1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

011110 Tiertafel München

15 November 2010

Warga Jerman dikenal sebagai penyayang binatang, khususnya anjing. Namun, kini semakin banyak warga miskin yang tidak mampu lagi memberi makan hewan peliharaannya.

https://p.dw.com/p/Q97e
Michaela Köhler pimpinan Yayasan TiertafelFoto: Marco Glas

Tidak jarang, dalam keadaan terpaksa, para pemilik hewan harus menyerahkan piarannya ke penampungan hewan. Padahal, bagi banyak pemilik anjing, hewan berkaki empat itu adalah teman di saat susah. Sebuah perpisahan buat mereka seringkali berakhir dengan kesedihan yang berbuntut depresi. Di tahun 2006 pecinta hewan peliharaan mendirikan yayasan bernama „Tiertafel“ atau jamuan makan bagi binatang. Di sini para pensiunan yang miskin, gelandangan dan pengangguran tidak hanya mendapatkan makanan hewan, tapi juga perhatian bagi mereka dan hewan piaraannya. Sejak dua tahun, yayasan semacam ini juga berada di kota München.

Kupon untuk Makanan

Banyak orang dengan anjing piaraannya berdesakan di gedung tua, tempat Yayasan Tiertafel, yang berada dekat rel kereta api tersebut. Di dalam gedung sama dinginnya dengan di luar. Tidak ada penghangat ruangan. Walau pun demikian, bangunan tua tersebut memilki sentuhan individunya. Para relawan berusaha untuk menjadikan ruangan di gedung itu senyaman mungkin. Dinding-dinding dihiasi dengan cap jejak kaki anjing berwarna oranye dan hijau. Ada juga foto-foto para pengurus yayasan yang kelangsungannya bergantung dari sumbangan.

Di lemari tersimpan berkilo-kilo makanan hewan yang baunya menusuk hidung. Makanan bagi para pelanggan, begitu para relawan menyebut hewan peliharaan yang datang bersama majikannya. Di depan rak pembagian makanan, lima pemilik hewan piaraan berdiri dan menunggu gilirannya. Susanne M. baru saja mendapat kupon pengambilan. Tanpa kupon tersebut, ia tidak bisa mendapat makanan. Selain itu ada kartu bagi tiap majikan hewan yang mencatat data-data penting. Seperti, sejak kapan ia jadi pengangguran, nama dan tanggal lahir anjingnya, jenis apa, penyakit yang dideritanya, vaksinasi dan berbagai jenis makanan hewan yang biasanya ia dapatkan setiap minggu.

Sylvia Menge, pekerja relawan di Tiertafel München, berdiri dibelakang rak pembagian dan menyambut anjing herder Lila yang tidak sudah sabar dan menarik-narik tali kekangnya yang digegang majikannya, Susanne M. Sylvia Menge bersikap terbuka dengan majikan para anjing. Supaya suasananya langsung santai dan tidak kaku. Suasana menyenangkan antara para relawan dengan para pelanggannya membuat mereka untuk sesaat melupakan masalah keseharian yang ada.

Tidak Mampu Biayai Hewan Piaraan

Susanne M. memesan makanan atas nama anjingnya Lila. Perempuan berusia 50an ini datang ke Tiertafel sejak awal tahun 2010. Dulu ia memiliki usaha bisnis. Namun, setelah mengalami kecelakaan berat ia terpaksa berhenti. “Usaha saya tidak lagi berjalan. Padahal saya juga punya anjing. Saya tidak tahu lagi harus bagaimana. Tempat-tempat seperti ini sangat membantu. Karena kalau tidak, saya harus berpisah dengan anjing saya. Jadi setidaknya melalui cara ini kami bisa sedikit bertahan," diceritakan Susamme M.

Tunjangan pengangguran yang diperoleh Susanne M. hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Untuk Lila anjingnya hampir tidak ada yang tersisa. Kasus yang menimpa Susanne M. bukanlah kasus tunggal. Demikian menurut Michaela Köhler, ketua Tiertafel München. Angka pelanggan Tiertafel setiap tahunnya bertambah. Apalagi sejak krisis ekonomi, semakin banyak yang membutuhkan bantuan Tiertafel.

Setiap kali datang, para majikan mengambil makanan hewan sekaligus untuk lima hari. Begitu setiap minggu. Namun, menurut Michaela Köhler, mereka tidak hanya datang karena makanan hewan saja, tetapi juga untuk menjalin kontak sosial dengan orang lain.

Di seluruh Jerman ada 25 Tiertafel. Tiap setiap tempat pembagian makanan hewan, ada 12 sampai 15 relawan yang aktif. Setiap minggunya di Tiertafel München sebanyak setengah ton makanan hewan dibagikan. Makanan itu adalah sumbangan dari orang-orang dan klinik perawatan hewan. Sumbangan lain berupa tali kekang, kandang hewan atau pohon mainan untuk kucing dan juga uang. Setiap bulannya sumbangan uang yang masuk mencapai 600 Euro atau sekitar 7 juta Rupiah. Uang itu digunakan untuk membayar sewa gedung setiap bulan dan ongkos dokter hewan.

Perlindungan hewan adalah perlindungan manusia. Ini slogan Tiertafel. Para relawan tidak hanya membagikan makanan, tetapi juga memberikan nasihat kepada para majikan yang bermasalah dengan hewan peliharaannya. Untuk itu, para relawan harus memiliki pengalaman yang cukup dengan binatang.

Anja Seiler/Ambar Braselmann

Editor: Vidi Legowo-Zipperer