1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Yayasan PEN Zentrum Peringati Jurnalis dan Penulis yang Diburu

Silke Bartlick/Dyan Kostermans13 November 2009

21 Juni 2009 jurnalis Iran Maziar Bahair ditangkap. Kontak pengacara dengannya ditolak. Kantor berita nasional Iran (30/06) melaporkan kemungkinan pengakuan paksa, bahwa ia terlibat kampanye media barat menentang Iran.

https://p.dw.com/p/KWTU
Logo Yayasan PEN Zentrum Jerman

Pada paruh pertama tahun ini Perhimpunan penulis internasional PEN Zentrum London mencatat sekitar 650 kasus. Sekitar 650 kali para penulis dan jurnalis di berbagai negara di dunia dikejar-kejar. Lebih dari 20 dibunuh, sebagian hilang begitu saja, banyak yang mendekam di penjara. Kondisi di dunia tidak menjadi lebih mudah melainkan lebih membahayakan dan mengerikan. Demikian dikatakan Dirk Sager, jurnalis dan wakil ketua PEN Zentrum Jerman

"Sejak akhir perang dingin kami mencatat berbagai medan konflik baru. Perkembangan nasionalisme dengan represi terhadap kelompok minoritas, terhadap mereka yang berpikiran lain. Dan kami juga mencatat berkembangnya situasi tanpa hukum dan tanpa peraturan."

Di masa-masa perang dingin, sudah biasa jika politisi yang misalnya berkunjung ke Moskow dapat menyampaikan kata-kata yang baik bagi para pembangkang. Tergantung pada cuaca politik, hal itu juga bermanfaat. Kini pemerintahan terutama di negara-negara yang menguat ekonominya, cenderung mengabaikan kata-kata semacam itu bagi warga yang berpandangan lain

"Kami memiliki rangkaian daftar negara, termasuk Rusia, tapi juga negara seperti Cina, yang sebetulnya menyatakan tebuka bagi peraturan internasional karena mereka mengatakan kami menempuh jalan istimewa. Jalan istimewa ini membenarkan tindakan-tindakan istimewa, proses istimewa terhadap mereka yang berpendapat lain."

Terhadap mereka yang oleh pihak penguasa tidak dipandang sebagai pendukung negara melainkan lebih sebagai ancaman terhadap kedaulatan negara

Lebih lanjut dikatakan wakil ketua PEN Zentrum Jerman Dirk Sager, lebih buruk dari penganiayaan dan semua yang di terjadi di balik tembok penjara di banyak negara adalah jika para tahanan terlupakan. Oleh sebab itu PEN menetapkan tanggal 15 November sebagai hari „para penulis yang dipenjara“, untuk memperingati para penulis dan jurnalis di dunia yang menjadi buron dan disiksa di penjara. Yayasan PEN Zentrum Jerman mengarahkan pandangannya ke Iran dan memperingatinya dengan pembacaan buku tentang kejadian-kejadian di negara itu musim panas lalu. Protes terhadap manipulasi pemilihan presiden di Iran diatasi pihak penguasa dengan brutal. Lebih dari 50 demonstran tewas, banyak yang menghilang di penjara-penjara.

Dirk Sager: "Kami ingin mengingat para korban. Tapi dengan acara ini kami juga ingin memperluas pandangan ke negara tersebut. Jadi selain gambar-gambar demonstrasi yang kita lihat semua di televisi musim panas lalu juga ingin kami tunjukkan bahwa negara itu adalah negara yang kaya, dengan karya sastra yang sangat indah!"

Kesastraan yang 50 tahun lamanya mengiringi pergantian rejim yang memerintah dengan cara kekerasan, dan juga mengomentarinya. Karya sastra yang benar-benar memperhatikan dan menceritakan manusia yang hidup di Iran. Karya sastra ini dapat membantu bahwa negara itu diterima di luar perbatasan, dimana orang mencoba mengerti dan melihat bahwa di negara itu tinggal para pujangga yang melantunkan kisah penderitaan dan rasa cinta penduduknya.