1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

2011: Tahun Menentukan Bagi Misi NATO di Afghanistan

14 Maret 2011

Jumat lalu, NATO memulai fase terakhir penugasan misinya di Afghanistan. Organisasi tersebut memulangkan pasukannya secara bertahap.

https://p.dw.com/p/10Z49
Warga menguburkan jenazah warga yang menjadi korban konflik di AfghanistanFoto: AP

Waktunya makin mendesak sampai jadwal penarikan pasukan asing di Afghanistan. Tahun 2014 tinggal tiga tahun lagi. Presiden Hamid Karzai mengungkapkan: "Afghanistan bekerja untuk transisi memikul tanggung jawab sendiri sampai 2014. Kami akan mengambil alih tanggung jawab penuh untuk melindungi masyarakat Afghanistan di kawasan teritorial Afghanistan. Tapi itu bukan berarti bahwa masyarakat internasional tidak lagi hadir."

Tahun 2011 menjadi tahun menentukan. Hal ini juga disadari Komandan pasukan perlindungan internasional di Afghanistan ISAF David Petraeus: "Tahun ini kami akan mulai menyerahkan keamanan ke tangan Afghanistan. Kecepatannya akan diserahkan ke pihak Afghanistan. Kami ingin meningkatkan kualitas dan kuantitas aparat keamanan Afghanistan. Kami ingin memperkuat institusi-institusi Afghanistan. Ini tidak hanya menyangkut menyerahkan tugas militer dan kepolisian. Masyarakat internasional secara keseluruhan menyerahkan tanggung jawabnya."

Sebetulnya sejak tergulingnya Taliban hampir 10 tahun lalu setiap tahun adalah tahun yang menentukan. Mula-mula bagi NATO itu menyangkut ekspor demokrasi secara cepat. Kini menyangkut bagaimana memenangkan perang tanpa konflik frontal dengan kelompok radikal Taliban dan kekuatan militan lainnya: "Kami memperkirakan kekerasan akan meningkat. Kami tahu bahwa kami menghadapi tantangan besar. Ketika kami menulis kepada para tentara apa yang berhasil dicapai dengan mitra Afganistan kami tahun lalu, kami juga mengatakan bahwa tahun 2011 akan menjadi tahun yang berat."

Komandan ISAF Petraeus saat ini memimpin lebih dari 132 ribu tentara. MItra di lapangan seluruhnya sekitar 270 ribu tentara dan polisi Afghanistan yang dididik dengan proses kilat untuk siap ditugaskan di front. Sisanya harus dipelajari di lapangan dalam perang bersama.

Konsep kemitraan ini diperdebatkan di Jerman, sejak tentara Afghanistan tanggal 18 Februari lalu dalam camp bersama menembaki rekan tentara Jermannya dan menewaskan tiga tentara Jerman. Pakar Taliban Ahmed Rashid dari Pakistan mengamati konsep barat dari sisi lain: "Bagaimana pengalihan tanggung jawab di tengah perang saudara dapat sukses? Apa arti penyerahan ini bagi perundingan perdamaian dengan Taliban? Jika Amerika Serikat tetap berusaha memenangkan perang ini hanya secara militer kita akan mengalami kegagalan dalam jangka panjang."

Ahmed Rashid juga menunjuk peranan pihak lain. Asumsinya: Perdamaian di Afghanistan tidak mungkin terwujud tanpa dukungan regional. Konsep regional yang diperlukan menurutnya tidak hanya melibatkan Pakistan tapi juga India, Iran, negara-negara Asia Tenmgah dan Rusia.

Sandra Petersmann /Dyan Kostermans

Editor : Hendra Pasuhuk