluran syaraf akan terbuka, memungkinkan ion melewatinya. Proses ini membangkitkan impuls listrik yang memungkinkan otot ular melakukan gerakan refleksif.

yf/ag (YouTube,Nalnational Geographic)