1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Hari Persahabatan Sedunia: Terkoneksi Tapi Kesepian?

30 Juli 2020

Dengan adanya kemajuan teknologi dan media sosial, kelihatannya makin mudah menjalin persahabatan. Tapi benarkah demikian? Bagaimana perkembangan teknologi komunikasi mengubah persahabatan?

https://p.dw.com/p/3g7Wo
Empat anak menyatukan tangan dan mengusung bola dunia sebagai simbol persahabatan
Foto ilustrasi persahabatanFoto: Fotolia/DragonImages

30 Juli dirayakan sebagai Hari Persahabatan Sedunia. Di media sosial, yang disebut teman atau follower dari seseorang jumlahnya bisa mencapai ribuan. Terutama kaum muda menggunakan berbagai fasilitas yang ada. Bagaimana perkembangan ini memengaruhi makna "persahabatan" dari masa ke masa?

''Persahabatan tidak selalu berarti persahabatan'', kata psikolog Anna Schneider dari Sekolah Tinggi Fresenius di Köln, Jerman. Karena teman yang kita dapatkan di media sosial sebagian besar dipengaruhi oleh model bisnis aplikasi yang kita pakai, lanjutnya.

oto empat anak muda berpegangan tangan
Persahabatan yang sebenarnya juga membutuhkan pertemuan dan kontak fisikFoto: Fotolia/Liv Friis-larsen

Di era digital masa kini, makna persahabatan sebenarnya tidak banyak berubah dari masa lalu, kata Anna Schneider. Yang berbeda adalah kemungkinan-kemungkinan yang kita miliki sekarang. Karena media sosial bisa membantu kita memelihara jalinan persahabatan.

Terkoneksi di media sosial, tapi hanya persahabatan di permukaan saja

Instagram dan sejenisnya bisa memudahkan kita memelihara persahabatan melampaui batasan jarak. Tanda seperti ''likes" atau simbol jempol dan emoji berupa hati bisa menjadi simbol yang bermakna bagi pengguna media sosial, kata Anna Schneider yang meneliti tentang makna persahabatan di era digital.

Tapi dia mengatakan, simbol-simbol emoji saja tidak akan cukup untuk memelihara persahabatan. Simbol-simbol itu bisa membuat kita seperti merasa menjadi bagian dari suatu kumpulan besar, namun sebenarnya itu hanyalah hubungan yang ada di permukaan saja.

"Misalnya kalau kita perlu teman untuk membantu kita pindah rumah, kita tidak bisa lagi mengandalkan teman-teman online ini”, kata Anna Schneider.

Foto dua orang duduk dipantai dan bercakap-cakap saat matahari terbenam
Teman yang sebenarnya adalah mereka yang bisa diandalkan ketika bantuannya dibutuhkanFoto: Imago Images/Panthermedia/A. Guillem

Rata-rata pengguna Facebook hanya punya 4 sahabat dekat

Penggunaan sebutan "teman” di dunia maya memang sangat berbeda dengan di dunia nyata, kata peneliti Inggris Robin Dunbar dari Oxford University. Hasil penelitian yang dilakukannya tahun 2016 menunjukkan bahwa pengguna Facebook rata-rata hanya punya empat teman online yang benar-benar dilihatnya sebagai sahabat dekat.

"Persahabatan yang sebenarnya punya makna pertemuan dan kedekatan”, kata psikolog Anna Schneider. ''Bagaimana orang bisa membangun hubungan seperti itu dengan ratusan orang seperti halnya teman di media sosial?”

Orang misalnya kadang-kadang perlu pelukan seorang sahabat, perlu pertemuan fisik untuk bisa mengetahui bagaimana keadaan jiwa sang sahabat. "Pembicaraan online seperti lewat Skype tidak akan pernah bisa menggantikan pertemuan pribadi”, dia menjelaskan.

Dia sendiri yakin, makna persahabatan masa kini tidak berbeda jauh dengan masa lalu. ''Hanya saja, persahabatan masa kini memang dijalani dan dialami dengan cara lain". Karena sekarang, kita bisa tetap berhubungan dengan anggota keluarga dan sahabat-sahabat sekalipun terpisah oleh jarak. Percakapan telepon dengan video misalnya, sekarang menjadi alat penting untuk tetap menjalin hubungan.

hp/pkp   (dpa)