1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Abbas Dikritik Setujui Tunda Pemungutan Suara "Laporan Goldstone"

5 Oktober 2009

September lalu PBB keluarkan laporan pelanggaran HAM selama perang Gaza. Jumat lalu (2/10) Dewan HAM PBB di Jenewa menunda enam bulan pemungutan suara untuk sebuah resolusi berkaitan dengan laporan pelanggaran HAM itu.

https://p.dw.com/p/JyXx
Presiden Palestina Mahmoud AbbasFoto: AP

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dituding berada di balik penundaan pemungutan suara di Komisi HAM PBB mengenai yang dinamakan laporan Goldstone hari Jumat pekan lalu (02/10) di Jenewa. Masyarakat Palestina kaget dan marah menanggapi keputusan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk menyetujui penundaan setengah tahun. Abbas dituduh mendapat tekanan masif pemerintah Amerika Serikat untuk menyetujui tuntutan dari Washington. Ia diharapkan tidak menindaklanjuti laporan PBB mengenai dugaan kejahatan perang yang dilakukan angkatan bersenjata Israel dan juga oleh Hamas selama Perang Gaza pada pergantian tahun ini. Demikian dilaporkan berbagai harian Israel dan Palestina.

Menanggapi hal itu seorang pejalan kaki di Ramallah di Tepi Barat tidak menyembunyikan kemarahannya: „Keputusan pemerintahan otonomi Palestina mengecewakan dan meremehkan laporan Goldstone yang hendak menuntut kasus kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan pendudukan terhadap rakyat Palestina." Seorang pejalan kaki Palestina lainnya mengatakan: „Selalu dilakukan tekanan dan kami tidak mendapat imbalan apa pun juga. Pemerintahan otonomi Palestina ditekan. Tetapi Israel tidak pernah mendapat tekanan."

Barak Obama und Mahmoud Abbas
Presiden AS Barack Obama (kiri) dan Mahmoud AbbasFoto: picture-alliance/ dpa

Kesalahan yang tidak dapat dimaafkan

Abbas telah mengambil keputusan tanpa merembukkannya dengan pimpinan PLO maupun dengan Perdana Menteri Salam Fayyad. Demikian menurut laporan Amira Hass, korensponden Palestina yang terkemuka pada harian Israel „Haaretz".

Tidak lama menjelang pemungutan suara Komisi HAM PBB, Konsul Jenderal AS di Yerusalem dilaporkan mencari Mahmoud Abbas dan menyampaikan pesan jelas Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, yaitu: Abbas hendaknya tidak menindaklanjuti laporan Goldstone.

Di kubunya sendiri, Presiden Palestina dikritik habis-habisan. Para komentator Palestina menyebut langkah itu sebagai "kesalahan yang tidak dapat dimaafkan". Anggota parlemen Palestina Mustafa Barghouti mengatakan: „Ini sesungguhnya tidak dapat dibenarkan. Ini menimbulkan frustrasi dan mengecewakan. Pada Dewan HAM PBB terdapat mayoritas yang akan menyetujui resolusi berdasarkan laporan itu. Laporan ini sebenarnya dapat menghapuskan perasaan bahwa Israel imun atas hukum internasional dan laporan itu dapat menyeret Israel untuk mempertanggunjawabkan kejahatan perang yang dilakukannya di Gaza."

Barack Obama trifft auf Benjamin Netanyahu und Mahmoud Abbas
Obama, PM Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Abbas di New York (22/09)Foto: AP

Israel tidak perlu lakukan penyidikan sendiri

Dalam sebuah pernyataan bersama sejumlah organisasi HAM Palestina menyimpulkan, melalui keputusannya itu reputasi Mahmoud Abbas jelas menurun di semua kubu politik dalam negeri. Bill van Esveld dari Human Rughts Watch di Yerusalem: „Apa yang sebenarnya dilakukan AS adalah mengirimkan sinyal kuat yang menunjukkan bahwa Israel tidak perlu melakukan penyidikan sendiri karena itulah yang disarankan oleh laporan Goldstone."

Sebelum pemungutan suara dalam Komisi HAM PBB mengenai laporan Goldstone, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanjahu mengancam akan menghentikan semua pembicaraan dengan Presiden Palestina jika Abbas mendukung laporan yang diberi nama menurut nama hakim Goldstone itu.

Clemens Verenkotte/Christa Saloh

Editor: Dyan Kostermans