1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konflik Agama di Aceh, Gereja Dibakar

14 Oktober 2015

Konflik mengatasnamakan agama di Aceh menyebabkan seorang tewas dan sebuah gereja hangus dibakar ratusan orang. Bentrokan dipicu sengketa ijin mendirikan bangunan gereja di kawasan itu.

https://p.dw.com/p/1Gnaf
Indonesien Aceh Singkil Kirche Brandanschlag verbrannt Feuer Brandstiftung Kampf Christen Muslime
Foto: picture-alliance/dpa/H.Simanjuntak

Kerusuhan pecah setelah massa yang terdiri dari sekitar 600 orang membakar sebuah gereja Protestan dan bergerak ke gereja kedua. Demikian keterangan Kepala Kepolisian Aceh Husein Hamidi kepada wartawan Di sana mereka dihadang sekelompok warga Kristen yang sudah siap siaga bersama polisi dan militer.

Dalam bentrokan seorang tewas akibat terkena tembakan, sementara empat lainnya cedera akibat lemparan batu. Polisi dan tentara dikerahkan untuk mengatasi bentrokan, dan salah seorang yang cedera adalah anggota militer. Demikian keterangan Kapolda Hamidi. Wawancara dengan Hamidi juga bisa diikuti dalam rangkaian berita lewat tautan YouTube berikut.

Menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, setiap gereja di kawasan Aceh selatan sudah dijaga militer dan polisi. Namun karena jumlah gereja banyak dan aparat terbatas, hanya 20 aparat keamanan ditempatkan di tiap gereja, sementara kelompok yang menyerang jumlahnya ratusan orang

Bentrokan menyusul demonstrasi pekan lalu

Bentrokan terjadi menyusul demonstrasi yang terjadi pekan lalu, di mana sekelompok remaja Muslim menuntut pemerintah lokal membongkar sejumlah gereja yang menurut mereka didirikan dan beroperasi secara ilegal karena tidak memiliki surat izin bangunan. Pemerintah lokal sudah menyatakan akan menangani masalah dengan membongkar 21 gereja.

Indonesien Aceh Singkil Kirche Brandanschlag verbrannt Feuer Brandstiftung Kampf Christen Muslime
Gereja yang dibakar massa di Aceh Singkil, 13 Oktober 2015Foto: picture-alliance/dpa/Str

"Tetapi ketegangan yang sudah berlangsung sejak pekan lalu kemudian pecah menjadi aksi kekerasan, setelah sekelompok orang memutuskan mengambil langkah sendiri atas gereja-gereja tersebut", ujar Kepala Kepolisian Aceh Husein Hamidi. Sekarang situasi sudah mulai tenang, dan aparat keamanan menahan 30 orang untuk dimintai keterangan, ditambahkan Hamidi.

Selasa (13/10) malam Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan, pembakaran gereja di Aceh adalah aksi yang sudah direncanakan. Orang-orang yang ditahan masih diperiksa keterlibatannya, kata Kapolri. Ia berjanji, akan mengambil tindakan tegas.

Netizen kecam insiden

Lewat Twitter Netizen memberikan komentar sinis bagi orang-orang yang tidak toleran.

Sementara itu, kelompok HAM Imparsial yang berkantor di Jakarta mengecam peristiwa pembakaran rumah ibadah, baik gereja maupun mesjid. Demikian dinyatakan direktur eksekutif Poengky Indarti. Ditegaskannya, Imparsial sangat cemas akibat tindakan kelompok-kelompok ekstrim yang mengatasnamakan agama.

Serangan terhadap rumah ibadah sudah terjadi di waktu-waktu lalu. Juli lalu sebuah mesjid dibakar massa di Papua, yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.

ml/as (afp, Jakarta Globe, Twitter, YouTube)