1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

8 Tahun Terakhir Rekor Terpanas yang Pernah Tercatat

11 Januari 2023

Laporan terbaru pemantau iklim Uni Eropa mencatat adanya suhu ekstrem di Eropa, Timur Tengah, Cina, Asia Tengah, dan Afrika utara. Eropa secara keseluruhan juga mencatat rekor tahun terpanas kedua pada tahun lalu.

https://p.dw.com/p/4LzrP
DW Sendung Eco Africa | Urban ventilation
Foto: DW

Delapan tahun terakhir menjadi rekor terpanas yang pernah tercatat di Eropa dan dunia, kata layanan pemantauan iklim Uni Eropa dalam laporan tahunannya pada Selasa (10/01).

Layanan Perubahan Iklim Copernicus (C3S) mengatakan Desember 2022 adalah yang terhangat ketujuh di Eropa sejak pencatatan dimulai. Eropa secara keseluruhan juga mencatat tahun terpanas kedua tahun lalu.

Ahli klimatologi biasanya menggunakan periode referensi, untuk membuat 'normal iklim' yang mewakili apa yang dapat dianggap sebagai iklim tipikal untuk periode tersebut. Laporan baru ini menggunakan periode 1991-2020 sebagai referensi utama.

"Konsentrasi atmosfer terus meningkat tanpa ada tanda-tanda melambat," kata Vincent-Henri Peuch, kepala Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus. 

Suhu ekstrem di seluruh dunia

"2022 adalah satu lagi tahun iklim ekstrem di seluruh Eropa dan global," kata Samantha Burgess, wakil kepala layanan perubahan iklim.

"Peristiwa ini menyoroti bahwa kita sudah mengalami konsekuensi yang menghancurkan dari pemanasan dunia kita," tambahnya.

Tahun 2022 adalah yang terpanas kelima secara global sejak pencatatan dimulai, dengan urutan awalnya 2016, 2020, 2019, dan 2017. Sementara, C3S mengatakan bahwa delapan tahun terakhir adalah delapan rekor terpanas.

Inggris, Prancis, Spanyol, dan Italia mencetak rekor suhu rata-rata baru untuk tahun 2022. Sementara Timur Tengah, Cina, Asia Tengah, dan Afrika utara juga mengalami tingkat panas yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Daerah kutub juga catat suhu hangat

Stasiun Vostok, salah satu stasiun penelitian paling terpencil di dunia yang di Antartika, mencatat suhu terpanas tahun lalu dalam 65 tahun sejarahnya pada minus 17,7 derajat Celcius.

Di sisi lain, Greenland mengalami suhu 8 derajat Celcius, lebih tinggi dari rata-rata, pada September 2022. Hal ini menyebabkan hilangnya es secara luas dan kenaikan permukaan laut global.

Konsentrasi gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana, yang masing-masing bertahan di atmosfer hingga 1.000 tahun dan satu dekade, juga terus meningkat ke tingkat rekor.

Pembakaran bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik atau untuk transportasi merupakan salah satu pendorong utama pemanasan global.

Uni Eropa berkomitmen untuk membatasi pemanasan bumi hingga 1,5 derajat Celcius dibandingkan dengan tingkat pra-industri sesuai Perjanjian Iklim Paris.

pkp/hp (AFP, Reuters)