1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Adu Mulut Jelang Duel Maut

10 April 2012

Perebutan gelar juara Bundesliga tidak hanya terjadi di lapangan hijau. Jauh sebelum duel klub Dortmund dan München, serangan "verbal" sudah dimulai.

https://p.dw.com/p/14aAb
Foto: Getty Images

Jika membahas tema "serangan" yang berkaitan dengan klub Bayern München akhir-akhir ini, maka yang dimaksud bukanlah pemburu gol Mario Gomez dan rekan-rekan setimnya. Melainkan "seni" serangan verbal yang sudah menjadi ciri khas München dalam usaha mengintimidasi setiap lawannya. Namun, justru sang pimpinan "serangan", ketua klub Bayern München Uli Hoeneß, tidak mengeluarkan pernyataan kontroversial jelang duel menentukan antara dua klub peringkat teratas Bundesliga, München dan Borussia Dortmund. Apakah strategi perang psikologis Bayern telah berakhir?

Dortmund tidak terpengaruh

Sepertinya tidak. "Kami ingin kembali memuncaki klasemen!", tuntut kapten Bayern Philipp Lahm. Mario Gomez bahkan sudah berencana lebih jauh lagi: "Kami berada di posisi yang kami inginkan. Kami bisa menjadi juara dengan kekuatan sendiri." Tetapi, sikap percaya diri Bayern paling ditegaskan oleh direktur olahraga klub Christian Nerlinger: "Kami berangkat dengan penuh keyakinan ke Dortmund." Kalimat-kalimat seperti itulah yang biasanya terdengar dari Uli Hoeneß jelang pertandingan penting Bayern München. Tujuannya menjadikan lawan merasa ragu akan kemampuannya.

Dortmund menanggapinya dengan santai. Ketua klub Borussia Hans-Joachim Watzke yakin, pemainnya tidak sedikitpun terpengaruh omongan para petinggi München. Menurut Watzke, "Perang psikologis tidak ada gunanya dan kekanak-kanakan sekali." Namun, ini tidak berarti para pemain Dortmund juga tidak melakukannya. "Jika kami menang, saya rasa kami tidak bisa tertahankan lagi", ujar Mats Hummels. Pemain Ilkay Gündogan yang tengah berada di puncak permainannya menambahkan: "Saat ini kami yang unggul. Jadi Bayern yang harus memperhatikan kami. Kami hanya berkonsenstrasi pada permainan kami sendiri."

Deutschland Fußball Bundesliga Borussia Dortmund gegen Eintracht Frankfurt
Pemain Dortmund Mats HummelsFoto: dapd

"El Clasico" ala Bundesliga

Adu mulut kedua klub mengabaikan satu fakta: Duel antara peringkat satu (Dortmund) dan peringkat dua (München) Rabu (11/4) hanya akan menjadi salah satu faktor penentu juara Bundesliga musim ini. Jika Borussia menang, München tertinggal 6 poin. Tim asuhan Jürgen Klopp tidak terkalahkan dalam 23 pertandingan terakhir. Tiga pertemuan terakhir melawan Bayern juga dimenangkan Dortmund. Masalahnya, setelah pertandingan Rabu (11/4) masih ada 12 poin yang diperebutkan. Jadi berita sensasi di media-media Jerman tentang duel Dortmund-München yang mengingatkan pada "El Clasico" antara Real Madrid dan FC Barcelona rasanya berlebihan.

Sepakbola Jerman seakan melupakan, bahwa di hari pertandingan ke 30 ini masih ada 8 partai lain. Tidak kalah seru adalah pertemuan Hertha BSC dan SC Freiburg serta Mainz 05 yang berhadapan dengan FC Köln. Kedua pertandingan ini menentukan nasib tim di liga utama. Freiburg tengah berada di atas angin, Mainz sesekali masih menang. Namun, Berlin dan Köln kritis. Di Hamburg juga terasa situasi yang tak kalah serius. Jelang pertandingan melawan Hoffenheim, pelatih Thorsten Fink mengatakan: "Tim sepertinya mulai paham. Kami harus bisa meraih poin kembali."

Fußball Bundesliga 23. Spieltag 1. FC Köln - Bayer 04 Leverkusen
Pemain FC Köln Lukas PodolskiFoto: picture-alliance/dpa

Perebutan tiket Liga Eropa

Poin penuh juga penting bagi tim yang ingin berlaga di kancah internasional. Dortmund, München dan Schalke hampir bisa dipastikan akan bertarung di arena Liga Champions. Begitu juga Mönchengladbach yang sepertinya akan lolos ke babak kualifikasi Liga Champions. Namun, klub mana yang mendapat tiket ke Liga Eropa masih belum jelas. Stuttgart, Leverkusen, Bremen, Hannover dan Wolfsburg punya peluang sama. Hanya ada tiga tiket yang tersedia. Jadi Bundesliga pekan ini masih memiliki banyak pertandingan seru lain, tidak hanya duel dua tim teratas.

Joscha Weber / Vidi Legowo-Zipperer