1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Mengukur Sendiri Paparan Radiasi

6 Juni 2011

Pengukuran tingkat radiasi kembali dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima. Akhir pekan lalu, perusahaan energi Tepco menyebutkan, radiasi di Blok I mencapai 4000 milisievert per jam.

https://p.dw.com/p/11VLO
Pekerja di FukushimaFoto: AP

Tingkat radiasi yang mencapai 4000 milisievert per jam itu merupakan yang tertinggi, yang diukur oleh robot di dalam gedung reaktor.

Secara teratur, jawatan kesehatan dan perikanan Jepang menyampaikan informasi, mengenai bahan makanan apa yang tercemar radiasi. Diantaranya rebung dari kawasan Date, sebaliknya pada bayam dan kol dari Soma tidak terjadi kenaikan kandungan pencemaran.

Di halaman situs internet kementerian dan pemerintah daerah, terdapat daftar panjang radioaktivitas. Demikian juga di televisi, tercatat tingkat radiasi di kawasan yang berada di dekat Fukushima I. Namun masih ada saja warga yang berada di sekitarnya. Yuchiro Sato, salah seorang warga mengatakan: „Saya ingin tahu benar, di daerah mana yang tingkat radiasinya tinggi dan yang rendah. Sehingga saya dapat memastikan keselamatan keluarga saya.“

Yuchiro Sato tinggal di Date. Ia meminjam alat pengukur kontaminasi dari badan bantuan lokal. Date, terletak sekitar 60 km dari PLTN Fukushima Daichi. Di kota ini, setiap harinya diumumkan hasil pengukuran tingkat radiasi, namun hanya dari satu lokasi di kota ini. Sato mengungkapkan perasaan : „Tidak mudah untuk mempercayai hasil pengukuran yang dilakukan pemerintah, yang tertera di situs internet. Saya takut, tingginya tingkat radiasi di lingkungan saya lebih tinggi dibandingkan di tempat lain.” Kecemasan ini untungnya tak terwujud. Ketika Sato mengukur sendiri, tingkat radiasi di apartemennya tercatat 0,39 microsievert per jam. Ia mengatakan : “Dari rumah saya ke jalanan 0.8 microsieviert per jam. Saya rasa, anak saya bisa bermain bola di luar selama setengah jam.“

Flash-Galerie Japan Erdbeben
Warga resah dengan nasibnyaFoto: AP

Di media, banyak orang yang merasa resah seperti Sato. Terdapat berbagai cara untuk mengukur kontaminasi radiasi, dan para ahli menjelaskan penggunaannya. Yoshihide Nakamura mengungkapkan: “Sangatlah penting untuk mengukur ada tidaknya radiasi dan seberapa kuat paparannya. Namun tidak mudah untuk mengetahui seberapa bahaya suatu lokasi atau bahan makanan yang dikonsumsi.”

Jadi, apabila warga ragu-ragu dan hasil pengukurannya sendiri lebih tinggi ketimbang yang disampaikan oleh pemerintah, ia menyarankan agar warga menginformasikan hal tersebut kepada pemerintah. Terdapat hasil pengukuran berbeda, apabila, orang mengukur dari lantai atau atap. Pemerintah mengetahui kecemasan warganya. Juru bicara pemerintah Noriyuki Shikata menyambut baik upaya pengukuran kontaminasi yang dilakukan warga:

“Tentu saja terdapat orang-orang yang merasa cemas atas radiasi, dan oleh karenanya membeli alat pengukur sendiri. Diantara mereka banyak yang ingin berbagi data , lewat twitter atau jaringan sosial internet lainnya. Kami menyambut baik upaya ini.”

Namun di pihak lain, perwakilan kementerian kesehatan mempertanyakan, mengapa warga lebih suka mengukur paparan radiasi di wilayahnya sendiri. Seorang jubir kementerian kesehatan mengatakan : “Kementerian kami selalu ada dan melakukan inspeksi dan menyampaikan datanya secara transparan. Berdasarkan data ini, tim penganggulangan bencana memberikan instruksi, apa yang dapat dijual maupun diekspor. Dengan cara ini kami dapat memastikan keamanan pangan. Saya memahami ketakutan warga. Oleh sebab itu kami terus melakukan pengukuran dan mempublikasinya pada masyarakat, agar masyarakat dapat memahaminya.“

Peter Kujath / Ayu Purwaningsih

Editor : Hendra Pasuhuk