1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

WHO: Varian Baru E. Coli Penyebab Wabah

2 Juni 2011

Bakteri E. Coli jenis baru menyebabkan wabah yang menewaskan 18 orang dan mengakibatkan ribuan warga Eropa jatuh sakit. Rusia telah melarang impor sayur mayur dari Uni Eropa.

https://p.dw.com/p/11TBP
Foto: picture-alliance/dpa

Komisi Eropa menyerukan kepada Rusia hari Selasa (2/6) untuk segera menarik larangan impor yang diberlakukan Moskow karena kekhawatiran akan bakteri misterius yang mematikan. Keluhan Komisi Eropa disampaikan melalui sepucuk surat yang dilayangkan komisaris bidang kesehatan Uni Eropa, John Dalli.

Seorang peneliti di kantor departemen kesehatan Jerman di Koblenz menunjukkan bahwa tidak ditemukan kasus E. Coli di negara bagian Rheinland-Pfalz.
Seorang peneliti di kantor departemen kesehatan Jerman di Koblenz menunjukkan bahwa tidak ditemukan kasus E. Coli di negara bagian Rheinland-Pfalz.Foto: dapd

Duta besar Rusia untuk Uni Eropa, Vladimir Chizhov, menanggapi dengan menyatakan bahwa sudah sebulan berlalu sejak penyakit ini mewabah dan Rusia belum menerima informasi apapun dari Uni Eropa. Impor sayuran Uni Eropa ke Rusia tahun lalu bernilai hampir 600 juta Euro. Uni Emirat Arab menjadi negara lain yang juga memberlakukan larangan impor sayuran dari Jerman, Spanyol, Belanda dan Denmark hingga keluar hasil penyelidikan selanjutnya.

Bakteri jenis baru penyebab wabah

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan bahwa bakteri E. Coli yang menewaskan 18 orang di Jerman dan satu orang di Swedia tersebut belum dikenali sebelumnya. WHO masih menunggu laporan lebih detail dari laboratorium yang tengah menganalisa bakteri. Varian bakteri mematikan yang sangat langka dan hanya ditemui dalam kasus yang jarang terjadi. Varian E. Coli kebanyakan tidak menyebabkan penyakit, namun ada varian yang mampu menempel pada dinding usus dan memproduksi racun.

Seorang suster di Klinik Universitas Hamburg-Eppendorf mengoperasikan alat dialisis. Jumlah kasus bakteri E. Coli di Hamburg meningkat secara signifikan. Sudah lebih dari 668 kasus dilaporkan.
Seorang suster di Klinik Universitas Hamburg-Eppendorf mengoperasikan alat dialisis. Jumlah kasus bakteri E. Coli di Hamburg meningkat secara signifikan. Sudah lebih dari 668 kasus dilaporkan.Foto: picture alliance/dpa

Para peneliti dari Institut Genomika Beijing yang bekerjasama dengan Klinik Universitas Hamburg-Eppendorf di Jerman, telah berhasil meruntun genom bakteri dan menyebut varian baru ini sebagai sangat menular dan beracun. Para peneliti juga menambahkan bahwa varian baru bakteri E. Coli mengandung rangkaian gen yang kebal terhadap antibiotik sehingga mempersulit perawatan menggunakan antibiotik. Bakteri tersebut serupa dengan varian lain yang menyebabkan diare dan gagal ginjal.

Wabah sudah sampai Amerika Serikat

Selain korban tewas, sudah lebih dari 1200 orang terkonfirmasi terkena wabah bakteri E. Coli di Eropa. Bahkan sejumlah kasus telah ditemukan di Amerika Serikat. Infeksi E. Coli dapat ditularkan dari manusia ke manusia, namun hanya melalui rute yang melibatkan kotoran manusia. Para ahli kesehatan di Jerman telah memperingatkan warga untuk menghindari konsumsi sayuran mentah.

Wabah menyebabkan infeksi berat yang banyak ditemukan pada perempuan dewasa dan di sejumlah kasus menyebabkan komplikasi serius terhadap darah dan ginjal. Sindrom hemolitik uremik yang dikenal sebagai HUS, semacam komplikasi luar biasa dari beberapa tipe bakteri E. Coli, telah terdiagnosa di ratusan kasus.

Para petani Spanyol tidak berdaya saat sayuran mereka tidak dapat dijual dan terpaksa digiling menjadi kompos.
Para petani Spanyol tidak berdaya saat sayuran mereka tidak dapat dijual dan terpaksa digiling menjadi kompos.Foto: picture-alliance/dpa

Spanyol tuntut ganti rugi

Komisi Eropa telah mencoret mentimun Spanyol dari sistem waspada pangan bagi 27 negara Uni Eropa. Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero telah mengkritik Jerman dan Komisi Eropa yang menangani wabah. Spanyol menuntut ganti rugi atas kerugian sebesar 200 juta Euro yang dialami para petani Spanyol.

Pemerintah Jerman menyatakan masih belum ada indikasi sumber wabah yang jelas. Sumber kontaminasi kemungkinan besar berada di Jerman, karena seluruh kasus infeksi terjadi atau berhubungan dengan Jerman. Berbagai kasus yang ditemui di Austria, Denmark, Perancis, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, Inggris dan Amerika Serikat melibatkan orang-orang yang baru saja mengunjungi Jerman.

afp/rtr/Carissa Paramita

Editor: Christa Saloh-Foerster