1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Yunani Umumkan Langkah Penghematan

12 September 2011

Menteri Keuangan Yunani, Evangelos Venizelos hari Minggu serukan agar menghargai bantuan negara-negara Euro dan lebih mengencangkan ikat pinggang. Hari Senin, mogok massal yang memrotes penghematan berlanjut.

https://p.dw.com/p/12XX2
Foto: picture alliance/dpa

Saat di Jerman meluas dugaan bahwa Yunani tidak akan mampu membayar utangnya, Menteri Keuangan Yunani Evangelos Venizelos hari Minggu mengumumkan sejumlah upaya penghematan. Diperkirakan hingga dua milyar Euro bisa dihemat dengan penetapan pajak bumi dan bangunan yang baru, serta pengurangan upah pejabat papan atas. Kepada sesama warga Venizelos hari Minggu mengimbau agar menghargai bantuan negara-negara Euro dan lebih mengencangkan ikat pinggang.

Oli Rehn EU-Erweiterungskommissar in der Europaeischen Kommission in Sarajevo
Komisaris Uni Eropa, Oli RehnFoto: DW / Samir Huseinovic

Rencana penghematan Yunani disambut Komisaris Uni Eropa untuk urusan mata uang, Olli Rehn. Dikatakannya, para pakar IMF, Uni Eropa dan Bank Sentral Eropa, ECB, akan berkunjung ke Yunani dalam waktu dekat untuk membahas pengucuran 8 milyar Euro yang masih menjadi bagian paket penyelamatan 2010 untuk Yunani. Sebelumnya ketiga kreditor ini menyatakan ketidak puasan terhadap Yunani yang gagal memenuhi sejumlah target penghematan.

Sementara itu di Jerman, Finlandia dan Belanda kekesalan merebak terhadap negara-negara yang melanggar batas defisit dan berutang tinggi. Menteri Keuangan Belanda membicarakan kemungkinan mengeluarkan negara-negara pelanggar dari Klub Euro. Sedangkan Finlandia ingin agar Yunani memberikan jaminan dana sebelum ada pinjaman yang lebih besar. Pun di Jerman Menteri Ekonomi Philipp Roesler menunjuk kepada kemungkinan Yunani mengambil langkah default membayar utang.

Namun suara lain juga terdengar dalam perdebatan ini. Kanselir Jerman mengimbau agar bersabar menghadapi Yunani yang dengan susah payah tengah menurunkan utangnya yang mencapai 350 milyar Euro. Juga mantan ekonom Bank Sentral Eropa, Jürgen Stark mengingatkan, tidak ada negara yang betul-betul terlindungi dari dampak pergerakan pasar modal.

Stark yang Jumat lalu mengundurkan diri dari jabatannya, mengutarakan, hal serupa Yunani bisa terjadi kepada ekonomi yang lebih maju. Namun ia ingatkan, solidaritas tidak bisa berjalan satu arah, karenanya amat penting bahwa setiap negara memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan.

Griechenland George Papandreou
Perdana Menteri Yunani George PapandreouFoto: dapd

Tekad untuk itu dimiliki Perdana Menteri Yunani Giorgos Papandreou yang dalam pidato pembuka pekan perdagangan internasional di Thessaloniki mengatakan, "Kami telah memutuskan untuk berjuang. Kami berjuang untuk menghindari bencana bangkrut yang bisa melanda negara ini. Dan kami berjuang untuk tetap menjadi bagian zona Euro.“

Pidato itu secara tradisional merupakan yang terpenting di Yunani. Dampaknya tidak mengherankan, seperti di ibukota, ribuan orang dari berbagai penjuru Yunani berkumpul di lahan gedung pameran memrotes rencana pemerintahnya. Babis Polichroniadis, editor harian ekonomi „Eleftherotipia“ mengatakan, " Setiap tahun berlangsung aksi protes saat pameran ini berlangsung. Kali ini, warga menyadari akan menghadapi tahun yang lebih berat lagi, jadi logis saja bahwa protes kali ini lebih keras daripada tahun lalu.“

rtr/ape/Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk