1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Air Kemasan Terkontaminasi Partikel Plastik

15 Maret 2018

Anda kerap minum air kemasan? Mulai sekarang Anda harus waspada sebab sebuah laporan mengungkapkan bahwa air kemasan merek terkemuka di dunia terkontaminasi partikel plastik mikro saat proses pengemasan.

https://p.dw.com/p/2uMSo
Trinkwasser in Plastikflaschen
Foto: Imago/imagebroker

Botol air kemasan dari perusahaan ternama dunia terkontaminasi partikel plastik berukuran mikro yang diduga merembes ketika proses pengemasan. Demikian hasil penelitian yang dirilis Orb Media, lembaga non-profit yang berbasis di Amerika Serikat Rabu (14/03). Penelitian yang membuktikan "kontaminasi dalam skala luas" tersebut dilakukan di sembilan negara, yakni Indonesia, Brazil, China, India, Kenya, Libanon, Mexico, Thailand dan Amerika Serikat.

Sedotan Keren Bisa Dimakan

Sherri Mason, peneliti microplastic dari Universitas New York di Fredonia bersama timnya menguji sekitar 250 botol air kemasan. Produk multinasional dengan merek ternama termasuk diantaranya seperti Aqua, Aquafina, Dasani, Evian, Nestle Pure Life, Gerolsteiner dan San Pellegrino. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 93% dari sampel teridentifikasi mengandung partikel plastik mikro.

Partikel kecil dengan efek besar

Para ahli menjelaskan risiko akibat kontaminasi plastik mikro bagi kesehatan manusia belum dapat sepenuhnya dipastikan.

"Diduga ada kaitannya dengan peningkatan jenis kanker tertentu hingga menurunnya jumlah sperma atau juga peningkatan ADHD dan autisme," kata Mason. Para peneliti meyakini bahwa penyakit tersebut terkait dengan bahan kimia sintesis yang masuk ke dalam tubuh.

Kontaminasi partikel plastik yang dimaksud adalah polypropylene, nilon, dan polyethylene terephthalate (PET), yang digunakan untuk membuat tutup botol.

"Dalam penelitian ini, 65 persen partikel yang kami temukan merupakan fragmen dan bukan serat," kata Mason kepada AFP. "Perkiraan saya, itu berasal dari saat proses pengemasan air. Sebagian besar kandungan plastik yang kami temukan berasal dari botol itu sendiri, terutama dari tutup botol. "

Baca juga: Kantong Plastik Buatan Pemuda Bali ini Bisa Diminum

Tumpukan partikel plastik

Studi yang dilakukan selama tiga bulan tersebut menggunakan teknik yang dikembangkan University of East Anglia's School of Chemistry. Teknik ini dapat "melihat" partikel mikroplastik dengan cara menggunakan zat pewarna Nile Red neon, yang membuat plastik memantulkan cahaya fluoresen saat diiradiasi dengan cahaya biru.

"Kami secara independen meninjau temuan dan metodologi untuk memastikan studi tersebut benar adanya dan kredibel," ujar Andrew Mayes, kepala peneliti dari UEA's School of Chemistry. "Hasilnya menumpuk."

Konsentrasi partikel yang ditemukan berkisar dari "nol sampai lebih dari 10.000 partikel plastik dalam satu botol," ungkap laporan itu lebih lanjut. Dalam satu kemasan ditemukan rata-rata 10,4 partikel per liter.

Adakah air yang bebas kontaminasi?

Pada penelitian sebelumnya, Orb Media menemukan bahwa pada air keran juga ditemukan partikel plastik, namun jumlahnya jauh lebih kecil. "Air ledeng pada umumnya lebih aman daripada air kemasan," kata Mason.

Jacqueline Savitz, pimpinan North America di Oceana, sebuah lembaga advokasi kelautan yang tidak terlibat dalam penelitian itu mengatakan, studi tersebut memberikan bukti yang lebih banyak lagi tentang dampak penggunaan botol air plastik terhadap lingkungan.

"Kami tahu, hewan laut sudah terpapar plastik mikro, dan ini artinya manusia juga sedang terpapar, banyak di antara kita, setiap hari," ungkapnya. "Sekarang aksi meninggalkan botol air plastik jauh lebih mendesak daripada sebelumnya", tegas Savitz.

ts/as (AFP,orbmedia)