1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

25 Tahun Bencana Atom Chernobyl

26 April 2011

Gambaran mengerikan dari bencana atom di Chernobyl, tepat 25 tahun setelah terjadinya kecelakaan, masih melekat dalam ingatan para korban.

https://p.dw.com/p/1140A
CORRECTS DATE - Ukrainians hold candles commemorating the 25th anniversary of the Chernobyl nuclear disaster in the capital city of Kiev,Tuesday, April 26, 2011. Ukraine marked the 25th anniversary since the Chernobyl power station exploded in the world's worst nuclear accident, endangering hundreds of thousands of lives and contaminating pristine forests and farmland. (AP Photo/Sergei Chuzavkov)
Upcara peringatan 25 tahun bencana nuklir Chernobyl.Foto: AP

Tepat 25 tahun lalu, tanggal 26 April 1986 pukul satu lewat 23 menit, reaktor atom nomor empat di Chernobyl meledak. Debu radioaktif terlontar ribuan meter ke atmosfir dan menyebar cepat ke kawasan amat luas hingga ke republik tetangga di Uni Sovyet yakni Belarusia dan Rusia dan ke kawasan lain di Eropa barat. Pemerintah pusat di Moskow ketika itu, baru mengetahui adanya bencana atom di Chernobyl tiga hari kemudian, lewat laporan dari kantor berita resmi TASS. Akibat langsung dari ledakan reaktor, dua orang tewas seketika dan 28 lainnya meninggal dalam jangka waktu sebulan akibat paparan radioaktif dosis tinggi.

Manajemen krisis dari pemerintah komunis Uni Sovyet ketika itu juga amat buruk. Komisi pemerintah memutuskan, menimbun reaktor nuklir yang meledak dengan material curah yang mengandung timah hitam lewat udara. Lapisan pelindung itu dimaksudkan untuk menghentikan kebocoran unsur radioaktif. Untuk operasinya diperlukan segera ratusan pekerja.

Nikolaj Bosyj, yang pada saat kecelakaan atom Chernobyl berusia 44 tahun dan menjabat sebagai perwira militer, tentu saja berkewajiban melancarkan aksi memerangi bencana reaktor atom tsb. Bosyj mengenang bagaimana cara pemerintah Uni Sovyet merekrut pekerja bagi penanggulangan kecelakaan atom Chernobyl. 28 April sekitar 350 orang diambil begitu saja dari Kiev. Mereka diberi seragam militer dan dipaksa dibawa ke Chernobyl. Mereka diharuskan memuat karung ke dalam helikopter. Saya diperintahkan mengawasi mereka. Ketika mereka dipindahkan, segera ditetapkan situasi darurat perang. Kami bekerja 16 jam sehari hingga kepayahan, katanya lebih lanjut.

Berapa banyak korban tewas akibat dampak paparan unsur radioaktif dosis tinggi, hingga kini tidak ada data yang dapat diandalkan. Taksiran menyebutkan antara 10.000 hingga 100.000 orang tewas sebagai dampak bencana atom Chernobyl. Korban terutama jatuh di kalangan petugas yang dijuluki sebagai “likuidator“ yang jumlahnya sekitar 600.000 orang, dan ditugasi menanggulangi serta membersihkan kawasan sekitar reaktor atom yang meledak. Kebanyakan petugas likuidator itu adalah serdadu muda. Hingga kini diperkirakan 90 persen diantara mereka mengidap penyakit berat akibat paparan unsur radioaktif.

25 tahun setelah kecelakaan atom terhebat dalam sejarah energi nuklir itu, paparan radioaktif masih terus bocor menembus lapisan pelindung beton tebal yang disebut “sarkophagus“. Paparan radioaktifnya sekitar 100 kali lipat dari ambang batas aman. Pakar atom dari organisasi pelindung lingkungan Greenpeace, Heinz Smital mengungkapkan : "Paparannya bukan dari tanah, tapi dari reaktor, langsung menembus beton setebal beberapa meter.“

Sarkophagus beton pelindung reaktor atom yang meledak itu dilaporkan mulai retak-retak. Masyarakat internasional dalam konferensi Chernobyl belum lama ini, menjanjikan bantuan senilai 550 juta Euro untuk pembangunan selubung beton baru. Pemerintah di Kiev menyebutkan, diperlukan anggaran 1,5 milyar Euro untuk pengamanan kawasan bencana atom Chernobyl. Warisan paparan unsur radioaktif dari Chernobyl dipastikan akan terus membebani generasi mendatang hingga ribuan tahun ke depan, dan akan tetap menjadi masalah internasional.

Agus Setiawan/dpa/rtr/afp/dw

Editor : Dyan Kostermans