1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warisan Politik Hugo Chavez

6 Maret 2013

Hugo Chavez meninggal setelah lama menderita kanker. Pendukungnya merayakan Chavez sebagai penyelamat. Lawan politiknya menganggap dia populis dan hanya memicu polemik.

https://p.dw.com/p/17rBh
Venezuelan Vice President Nicolas Maduro (C) and National Assembly President Diosdado Cabello (R) stand next to a painting of Venezuelan President Hugo Chavez.
Hugo Chavez WafatFoto: Reuters

Hugo Chavez dikenal sebagai politisi yang berbicara keras dengan bahasa penuh metafora. Ia sering mengecam Amerika Serikat dan apa yang disebutnya “imperialisme Amerika Utara”. Dengan sikap kerasnya menentang neokapitalisme ia merebut dukungan pemilih di Venezuela dan simpati kelompok kiri di seluruh dunia. Ia meninggal Selasa sore (05/03) di Caracas.

Wakil Presiden Nicolas Maduro mengumumkan kematian Chavez di televisi didampingi oleh para pemimpin militer. Dengan penuh kesedihan ia menyatakan, Chavez meninggal pukul 16:25 waktu setempat di rumah sakit militer Caracas. Venezuela mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari. Upacara pemakaman rencananya akan dilaksanakan hari Jumat mendatang.

Pemilihan presiden baru dalam waktu 30 hari

Wakil Presiden Maduro akan melaksanakan tugas kepresidenan. Menurut konstitusi Venezuela, pemilihan presiden baru harus dilangsungkan dalam waktu 30 hari. Maduro menyatakan, polisi dan tentara sudah dimobilisasi ”untuk mendampingi dan melindungi rakyat.”

Pimpinan oposisi Capriles juga menyerukan rakyat Venezuela agar tetap bersatu. Ia mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Chavez. ”Dalam masa sulit ini, kita harus menunjukkan cinta dan respek yang dalam terhadap negara kita”, katanya.

Rakyat Venezuela terkejut mendengar berita kematian Chavez dan banyak yang langsung melakukan aksi spontan menyatakan kesedihannya. Ratusan orang berkumpul di depan rumah sakit tempat Chavez terakhir dirawat dan menyerukan slogan-slogan revolusi.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan, Amerika Serikat mendukung hubungan yang konstruktif dengan rakyat Venezuela. Ia menyebut kematian Chavez sebagai masa yang sulit bagi Venezuela, namun juga momentum untuk membuka babak baru dalam menegakkan demokrasi, hak asasi dan negara hukum.

Tokoh Rakyat Miskin

Hugo Chavez berasal dari keluarga sederhana dan sejak usia muda masuk militer Venezuela. Tahun 1983 ia dan beberapa perwira lain membentuk kelompok ”Gerakan Revolusioner Bolivarian”. Kelompok ini mencoba melakukan kudeta tahun 1992 namun gagal. Chavez akhirnya terjun ke dunia politik dan mendapat dukungan terutama dari pimpinan Kuba Fidel Castro.

Chavez mempromosikan sosialisme dengan gaya yang populer di kalangan rakyat miskin. Tahun 1998 ia pertama kali terpilih sebagai presiden. Ia langsung melakukan nasionalisasi sektor-sektor ekonomi penting, terutama sektor minyak. Dari pemasukan minyak, ia membiayai berbagai program sosial. Rakyat miskin mendapat jaminan perawatan kesehatan, anak-anak miskin bisa bersekolah. Tahun 2001 dilakukan reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah mengambil alih lahan milik swasta yang tidak dikelola, dan dibagikan kepada rakyat miskin untuk digunakan.

Tapi Hugo Chavez tidak berhasil membendung korupsi dan kriminalitas yang semakin merajalela di Venezuela. Ia juga makin lama memerintah dengan tangan besi. Tokoh oposisi ditekan dan ditangkap, media diawasi dengan ketat. Namun bagi sebagian besar rakyat Venezuela, Hugo Chavez adalah tokoh pujaan yang membela rakyat kelas bawah dan membantu mereka keluar dari kemiskinan.

HP/DK (rtr, dpa, afp)