1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Turki Tolak Perbarui Akreditasi Pers Dua Jurnalis Jerman

11 Maret 2019

Dua wartawan Jerman meninggalkan Turki setelah kredensial pers mereka tidak diperbarui. Pemerintah di Berlin telah mengecam keputusan tersebut dan menegaskan wartawan tidak boleh dirintangi saat melakukan pekerjaan.

https://p.dw.com/p/3EmjT
Türkei l Journalisten verlassen Türkei - Jörg Brase und Thomas Seibert
Foto: Getty Images/AFP/O. Kose

Thomas Seibert, seorang reporter untuk harian Tagesspiegel yang berbasis di Berlin, dan Jörg Brase, seorang koresponden untuk stasiun televisi siaran publik ZDF, terbang ke Jerman pada hari Minggu (10/11) setelah akreditasi pers mereka untuk bekerja di Turki tidak diperpanjang.

Mereka diberitahu oleh otoritas terkait di Ankara sekitar seminggu yang lalu bahwa aplikasi mereka untuk kartu pers baru tidak disetujui.

"[Saya] belum diberi alasan mengapa aplikasi saya untuk memperpanjang akreditasi pers saya ditolak," kata Brase kepada DW. "Turki memiliki undang-undang pers yang tidak saya langgar - setidaknya sejauh yang saya ketahui."

Seibert mengatakan keputusan untuk memaksanya keluar dari Turki mungkin tidak ada kaitan dengan laporan yang ditulisnya.

"Saya rasa itu bukan karena apa yang saya tulis," kata Seibert kepada DW. "Saya pikir ini adalah pesan untuk pers Barat. Mereka membutuhkan satu atau dua kambing hitam, dan saya salah satu yang kurang beruntung."

Upaya mengintimidasi media asing

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan lewat Twitter, "tidak dapat diterima" bahwa koresponden Jerman tidak dapat melakukan pekerjaan mereka "secara bebas" di Turki. Dalam sebuah wawancara dengan Tagesspiegel dia berkata, menolak hak jurnalis untuk bekerja "tidak sesuai dengan pemahaman kita tentang kebebasan pers."

Pada konferensi pers di studio ZDF di Istanbul sebelum keberangkatan mereka, kedua wartawan tersebut mengeritik tindakan pemerintah Turki.

Setelah melihat bagaimana mereka bisa mengendalikan media domestik, pemerintah Turki tampaknya juga mencoba intimidasi pada media asing, menurut Brase.

"Hampir tidak ada laporan kritis [domestik], setidaknya tidak di media pemerintah," kata Brase. "Sekarang mereka berusaha melakukannya dengan media internasional, tetapi saya tidak bisa membayangkan rencana ini akan berhasil."

Brase mengatakan dia mempertimbangkan untuk pindah ke Teheran karena pemerintah Iran telah memberinya dokumen yang diperlukan untuk tinggal di sana. Dia telah bekerja di Turki sejak Januari 2018.

ZDF berencana mengambil tindakan hukum terhadap keputusan tersebut. Brase mengatakan dia dan Seibert ingin terus melaporkan berita tentang Turki, jika perlu dari luar negeri.

"Jika pemerintah Turki berharap bahwa dengan mengambil kartu pers saya - pada dasarnya mengeluarkan saya dari Turki - itu akan membuat saya tidak lagi menulis tentang Turki, maka rencana itu tidak akan berjalan," kata Seibert kepada DW.

Hubungan Turki-Jerman

Hubungan antara Berlin dan Ankara telah memburuk sejak upaya kudeta di Turki tahun 2016 dan ditangkapnya puluhan ribu orang termasuk warga Jerman.

Namun, setelah pembebasan warga negara Jerman termasuk jurnalis Jerman-Turki Deniz Yucel dan jurnalis Mesale Tolu, hubungan kedua negara sedikit membaik.

Lalu hari Sabtu (09/03), pemerintah Jerman memperketat saran bepergian dengan tujuan Turki, merujuk kemungkinan "tindakan lebih lanjut terhadap media Jerman dan lembaga-lembaga masyarakat sipil."

Saat ini ada belasan koresponden Jerman dan sejumlah jurnalis internasional lainnya yang sedang menunggu akreditasi pers tahunan baru mereka, lewat dari batas waktu masa berakhirnya akreditasi yang lama.

Kartu pers atau akreditasi pers dianggap sebagai izin kerja dan syarat untuk memperoleh izin tinggal.

Aktivis media telah mengeritik penolakan dan keterlambatan pemberian akreditasi sebagai pelanggaran terhadap kebebasan pers.

Sebelum meninggalkan Turki, Siebert sempat mengatakan: "Anda harus menekankan bahwa apa yang terjadi pada kami adalah kemewahan dibandingkan dengan apa yang terjadi pada rekan-rekan Turki kami. Lebih dari 130 jurnalis Turki mendekam di penjara karena apa yang mereka tulis. Jörg dan saya, kami hanya akan duduk di pesawat. "

vlz/hp (AP, dpa, AFP)