1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga AS Tewas Ditembak di Kabul

26 September 2011

Dalam insiden di sebuah hotel di Kabul yang diduga sebagai kantor CIA Minggu (25/09) malam, seorang pria Afghanistan yang bekerja untuk pemerintah AS menembak tewas seorang warga AS dan melukai seorang lainnya.

https://p.dw.com/p/12ggK
Bangunan Kedubes AS di Kabul, AfghanistanFoto: AP

Suara tembakan terdengar pertama kalinya sekitar pukul delapan malam waktu setempat di sekitar bekas Hotel Ariana, sebuah bangunan yang menurut mantan petugas intelijen Amerika Serikat merupakan kantor Dinas Rahasia CIA di Kabul, Afghanistan.

Menurut keterangan Kedutaan Besar AS, seorang petugas warga Afghanistan di kompleks bangunan itu menembak seorang warga Amerika Serikat dan seorang lainnya sebelum akhirnya ditembak mati. Latar belakang serangan itu masih diinvestigasi. Demikian keterangan kedubes AS.

Juru bicara kedutaan besar Gavin Sundwall menolak memberikan komentar mengenai fungsi bangunan yang menjadi sasaran serangan tersebut, dengan alasan keamanan. Sundwall mengatakan petugas lokal Afghanistan itu tidak berwenang membawa senjata dan belum jelas bagaimana pria itu dapat membawa masuk senjata ke kawasan yang dijaga ketat.

Kedubes AS di Afghanistan tidak memberikan informasi identitas warga AS yang tewas dalam insiden penembakan tersebut, namun hanya mengatakan warga Amerika yang terluka dalam insiden itu dibawa ke rumah sakit militer.

Serangan Terhadap Kabul Meningkat

Serangan itu terjadi dua pekan setelah militan menembakkan granat roket dan menyerang Kedutaan Besar AS, markas besar NATO dan bangunan lainnya di Kabul, yang menyebabkan tujuh orang tewas. Dalam serangan selama 20 jam di Kabul tersebut tidak ada pegawai kedubes AS ataupun petugas NATO yang terluka. Tapi kejadian itu membawa kembali hubungan AS dengan Pakistan ke titik terendah, akibat pihak Amerika Serikat menuduh Badan Intelijen Pakistan ISI ikut terlibat dalam perencanaan dan merancang serangan ke Kabul tanggal 13 September lalu.

Serangan penembakan Minggu (25/09) terjadi tidak lama setelah terbunuhnya mantan Presiden Afghanistan Burhanuddin Rabbani, yang memimpin upaya pemerintah untuk menjembatani perdamaian dengan Taliban. Rabani tewas ketika seorang pemberontak yang mengaku dirinya utusan perdamaian, meledakkan bom yang disembunyikan di dalam sorbannya saat melangsungkan pertemuan dengan Rabbani.

Dyan Kostermans/dpa/Reuters/AP

Editor: Hendra Pasuhuk