1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ajak Indonesia, Australia Ingin Selamatkan TPP

24 Januari 2017

Australia dan Selandia Baru ingin menyelamatkan kesepakatan dagang Trans-Pasifik (TPP) setelah Amerika Serikat keluar dari perjanjian tersebut. Untuk itu kedua negara mengajak Cina dan Indonesia bergabung di TPP

https://p.dw.com/p/2WIa5
APEC Gipfel China 2014
Mantan Presiden AS Barack Obama bersama kepala negara anggota Trans-Pasific PartnershipFoto: Reuters/Kevin Lamarque

Kemitraan Dagang Trans Pasifik awalnya adalah kebijakan mantan Presiden Barack Obama buat membangun poros Asia dan menjadi penyeimbang terhadap Cina. Namun perjanjian dagang tersebut ditolak oleh Presiden Donald Trump. Kini Australia dan Selandia Baru berharap bisa melanjutkan TPP tanpa Amerika Serikat.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengaku telah mendiskusikan rencana tersebut dengan PM Jepang Shinzo Abe, PM Selandia Baru Bill English dan PM Singapura Lee Hsien Loong. "Keluarnya Amerika Serikat dari TPP adalah kehilangan besar, tidak diragukan," kata Turnbull di Canberra, Selasa (24/1). "Tapi kami tidak akan pergi begitu saja. Tentunya dengan potensi bergabungnya Cina di TPP."

Cina sempat membuat perjanjian tandingan dengan mengusulkan Free Trade Area of the Asia Pacific (FTAAP) yang mencakup negara-negara Asia Pasifik dan Amerika. 

Sementara TPP saat ini beranggotakan 12 negara, termasuk Malaysia, Vietnam, Kanada, Chile, Meksiko dan Peru. "Arsitektur awal membuka kesempatan negara lain untuk bergabung," kata Menteri Perdagangan Australia, Steven Ciobo kepada stasiun televisi ABC. "Saya juga tahu Indonesia telah menyatakan tertarik dan akan ada tempat buat Cina jika kita bisa menyusun ulang konsepnya."

Jepang sendiri mengklaim pihaknya belum merencanakan langkah lanjutan terkait TPP tanpa keanggotaan Amerika Serikat. "Seperti yang telah dijelaskan perdana menteri, TPP tanpa AS tidak ada artinya dan keseimbangan kepentingan akan goyah," kata Wakil Sekretaris Kabinet Koichi Hagiuda.

Perdana Menteri Abe masih menaruh harapan bahwa Trump akan mengubah sikapnya. "Saya yakin Presiden Trump memahami pentingnya perdagangan yang bebas dan adil. Jadi saya ingin tetap menyimak pemahamannya terhadap nilai strategis dan ekonomis TPP," ujar Abe di hadapan parlemen.

rzn/yf (rtr,ap)