1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

280710 ai Griechenland Flüchtlinge

28 Juli 2010

Dalam laporannya yang dikeluarkan di Brussel, Belgia, organisasi HAM Amnesty Internasional menganggap, Yunani tidak memberlakukan standar minimal Uni Eropa untuk kamp pengungsi.

https://p.dw.com/p/OWpd
Para pengungsi harus rela tidur di atas karton di tempat penampungan sementara di ibukota AthenaFoto: DW

Situasi di kamp pengungsi Yunani sebenarnya sudah menjadi sorotan sejumlah LSM di tahun-tahun belakangan. Saat pemerintahan berganti di Yunani bulan Oktober 2009, pemerintah baru berjanji untuk menilik kembali kondisi di kamp-kamp pengungsi. Tapi menurut analisa organisasi HAM Amnesty International (AI) situasinya sekarang bahkan makin buruk.

Wakil AI Anneliese Baldaccini mengatakan, "Pasalnya, sekarang makin banyak orang yang mengungsi ke Yunani. Dan Yunani tetap belum siap untuk menampung arus pendatang. Tidak ada kapasitas yang dibangun unuk mengantisipasi situasi ini."

Kurangnya Pelayanan bagi Pengungsi

Dalam dua tahun terakhir, sekitar 40.000 orang meminta suaka di Yunani, demikian menurut perkiraaan Amnesty International. Sebagian besar ditempatkan di kamp penampungan pengungsi di sejumlah pulau kecil lepas pantai Yunani daratan. Laporan AI menunjukkan bahwa memang situasi di kamp-kamp tersebut makin buruk. Bulan Januari 2010, pekerja AI mengunjungi pengungsi yang sudah tiga bulan mendekam di sel tahanan.

Para pencari suaka mengeluhkan minimnya perawatan dokter, kurangnya cahaya dalam sel serta terbatasnya kemungkinan untuk pergi ke kamar kecil. Pihak berwenang Yunani berdalih, proses ini perlu untuk menentukan kewarganegaraan si pencari suaka. Ketika mereka akhirnya menerima formulir permohonan suaka, semua dokumen tersebut hanya tersedia dalam bahasa Yunani.

Tidak Sesuai dengan Standar

Amnesty International menemukan beberapa pelanggaran terhadap konvensi bagi pencari suaka PBB di Yunani. Menurut standar PBB dan Uni Eropa, seharusnya surat-surat permohonan suaka harus tersedia dalam bahasa yang dimengerti pemohon. Jika tidak ada dokumen yang sesuai, maka negara menyediakan seorang penerjemah. Pencari suaka berhak untuk mendapat advokasi hukum dan untuk penahanan seorang pengungsi harus beralasan.

Satu kasus yang disoroti AI adalah kasus anak laki-laki asal Afghanistan. Polisi yang menanyainya tidak percaya ketika ia mengatakan umurnya. Dalam dokumen resmi usianya ditambah sehingga ia dianggap dewasa dan kewarganegaraannya juga diganti. Padahal, menurut anak laki-laki itu, polisi yang menginterogasinya mengerti Bahasa Arab dan Inggris. Proses penanganan seperti ini yang digambarkan remaja laki-laki asal Afghanistan ini memudahkan proses pemulangan seorang pengungsi, demikian AI.

Dapat Mengadukan kepada Pengadilan Eropa

Komisi Eropa berupaya untuk menegakkan standar pemrosesan pengungsi dengan menyampaikan peringatan kepada pemerintah Yunani dan upaya diplomatis di belakang layar. Pemerintah Yunani membentuk suatu komisi yang akan memperkenalkan temuannya pertengahan tahun 2010 ini. Anneliese Baldaccini dari organisasi HAM AI masih melihat peluang lainnya, "Perjanjian Lissabon memberikan hak kepada semua warga untuk menelpon Pengadilan Eropa jika terjadinya suatu pelanggaran."

Ini tentu bisa digunakan untuk menekan pemerintahan suatu negara. Tapi dilihat dari segi praktisnya lalu muncul pertanyaan: bagaimana caranya para pengungsi yang masuk suatu negara secara ilegal bisa menghubungi pengadilan terdekat?

Cristoph Prössl/Ziphora Robina
Editor: Hendra Pasuhuk