1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Afghanistan Tiba-Tiba jadi Negara Aman?

Florian Weigand
27 Oktober 2015

Tekanan pengungsi membuat politik di Jerman mengkategorikan Afghanistan sebagai negara aman. Sebuah kegilaan yang lepas dari realita. Opini Florian Weigand

https://p.dw.com/p/1GusC
Afghanistan Gegenoffensive nach Einnahme Kundus durch Taliban
Foto: Reuters

Berita menakutkan yang kini beredar: Jerman akan mengusir massal pengungsi yang ditolak permohonan suakanya. Sekitar 7.200 pengungsi asal Afghanistan termasuk diantaranya, karena tokoh politik di Jerman kini mengkategorikan Afghanistan sebagai negara aman.

Memang harus diakui, ada yang memohon suaka tanpa benar-benar terancam bahaya maut, dan hanya sekedar untuk memperbaiki taraf ekonomi. Tapi siapapun tahu, tanpa bimbang dan ragu, bahwa di Afghanistan mengancam bahaya maut. Orang tidak perlu jadi aktifis politik atau pekerja NGO yang dibiayai luar negeri untuk jadi target pembunuhan. Seorang perempuan yang kuliah saja sudah cukup jadi alasan menumpahkan darah.

Tentu saja politik Jerman juga tahu situasinya. Tapi arah dari pengetatan hak bermukim di Jerman tidak memandang masalah etnis, melainkan murni masalah logistik dan adminstratif. Menghadapi tekanan arus pengungsi, Jerman sudah kewalahan. Solusi, juga yang paling drastis, jadi makin populer. Dengan latar belakang ini, kelihatannya jadi logis untuk menetapkan negara yang berbahaya seperti Afghanistan, menjadi kawasan yang "relatif" aman. Agar dengan tenang, pengungsi dapat dideportasi.

Kommentarbild App
Florian Weigand kepala redaksi Afghanistan DW

Pertanyaannya, di mana kawasan "relatif" aman itu? Taliban menguasi hampir seluruh Afghanistan. Kini hanya tinggal noktah kecil yang bisa dianggap "relatif aman". Kunduz? Kota yang bekas markas tentara Jerman dalam penugasan ISAF, dulu dapat dianggap 'relatif" aman. Tapi baru-baru ini dalam tempo singkat bisa jatuh ke tangan Taliban. Ibukota Kabul? Bahkan di zona keamanan paling ketat sekalipun, seperti gedung parlemen dan hotel mewah Serena, terbukti Taliban bisa beraksi lancarkan serangan pembunuhan.

Bahkan secara resmi Menteri Urusan Pengungsi Sayyed Hussain Alemi Balkhi mengatakan dalam wawancara dengan DW, Eropa harus memperhatikan situasi di Afghanistan, dan jangan sekali-kali mengusir pulang pengungsi ke Afghanistan. Ini ibaratnya pengakuan bangkrut dari pemerintah di Kabul. Tapi di balik itu, juga terdapat tudingan terhadap Barat, yang bersalah memicu situasi semacam ini. Karena Barat tidak menepati janjinya untuk memberikan dana bantuan serta pembangunan. Singkatnya, Afghanistan tetap berstatus berbahaya, maut mengancam di mana-mana, sulit diprediksi dan di segala lini aparat tidak berfungsi.