1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Adakah Perubahan Sejak Pelonggaran Blokade Gaza?

6 Juli 2010

Israel melonggarkan lebih jauh lagi blokadenya atas Jalur Gaza. Penyebabnya, tekanan kritik internasional. Tetapi penduduk Jalur Gaza sendiri hanya memperoleh sedikit keuntungan.

https://p.dw.com/p/OBgU
Seorang supir truk asal Israel melalui sederetan truk yang akan membawa pasokan ke Jalur Gaza lewat Kerem Shalom (21/06).Foto: AP

Dengan keringat bercucuran dan dilumuri debu, pekerja, pada apa yang disebut industri terowongan, duduk di depan salah satu terowongan yang menghubungkan Mesir dan kawasan Palestina yang berlokasi di Rafah, di bagian selatan Jalur Gaza.

Menurut perkiraan, terdapat lebih dari 1.000 terowongan yang membentuk jaringan bawah tanah yang menghubungkan kedua wilayah itu. Sejak Israel melonggarkan blokade, penggunaan dan pekerjaan pada terowongan berkurang. Demikian dikatakan salah seorang pekerja yang bernama Abu Ahmad.

Flash-Galerie Palästinenser Alltag in Gaza
Seorang pekerja Palestinian beristirahat di dalam terowongan yang digunakan untuk menyelundupkan barang antara Mesir dan Rafah (30/12/2009).Foto: AP

Impor Coca Cola

Para pekerja mengatakan, terutama bahan pangan, tekstil dan obat-obatan disalurkan melalui terowongan ke Jalur Gaza. Tetapi sekarang banyak dari barang-barang ini, dalam jumlah terbatas, secara resmi diangkut dengan truk lewat pintu perbatasan Kerem Shalom. Tetapi ketika Jalur Gaza masih diblokade sepenuhnya pun, warga tidak kekurangan produk-produk tersebut. Pekerja terowongan lainnya, Saed Atallah, menyebut impor Coca Cola sebagai contohnya.

Lockerung der Gaza Blockaden
Seorang pekerja Israel memeriksa barang-barang yang akan diangkut ke Jalur Gaza di Kerem Shalom, Israel selatan (21/06).Foto: AP

Atallah mengatakan, "Saya sama sekali tidak melihat pelonggaran blokade. Sekarang malah tambah terbatas dan sulit daripada sebelumnya. Sebelumnya tidak ada keraguan, bahwa ada blokade. Sekarang pemerintah Israel menyatakan blokade dilonggarkan, tetapi yang boleh disalurkan hanya sejumlah kecil Coca Cola. Di Jalur Gaza ada 30 sampai 40 penyalur. Jika setiap pedagang memperoleh pasokan sebanyak satu truk, siapa yang akan membelinya?"

Tidak Menguntungkan Ekonomi

Perekonomia swasta di Jalur Gaza yang menyediakan sekitar 50% lapangan kerja bagi seluruh wilayah itu sebelum blokade dimulai empat tahun lalu, sekarang beroperasi hanya dengan kapasitas minimal. Dari pelonggaran blokade mereka hampir tidak memperoleh keuntungan sama sekali. Demikian perkiraan persatuan pengusaha Palestina di Gaza City.

Seorang anggota dewan pimpinannya, Nabil Abu Muaileq menjelaskan, pasokan bahan pangan, pakaian dan obat-obatan tidak akan memberikan kontribusi bagi pembangunan kembali Jalur Gaza, yang sangat dibutuhkan. Pemasokan bahan yang diperlukan untuk mendirikan kembali 5.000 rumah yang hancur dan memperbaiki 20.000 yang rusak tidak diijinkan oleh Israel.

Yang Dibutuhkan

Mann auf den Trümmern seines Hauses in Gaza
Seorang pria berdiri di atas reruntuhan rumahnya di Jalur Gaza.Foto: Bettina Marx

Nabil Abu Muaileq dari persatuan pengusaha mengatakan, "Jika kita membicarakan pembangunan rumah, ada tiga bahan yang paling penting, yaitu semen, besi dan batu-batu untuk membuat beton, supaya Gaza dapat kembali dibangun. Jika Gaza dibangun lagi, orang perlu benda-benda lain di samping semen. Orang perlu ubin, pintu-pintu, jendela, kaca, komputer, meja kerja dan semua keperluan insinyur. Intinya, semen yang nomor satu, setelah itu masih ada lagi yang diperlukan."

Sejak bertahun-tahun yang lalu, pasokan semen diangkut dari Mesir ke Jalur Gaza lewat terowongan. Tetapi harganya sangat tinggi, sehingga baik pengusaha maupun warga biasa tidak mampu memenuhi kebutuhannya.

Clemens Verenkotte/Marjory Linardy

Editor: Agus Setiawan