1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Mesir Memprotes Dewan Militer

20 April 2012

Puluhan ribu warga Mesir kembali gelar aksi demonstrasi di Lapangan Tahrir di Kairo tuntut pemerintahan dewan tertinggi militer mematuhi janjinya menyerahkan kekuasaan kepada sipil usai pemilu presiden akhir Mei.

https://p.dw.com/p/14ijP
Foto: AP

Aksi protes terbaru di ibukota Mesir, Kairo Jumat (20/4) dipicu keputusan dewan militer baru-baru ini, mendiskualifikasi 10 kandidat presiden, termasuk calon favorit dari Ikhwanul Muslim serta calon dari kelompok konservatif Salafis.

Aksi di lapangan Tahrir Kairo itu digelar secara bersama oleh generasi muda, partai Islam dan liberal yang bersatu menumpahkan rasa frustrasinya terhadap junta militer. Para demonstran menyatakan, langkah para jenderal menjegal kandidat presiden, sebagai ancaman bagi Mesir yang sedang menyongsong era demokrasi.

Demonstration Tahir Platz Ägypten 20.04.2012
Demonstrasi di Lapangan Tahir ditengah poster-poster para kandidat pemilu presiden.Foto: AP

Sayap politik Ikhwanul Muslim, partai Kebebasan dan Keadilan yang mendominasi parlemen menyerukan digelarnya aksi protes, karena sejumlah kadernya yang dinilai berpeluang menang, dijegal dalam pencalonan.

Kontroversi konstitusi baru

Terkait keputusan mendiskualifikasi sejumlah kandidat itu, dewan tertinggi militer Mesir semakin mengindikasikan keinginannya untuk dapat menetapkan konstusi baru sebelum digelarnya pemilu presiden akhir Mei depan. Tapi sejumlah kalangan mengkhawatirkan, pemaksaan memajukan jadwal pemberlakuan konstitusi baru, akan berakibat tidak komplitnya konstitusi karena disusun terburu-buru.

Sebuah komite penyusun konstitusi baru yang ditunjuk Desember tahun lalu, dibubarkan setelah para tokoh religius Kristen dan Muslim bertikai, terkait tuduhan komite itu didominasi kaum Muslim.

Kelompok liberal dan generasi muda yang menggelar aksi protes di Lapangan Tahrir (20/4) menuntut ditetapkannya kriteria baru bagi komite penyusun konstitusi, untuk menjamin bahwa semua kelompok warga mesir terwakili kepentinganya. Mereka juga menuntut diakhirinya kekuasaan militer, yang selama lebih dari setahun setelah tumbangnya presiden Hosny Mubarak, tidak menunjukkan niat mewujudkan sasaran revolusi.

AS(rtr,ap,dapd,dpa)