1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Wikileaks Kembali Beberkan Ratusan Ribu Dokumen Rahasia AS

29 November 2010

Wikileaks kembali mempublikasikan lebih dari 250 ribu dokumen rahasia Amerika Serikat yang mengungkap komunikasi diplomatik selama bertahun-tahun. Isu-isu sensitif dengan pemerintah di seluruh dunia terungkap

https://p.dw.com/p/QKtr
Foto: dpa

Dalam transkrip dialog diplomatik yang sebagian besar telah berumur tiga tahun tersebut, banyak pendapat yang tidak akan disukai oleh kepala negara asing yang mendengarnya. Kanselir Jerman Angela Merkel misalnya, dianggap sebagai sosok yang takut untuk mengambil resiko dan tidak kreatif. Menurut majalah politik Jerman 'Der Spiegel' yang bersama dengan harian Inggris The Guardian dan harian Amerika Serikat The New York Times mendapat akses yang lebih dini ke transkrip informasi tersebut, pemerintah Amerika Serikat berpendapat bahwa pandangan diplomatik internasional kanselir bergantung pada kemungkinan ia bisa menarik keuntungan dari isu tersebut di dalam negeri. Pejabat-pejabat tinggi Jerman lain juga turut disinggung dan sebagian besar tidak bernada positif. Namun, duta besar Amerika Serikat bagi Jerman Philip Murphy yakin, insiden ini tidak akan menggoyahkan hubungan antara Amerika Serikat dan Jerman. "Kita akan bisa mengatasinya. Saya yakin sekali. Hubungan kami dengan Jerman terlalu erat, terlalu lama dan terlalu banyak yang dipertaruhkan."

Dokumen yang membahas hubungan internasional Amerika Serikat lainnya, lebih sensitif dan dianggap bisa mewujudkan ketidakstabilan. Seperti fakta, bahwa Raja Abdullah dari Arab Saudi dikatakan mendesak Amerika Serikat untuk menyerang Iran dan menghancurkan program nuklirnya. Sir Christopher Meyer, mantan duta besar Inggris bagi Amerika Serikat mengatakan, beberapa hal yang dibocorkan oleh Wikileaks sebenarnya bukan rahasia lagi. Seperti juga dalam hal Arab Saudi. "Saya juga tidak tahu kalau raja Arab Saudi berkata kasar mengenai Nuri al-Maliki, atau presiden Pakistan, Ali Zardari. Saya tidak tahu detail semua itu, tapi saya selalu berasumsi kalau negara-negara Teluk akan sangat bahagia jika berhasil menghilangkan kesombongan Republik Iran."

Tema-tema lain yang juga diungkap antara lain asalah usaha Cina untuk membajak situs internet Google, ketakutan Amerika Serikat akan penyelundupan uranium yang telah diperkaya dari program nuklir Pakistan, dan negosiasi tentang pemindahan para penghuni kamp tahanan Guantanamo. Hal rinci tentang pembicaraan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan mengenai prospek Korea bersatu jika masalah politik dan keuangan menghancurkan Korea Utara sebagai negara independen. Anggota kongres Amerika Serikat Peter King dari partai Republik, menuntut kementrian luar negeri Amerika Serikat untuk menyatakan Wikileaks sebagai organisasi teror asing. "Saya rasa Wikileaks sengaja merendahkan kebijakan-kebijakan pemerintah, dan dengan melakukannya otomatis membahayakan nyawa warga Amerika Serikat serta membahayakan sekutu-sekutu kami. Begitu juga dengan nyawa orang-orang di pemerintahan yang didepan publik bersikap tidak bersahabat dengan Amerika Serikat, namun sebenarnya bekerjasama dengan kami dibelakang layar. Jadi bagi saya, ini sama saja dengan serangan teroris."

Pendiri Wikileaks, Julian Assange, yang saat ini keberadaanya tidak diketahui dimana, hari Minggu (28/11) kemarin mengatakan kepada jurnalis di Yordania melalui tautan video, bahwa ia merasa tidak bersalah telah mempublikasikan dokumen rahasia Amerika Serikat dan menolak kritik yang diajukan kepadanya. "Kementrian luar negeri Amerika paham betul kalau kami adalah organisasi yang bertanggung jawab. Makanya mereka mempersulit Wikileaks untuk membeberkan secara bertanggung jawab, dengan harapan kami tidak jadi membeberkannya sama sekali. Karena dengan membatalkan pembeberan sama saja dengan membatalkan pembeberan pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan."

Assange yang memiliki kewarganegaraan Australia, bisa ditahan jika ia kembali ke negaranya. Setelah Wikileaks mempublikasi ratusan ribu dokumen baru, jaksa agung Robert McClelland mengatakan tidak akan memberikan tempat berlindung yang aman bagi Assange. Pemerintah Australia telah membentuk tim kerja khusus yang mengamati implikasi dari publikasi Wikileaks semenjak bulan Juli tahun ini. Assange sendiri saat ini diduga tengah berada di Inggris.

Vidi Legowo-Zipperer / afp / dpa

Editor : Dyan Kostermans