1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

24 Orang Tewas Dibantai di Irak

3 April 2010

Sedikitnya 24 orang terbunuh ketika sekawanan pria bersenjata berpakaian militer menyerbu sebuah desa di selatan kota Baghdad, Irak, hari Sabtu (03/04).

https://p.dw.com/p/Mmg4
Foto: AP

Para korban adalah keluarga yang memiliki hubungan dengan milisi anti Qaeda, demikian keterangan pemerintah Irak. Menurut keterangan kementerian dalam negeri Irak, di antara korban tewas adalah lima perempuan.

Berdasarkan hasil otopsi di RS Al Yarmuk, Baghdad barat, korban tewas ditemukan dalam keadaan patah tangan atau kaki, yang mengindikasikan penyiksaan.

“Segerombolan pria bersenjata dengan berpakaian militer dan membawa kendaraan serupa yang digunakan militer menyerbu tiga rumah di desa Sufia, wilayah Hour Rajab, membunuh sedikitnya 24 orang, termasuk lima perempuan,“ ujar pejabat kementerian dalam negeri yang enggan disebutkan namanya.

Kementerian pertahanan Irak membenarkan rincian mengenai serangan dan jumlah korban.

Lebih lanjut pejabat kementerian dalam negeri itu mengatakan, para saksi menjelaskan pada aparat keamanan bahwa para pembunuh memasuki desa sesaat sebelum tengah malam menuju Sabtu (03/04), dan melakukan pembantaian setidaknya dua jam setelahnya. Mereka mengikat para korbannya dan menembak korban di kepala atau di dada. Diyakini, serangan ini merupakan yang terparah terhadap milisi anti Qaida sejak serangan terakhir November tahun lalu yang menewaskan 13 warga suku yang anti Al Qaida di barat kota Baghdad.

“Berdasarkan informasi kami, para pembunuh merupakan anggota Al Qaida,“ ujar juru bicara keamanan Baghdad, Mayor Jenderal Qassim Atta, yang menyatakan bahwa jumlah korban tewas adalah 24 orang, 19 laki-laki dan lima perempuan. Dia menambahkan, di antara korban tewas terdapat anggota aparat keamanan.

Atta menjelaskan, 17 orang yang terkait dengan pembunuhan di desa Sufia telah ditangkap. Saat ini, menurut Atta, desa Sufia sudah diamankan. Lebih lanjut Atta menambahkan, tujuh warga sipil lainnya yang ditemukan diborgol sudah dibebaskan.

Keluarga-keluarga yang menjadi korban pembantaian adalah anggota gerakan Sahwa, yang juga dikenal oleh militer AS sebagai “Putra Irak“. Gerakan ini bergabung dengan militer AS dan Irak pada tahun 2006 dan 2007 dalam melawan Al Qaida dan simpatisannya. Aksi perlawanan terhadap Al Qaida itu memicu kekerasan dramatis yang terjadi di seluruh Irak.

Semua korban tewas hari Sabtu (03/04) adalah warga suku Jubur, yang dulunya merupakan pendukung Al Qaida dan kemudian membelot pada akhir 2007. Suku tersebut merupakan suku mayoritas di desa Sufia, wilayah pertanian Hour Rajab di pinggiran kota Baghdad.

Otoritas gerakan Sahwa dialihkan dari militer AS ke pemerintah Irak mulai Oktober 2008 hingga Januari 2009. Upah mereka, disebutkan, dipotong dari 300 Dollar AS menjadi 100 Dollar. Terkadang oleh pemerintah Irak pembayaran upah mereka terlambat. Para anggota Sahwa merupakan sasaran teratur Al Qaida, yang terus aktif di Irak.

Meski frekuensi serangan di Irak merosot drastis sejak puncaknya pada tahun 2006 dan 2007, terdapat 367 warga Irak yang tewas akibat kekerasan. Ini merupakan jumlah tertinggi dalam tahun ini.

Aksi kekerasan hari Sabtu (03/04) terjadi ketika dua kubu politik terbesar Irak, Koalisi Al Irakiyah pimpinan Iyad Allawi dan Aliansi Negara Hukum pimpinan Nuri al Maliki, berunding a lot dalam membentuk pemerintahan koalisi, sebulan setelah pemilihan parlemen.

Baik militer Amerika Serikat dan Irak sebelumnya sudah memperingatkan adanya kemungkinan panjangnya masa perundingan pembentukan pemerintahan koalisi yang dapat memberikan peluang bagi kelompok perlawanan untuk membuat Irak tidak stabil.

LS/AN/afp/dpa