1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Video Osama Bawa Pesan Musim Semi

Dyan Andriana Kostermans9 Mei 2011

Dirilisnya video Osama bin Laden oleh AS setelah tewasnya pimpinan Al Qaida tersebut menjadi sorotan pers internasional

https://p.dw.com/p/11CfS
Pimpinan Al Qaida Osama bin LadenFoto: picture-alliance/dpa

Video Osama bin Laden yang dirilis Amerika Serikat Senin (09/05)dikomentari harian liberal kiri Italia La Repubblica

"Karena tidak ingin mempublikasikan foto-fototewasnya bin Laden Amerika Serikat kini memutuskan merilis video seorang tua dengan janggut putih. Video-video itu penuh makna. Musuh nomor 1 Amerika Serikat tidak lebih dari sekedar seorang tua yang bersembunyi di kamar yang tidak nyaman. Tapi video-video itu memiliki tujuan menghancurkan mitos Bin Laden. Ini untuk mencegah agar ia dipandang sebagai martir di negara-negara Arab. Waktunya saat ini tepat. Angin musim semi di dunia Arab sedang melaju ke arah direbutnya kembali kehormatan warga dan hak asasi. Tidak ada tempat bagi Bin Laden. Sebaliknya tiba saat yang tepat untuk menghapusnya dari ingatan.“

Harian konservatif Inggris The Times mengomentari manfaat bantuan Amerika Serikat bagi Pakistan setelah tewasnya pimpinan Al Qaida Osama bin Laden

"Bertahun-tahun barat melancarkan aksi menahan diri. Berdasarkan pertimbangan makna strategis Pakistan dan harapan bahwa lapisan kuat masyarakat Pakistan akan mampu menahan terperosoknya negara itu ke arah ekstremisme dan tidak dapat diperintah. Sikap diplomatis ini hampir tidak berfungsi. Pakistan menjual rahasia nuklir ke musuh barat dan menghalangi upaya Amerika menghancurkan kubu teroris di perbatasan ke Afganistan. Kongres Amerika Serikat kini akan mengkaji apakah bantuan militer sebesar 1,3 milyar dollar kepada Pakistan akan diperbaharui. Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani harus meyakinkan AS bahwa negaranya juga berhak untuk memperoleh sebagian kecil dari jumlah tersebut.“

Menteri Keuangan Uni Eropa pekan lalu di Luxemburg menggelar pertemuan informal setelah situs Spiegel Online melaporkan munculnya desas-desus mengenai kemungkinan keluarnya Yunani dari kelompok pengguna mata uang Euro. Keluarnya Yunani dari Euro berarti kematian Uni Eropa. Demikian komentar harian Austria Die Presse edisi Senin kemarin

"Sejauh ini yang jelas, jika Yunani diijinkan meninggalkan kelompok pengguna Euro, hal yang sama juga harus dibicarakan untuk Portugal, Irlandia, Spanyol dan mungkin juga Italia. Maka dengan demikian Euro dan juga Uni Eropa akan mati. Tapi yang juga jelas adalah Uni Eropa tidak dapat selamanya menolong negara-negara anggotanya yang tidak mampu dan tidak ingin melakukan reformasi. Jalan lebih baik adalah penjadwalan kembali pembayaran dan pemotongan hutang. Pembayaran tidak hanya dilakukan oleh negara yang bertahun-tahun belanjanya lebih besar dari pendapatan, tapi juga pemberi pinjaman yang gegabah memberikan kredit dan mengambil untung dari komisi yang tinggi.“

Mengenai stabilitas Euro harian Jerman Märkische Oderzeitung berkomentar

"Konstruksi Euro membutuhkan reformasi yang mendasar. Ketika mata uang bersama Eropa itu diluncurkan tanpa politik ekonomi dan keuangan bersama, orang tidak menyangka betapa besar perbedaan perkembangan perekonomian negara-negara. Dan yang tampaknya sungguh tidak terbayangkan, bahwa suatu negara dapat meninggalkan atau bahkan harus keluar dari kelompok pengguna Euro. Kebutuhan akan reformasi amat besar. Tapi reformasi hanya dapat dilakukan untuk hal yang masih ada. Dan untuk itu sementara ini waktu yang tersisa tidak banyak.“

DK/HP/dpa/AFP