1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bongkar Borok Pertamina, Ahok Dihujani Serangan Balik

Detik News
16 September 2020

Pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok soal borok Pertamina sontak membuat banyak pihak geram. Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade meminta Presiden Jokowi copot Ahok karena buat gaduh.

https://p.dw.com/p/3iWxt
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja PurnamaFoto: picture-alliance/Pacific Press/Kuncoro Widyo Rumpoko

Baru-baru ini Komisaris Utama Pertamina BasukI Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mengungkap kebobrokan di dalam direksi PT Pertamina Persero. Ahok menyebut Pertamina memiliki kebiasaan mencari pinjaman terus, padahal sudah memiliki utang 16 miliar dolar AS.

"Minjam duit sudah ngutang US$ 16 miliar, tiap kali otaknya minjam duit terus nih saya sudah kesal ini. Minjam duit terus, mau akuisisi terus. Saya bilang tidak berpikir untuk eksplorasi, kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi punya minyak, punya gas. Ngapain di luar negeri? Ini jangan-jangan ada komisi ini, beli-beli minyak ini," ucap Ahok dengan nada tingginya.

Ahok juga menyebut ingin mengaudit proyek-proyek kilang Pertamina. Dia ingin bertanya langsung ke direksi, berapa investor yang sudah tertarik dan kenapa malah didiamkan begitu saja.

Selain itu, menurut Ahok, dirinya sebagai Komisaris Utama tidak mengetahui perubahan posisi direksi Pertamina. Pasalnya, dalam melakukan perubahan tersebut, direksi langsung melobi menteri.

Serangan balik

Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade meminta Presiden Jokowi mencopot Ahok karena kegaduhan yang ditimbulkan. Komisi VI DPR merupakan mitra kerja perusahaan-perusahaan BUMN, salah satunya Pertamina.

"Statement-statement Pak Ahok ini membuat gaduhdan cenderung tanpa dasar. Saya paham Pak Ahok butuh panggung, tapi tolong jangan menimbulkan citra negatif untuk Pertamina. Jangan kebanyakan bacot, apalagi Pak Ahok orang dalam Pertamina," kata Andre kepada wartawan, Rabu (16/09).

Andre menjelaskan beberapa statement Ahok yang dinilainya tanpa dasar, seperti mengatakan bahwa Pertamina lebih suka beli blok migas di luar negeri daripada eksplorasi dalam negeri. Faktanya, kata Wakil Rakyat Sumbar itu, banyak eksplorasi dalam negeri yang telah dilakukan Pertamina.

"Statement Pak Ahok ini tidak benar. Dalam data yang kami miliki dalam rangka menambah produksi di hulu, pada tahun 2019 Pertamina melakukan pengeboran sekitar 240 sumur eksplorasi dan eksploitasi dengan 800 work over. Lebih dari 60% investasi di Pertamina adalah untuk hulu migas. Bahkan, untuk menambah cadangan, sepanjang tahun 2019 Pertamina melakukan studi seismik di 35 cekungan dengan panjang 31.114 km. Studi seismik yang dilakukan Pertamina ini merupakan studi seismik terpanjang di Asia Tenggara dalam waktu 10 tahun terakhir," paparnya. 

Pakar soroti gaya komunikasi Ahok

Pengamat BUMN yang juga mantan sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menilai apa yang dibicarakan Ahok dalam video yang diunggah akun YouTube POIN pada Senin (14/09) tersebut merupakan tugasnya sebagai seorang komut.

Said menjelaskan, Ahok merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah. Artinya seharusnya yang melakukan lobi-lobi ke menteri adalah Ahok. Jika malah direksi yang melakukan lobi-lobi seharusnya Ahok memiliki wewenang untuk menindak direksi tersebut.

Sementara di mata Pengamat Politik dari lembaga survei KedaiKOPi Hendri Satrio, Ahok punya niat baik tapi cara penyampaiannya masih memancing kontroversi.

"Mestinya juga Pak Ahok memainkan politik yang santun ya saat ini dan posisinya saat ini, meskipun sebagai politisi PDIP, pada saat beliau sampaikan tentang isi perut Pertamina, beliau harusnya bertindak sebagai profesional, sebagai komisaris utama," kata Pengamat Politik dari lembaga survei KedaiKOPi Hendri Satrio (Hensat), saat dikonfirmasi, Rabu (16/09).

Sedangkan menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, cara komunikasi Ahok yang terkesan bombastis ini sering menjadi blunder dan malah menyerang dirinya sendiri. Qodari menyebut Ahok tidak cocok bekerja di bidang pemerintahan. Dia menilai Ahok lebih cocok bekerja di perusahaan swasta jika cara berkomunikasinya tidak berubah.

Dia pun menyarankan agar Ahok sebaiknya bekerja dalam diam saja. Untuk urusan publik, Qodari menyarankan Ahok menunjuk seorang juru bicara mewakili dirinya agar penyampaian ke publiknya lebih baik. (Ed: pkp/rap)

 

Baca selengkapnya di: detiknews

Pertamina Punya Utang US$ 16 M, Ahok: Otaknya Minjam Duit Terus

Serangan Balik buat Ahok yang Bongkar Aib Pertamina

Qodari: Ahok Baik di Tata Kelola, Buruk di Tata Kata

Sebut Ahok Banyak Bacot Tanpa Dasar, Andre Rosiade Buka Data soal Pertamina