1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

170811 Ukraine Justiz

17 Agustus 2011

Mantan Presiden Ukraina Viktor Yushchenko dihadirkan sebagai saksi dalam sidang terhadap mantan PM Julia Tymoshenko. Dalam keterangannya, Yushchenko memberatkan Tymoshenko.

https://p.dw.com/p/12IYb
Mantan Presiden Ukraina Viktor Yushchenko
Mantan Presiden Ukraina Viktor YushchenkoFoto: dapd

Telur dan botol kosong melayang ketika mantan Presiden Ukraina Yushchenko keluar dari gedung pengadilan. Para pendukung Tymoshenko berteriak menyebut Yushchenko sebagai pengkhianat.

Yushchenko sebelumnya memberatkan mantan perdana menterinya Tymoshenko. Dikatakan, Tymoshenko pada 2008 menggagalkan perundingan dengan Rusia mengenai harga gas.Yuschchenko mengatakan, "Putin menjelaskan, bahwa ia mengusulkan pada perdana menteri waktu itu harga 250 Dollar per kubik meter dan reekspor gas. Tymoshenko mengatakan tidak. Sebab itu perundingannya gagal."

Yushenko menyebutkan pula, Tymoshenko menangani sengketa gas bukan atas dasar kepentingan Ukraina, melainkan alasan politisnya sendiri.

Suatu keterangan yang disambut positif oleh kejaksaan, karena sesuai dengan tuntutan. Mantan PM Tymoshenko dituduh memutuskan sepihak kontrak gas dengan Rusia. Akibatnya, Ukraina rugi jutaan Dollar.

Yushchenko menampilkan dirinya sebagai penasihat dan pelindung kepentingan Ukraina. Ia menyangkal ikut bersalah dalam sengketa gas. Dikatakannya, pada saat itu ia tidak mengusir pulang delegasi perundingan dari Moskow. Sebaliknya menurut Yushenchenko, ia berusaha dengan segala cara agar bisa mendapatkan harga gas yang terjangkau bagi Ukraina.

Waktu itu, kata Yushchenko, ia juga menjelaskannya pada mantan pemimpin perusahaan gas Ukraina Naftogas, "Saya bilang padanya, Oleg Viktorovitch, jika kamu melihat peluang harga gas bisa ditekan hingga 235 Dollar, ayo kita lakukan. Jika tidak mungkin, kita harus mengeluarkan keputusan intern, bagaimana agar harga 250 Dollar bisa dibiayai dari anggaran. Singkatnya, kita harus mengerjakan PR kita."

Lebih lanjut Yushchenko mengatakan, Tymoshenko terburu-buru ketika menangani kontrak dengan Rusia, dan menentukan keputusan sendiri. Padahal waktu itu Ukraina masih punya cukup gas, untuk bisa bertahan hingga putaran perundingan berakhir. Namun Yushchenko tidak menjelaskan mengatakan waktu itu Eropa sempat menderita pemutusan aliran gas selama beberapa minggu dan akhirnya melakukan tekanan.

Tymoshenko menerima keterangan mantan kolaboratornya dalam Revolusi Oranye dengan wajah kaku. Ia ikut mencatat, tapi tidak melontarkan pertanyaan. Tymoshenko hanya mengatakan, semoga Tuhan mengarahkan ke jalan yang benar.

Jaksa Mychajlo Schorin menolak usulan Yushchenko agar menghadirkan Vladimir Putin dan mantan direktur Gazprom Miller sebagai saksi. "Pengadilan menangani kasus ini dalam konteks tuntutan pelanggaran. Tuntutannya adalah menyalahgunakan wewenang dan jabatan. Untuk itu tidak penting menghadirkan keterangan dari Rusia."

Pemilihan saksi hanya dari satu pihak meningkatkan kesan bahwa kasus itu merupakan perhitungan politis daripada konsekuensi hukum terhadap pemimpin oposisi Tymoshenko. Terakhir pun, direktur Gazprom Miller mengatakan bahwa Yushchenko hadir ketika ia menarik pulang delegasi perundingan dari Moskow.

Tymoshenko dituntut hukuman penjara hingga sepuluh tahun dan tidak boleh mencalonkan diri dalam pemilihan umum berikutnya.

Berbeda dengan Tymoshenko, setelah kemenangan Yanukovitch di pemilihan presiden, Yushchenko menarik diri dari kehidupan politik. Beredar kabar bahwa Yushchenko rela keluar dari politik selama ia mendapatkan kekebalan hukum.

Christina Nagel/Luky Setyarini

Editor: Marjory Linardy