1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

13 Negara Sepakat Kembangkan Populasi Harimau Alam

14 Juli 2010

Penurunan populasi Harimau alam semakin mengkhawatirkan, bahkan pada 2020, keberadaan harimau diprediksikan akan mengalami kepunahan. Kondisi ini menyebabkan negara-negara di dunia berupaya melindungi populasi harimau.

https://p.dw.com/p/OJBy
Foto: picture alliance/dpa

Habitat yang semakin kecil, berkurangnya jumlah mangsa alami, perburuan dan perdagangan ilegal, serta konflik dengan masyarakat yang menetap di sekitar kawasan harimau, merupakan beberapa penyebab semakin sedikitnya jumlah harimau di dunia. Menurut organisasi pelindung alam, WWF, populasi harimau di dunia sekarang tak sampai 3.200 ekor, 400 ekor di antaranya adalah harimau Sumatra. Tanpa upaya konservasi diprediksikan pada tahun 2020, harimau akan mengalami kepunahan.

Kini13 negara yang masih memiliki harimau, termasuk Indonesia, menggalang kekuatan untuk melindungi binatang yang semakin langka ini. Dalam pertemuan persiapan Konferensi Tingkat Tinggi penyelamatan harimau di Bali yang berakhir hari Rabu (14/07), disepakati untuk sampai 2022 melipatgandakan jumlah harimau di dunia.

Direktur Konservasi dan Keragaman Hayati pada Kementrian Kehutanan Dr. Harry Santoso menyatakan dalam rancangan Deklarasi Penyelamatan Harimau juga disepakati upaya untuk memerangi perdagangan ilegal terhadap Harimau.

Dari 9 jenis harimau di dunia, tiga diantaranya dinyatakan telah punah. Harimau Jawa dan harimau Bali termasuk di antara yang punah. Selain Indonesia, negara-negara lain yang menyepakati perlindungan harimau adalah Bangladesh, Bhutan, Cina, India, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Russia, Thailand dan Vietnam. Ke tiga belas negara ini juga akan berusaha merehabilitasi habitat harimau yang tersisa melalui upaya untuk merestorasi kawasan kritis dan menata ruang secara lestari.

Biaya program ke 13 negara untuk melindungi harimau ini, diperkirakan akan mencapai lebih dari 356 juta Dollar. Begitu menurut WWF. Termasuk di dalamnya biaya 75 juta Dollar untuk Indonesia yang menurut Dr. Harry Santoso, akan membangun 30 pusat pemulihan harimau di Sumatra, melatih tenaga kerja dan memperbaiki manajemen perlindungan harimau.

Bank Dunia telah menyatakan kesediaannya untuk memberi bantuan kepada ke 13 negara ini. Namun Direktur Program Penyelamatan Harimau pada Bank Dunia, Keshav Varma, mengakui lembaganya masih mencari skema pendanaan yang sesuai untuk mendukung program konservasi Harimau ini.

Sementara, rancangan deklarasi penyelamatan harimau alam, yang merupakan hasil dari pertemuan di Nusa Dua Bali ini, menurut rencana akan ditandatangani oleh 13 kepala negara saat Konferensi Tingkat Tinggi penyelamatan Harimau pada pertengahan September mendatang di Saint Petersburg, Rusia.

Raditya Wardhana

Editor: Edith Koesoemawiria