1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kecerdasan Buatan "AI" Interaktif akan Hadir di Tahun 2024

26 Desember 2023

Chatbot atau bot obrolan kecerdasan buatan menjadi berita utama di tahun 2023. Menurut pakar teknologi, gelombang artificial intelligence berikutnya bakal lebih interaktif dan mirip manusia.

https://p.dw.com/p/4aZrF
Ilustrasi menggunakan AI interaktif
Foto ilustrasi seorang pengguna yang berinteraksi dengan aplikasi ponsel cerdas untuk menyesuaikan avatar untuk chatbot kecerdasan buatan pribadiFoto: Jaap Arriens/NurPhoto/picture alliance

Hampir setahun lalu, hanya segelintir orang yang pernah mendengar tentang ChatGPT, Bard, dan Llama, chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang menawarkan dunia menjadi jauh lebih produktif. Hanya saja, kemajuan teknologi ini kemungkinan besar bakal membuat jutaan orang kehilangan mata pencaharian.

AI ini telah membantu penggunanya di seluruh dunia untuk menghasilkan konten yang sering kali memakan waktu produksi berjam-jam demi mencapai targetnya. Ancaman dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran sementara ini tidak terjadi atau mungkin belum terjadi.

Belasan alternatif telah bemunculan selama satu tahun belakangan. Sebut saja, keahlian pengodean aplikasi, produksi video dan gambar, hingga pembuatan musik.

Tampilan ChatGPT
Pakar teknologi memperkirakan AI interaktif akan menggantikan AI generatif seperti ChatGPT pada tahun 2024Foto: Pond5 Images/IMAGO

Chatbot bantu jutaan orang, tapi masih terbatas

Meskipun punya kekuatan luar biasa dari model bahasa luas yang menjadi dasar bagi chatbot ini, para kritikus berpendapat kalau mereka menjiplak dari internet untuk menghasilkan konten yang sering kali berisi kesalahan faktual atau menunjukkan bias politik hingga ras.

Pendiri Tesla, Elon Musk, telah mencoba mengatasi hal ini dengan meluncurkan versi beta dari AI miliknya bulan lalu. Aplikasi tersebut bernama Grok, yang disebut sebagai chatbot dengan “selera humor” dan “sifat pemberontak”. Namun, AI buatannya juga dituduh memiliki bias politik.

Seiring dengan persaingan dunia AI, yang menginvestasikan puluhan miliar dolar secara global, para tokoh industri teknologi dapat membaca ke mana arah teknologi ini selanjutnya.

Contohnya, salah satu pendiri Google DeepMind Mustafa Suleyman yang memercayai bahwa AI masa depan bakal memiliki kemampuan canggih untuk berinteraksi dengan manusia.

"Gelombang ketiga akan menjadi fase interaktif," kata Suleyman kepada media MIT Technology Review pada September 2023. "Karena itu saya sudah lama bertaruh, kalau di masa depan akan ada percakapan antarmuka. Alih-alih hanya mengeklik tombol dan mengetik, Anda akan berbicara dengan AI Anda.”

Logo Grok
Pendiri Tesla, Elon Musk, juga ikut meluncurkan chatbot AI bernama GrokFoto: Jakub Porzycki/NurPhoto/picture alliance

AI menjadi kurang artifisial

AI interaktif akan memungkinkan manusia untuk mengobrol lebih dalam dengan chatbot AI mereka. Jika sistem Alexa milik Amazon dapat merespons perintah sederhana, AI generasi mendatang akan dapat merespons dengan cara yang lebih mirip dengan manusia.

AI tersebut, kata Suleyman, nantinya juga dapat mengambil keputusan untuk diri mereka sendiri sehingga pengguna dapat memberikan AI tersebut "sebuah tujuan sederhana tingkat tinggi dan AI akan menggunakan semua alat yang dimilikinya untuk bertindak berdasarkan hal tersebut.”

AI interaktif juga dapat berbicara dengan orang lain dan sesama chatbot untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh penggunanya.

Apa keunggulan dari AI interaktif ini?

Para ahli industri meyakini kalau AI interaktif ini bakal menghasilkan lebih banyak konten yang baru dan orisinal.

AI interaktif dapat memikul beban tugas lebih kompleks dan memakan waktu, yang membutuhkan banyak interaksi dengan manusia, situs web, dan chatbot lainnya, serta dapat memberikan laporan kepada pengguna terkait kemajuan dan hasil dari tugasnya.

Karena mampu menangani masukan lebih lanjut dari penggunanya, AI interaktif ini dapat mencegah diproduksinya konten yang berbahaya hingga menyinggung, atau memastikan proyek yang terbilang susah terlaksana sesuai dengan perintah.

Kapan AI ini akan diluncurkan?

Sejumlah perusahaan sudah mulai mencoba ranah interaktif. Sebut saja Chatbot milik Suleyman, Pi AI, yang merupakan pendahulu dari AI interaktif. Disebut sebagai “AI pribadi Anda“, kecerdasan buatan ini dirancang supaya dapat bertukar pikiran, perencanaan, pembelajaran, atau hanya sekadar teman curhat.

Versi awal AI interaktif lainnya adalah Character.ai, yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dengan sejumlah karakter asisten AI yang “kepribadiannya“ telah dibuat oleh pengguna lain. Banyak dari karakter tersebut bersifat fiksi atau berdasarkan gaya selebritas. Platform ini mengeklaim kalau kehadirannya memungkinkan untuk percakapan dan memberikan saran.

Ketika Suleyman berpikir bahwa AI interaktif ini mulai terasa pada tahun 2024, para pakar industri lain berpikir bahwa interaktifitas yang sesungguhnya dengan chatbot masih terjadi beberapa tahun lagi.

Mungkinkah Batasi Teknologi AI dalam Kerangka Moral dan Etika?

AI berkembang lebih cepat dibanding teknologi lain

Pendiri Microsoft, Bill Gates, memercayai bahwa AI bakal "mempercepat jalur inovasi" seiring semakin banyak orang yang menggunakan teknologi ini.

Dalam sebuah unggahan akhir tahun di blog, Bill Gates menyebut bahwa negara berpenghasilan tinggi seperti Amerika Serikat (AS) bakal merasakan tingkat penggunaan AI yang signifikan oleh masyarakat umum dalam waktu 18-24 bulan.

Sementara itu, dia memprediksi bahwa negara di Afrika bakal mulai melihat tingkat penggunaan AI yang sebanding dalam kurun tiga tahun atau lebih.

“Masih ada kesenjangan, tetapi jauh lebih pendek dari pada jarak waktu yang kita alami dengan inovasi lain,” says Bill Gates.

Namun, prediksi AI itu menimbulkan kekhawatiran bahwa teknologi ini dapat dengan cepat menggantikan jutaan tenaga kerja, yang sebagian besar terhindar dari revolusi komputer dalam 30 tahun terakhir.

Meskipun dampaknya terhadap lapangan kerja saat ini masih terbatas, tetapi para ahli teknologi berpendapat bahwa hal ini hanya persoalan waktu sebelum pekerjaan kreatif, keuangan, hukum, dan kesehatan digantikan oleh AI.

Di antara prediksi buruk terkait AI di tahun 2024 mendatang, beberapa analis teknologi memperingatkan soal penyebaran video deepfake dan disinformasi menjelang pemilihan presiden AS pada bulan November.

Beberapa ahli juga telah memperingatkan bahwa pemungutan suara juga dapat menjadi "pemilihan deepfake" pertama, karena para pemilih banyak yang tidak bisa membedakan mana yang asli atau palsu.

(mh/ha)

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Nik Martin Penulis berita aktual dan berita bisnis, kerap menjadi reporter radio saat bepergian keliling Eropa.