1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Akses Internet Terhenti

9 Juli 2012

Puluhan ribu orang di seluruh dunia yang komputernya terkena virus tahun lalu, kemungkinan tidak dapat mengakses internet Senin (09/07), saat program untuk mengatasi virus dari pemerintah AS berhenti berfungsi.

https://p.dw.com/p/15Trb
Symbolbild zu "Muktimedia Auge Cyberwar Cyberattacke" Copyright: Fotolia/Kobes Bild: Fotolia / Kobes #23658900
Foto: Fotolia/Kobes

Masalah berawal pada perangkat perusak yang disebut DNS Changer. Perangkat perusak ini diciptakan untuk mengalihkan lalulintas internet dengan membajak sistem data pada program untuk membuka internet. Sekelompok orang yang menciptakan perangkat perusak ini berhasil dibekuk tahun lalu oleh badan keamanan AS FBI, kepolisian Estonia dan beberapa badan perlindungan hukum lainnya. Sementara DNS Changer telah ditemukan tahun 2007.

Piratage Virus © Antonio #18182725
Foto: fotolia/Antonio

Karena virus mengontrol begitu banyak lalulintas internet, badan berwenang mendapat perintah kehakiman yang membolehkan FBI untuk mengoperasikan program pengganti, yang memungkinkan lalulintas internet berjalan normal, juga dari komputer yang terkena virus. Tetapi program pengganti itu berhenti berfungsi Senin (09/07). Sehingga puluhan ribu komputer di seluruh dunia kemungkinan akan mengalami apa yang disebut pakar "kiamat internet."

Internet Tidak Berfungsi

"DNS Changer perangkat perusak yang tidak mudah ditemukan dan merusak dari dalam. Kerusakannya berdampak pada setiap orang, mulai dari konsumen biasa dan perusahaan raksasa," dijelaskan Lars Harvey, wakil kepala perusahaan yang bergerak di bidang keamanan, Internet Identity. FBI, Facebook, Google, penyedia jasa internet dan berbagai perusahaan keamanan selama ini telah berusaha untuk memperingatkan pengguna internet.

Menurut sebuah tim yang didirikan pakar, lebih dari 300.000 komputer belum bebas dari virus ini hingga 11 Juni lalu. Sebagian besar komputer (69.000) berada di AS. Tetapi banyak komputer yang terinveksi berada di berbagai negara lainnya, seperti Italia, Jerman, India, Inggris, Kanada, Perancis dan Australia. Tetapi para pakar tidak dapat memberikan keterangan, berapa komputer yang terinveksi tetap aktif. Johannes Ullrich, seorang peneliti dari SANS Security Institute mengatakan, menjangkau korban untuk memberikan peringatan sangat sulit.

Symbolbild Hacker Angriff. Illustration. hacker attack © almagami #23825530 - Fotolia.com, Undatierte Aufnahme, Eingestellt 16.11.2011
Foto: Fotolia/almagami

Dampak Kecil

Tetapi ia menduga, dampaknya minimal, karena banyak komputer yang terkena virus sudah lama tidak digunakan lagi, atau diperbaharui. Internet Identity mengatakan pekan lalu, sedikitnya 58 dari 500 perusahaan terkaya dunia, dan dua dari 55 institusi pemerintah memiliki setidaknya satu komputer atau perangkat akses internet yang terkena DNS Changer. Itu sudah perbaikan besar dibanding Januari, ketika separuh dari 500 perusahaan terkaya dunia, dan banyak institusi pemerintah AS masih terkena virus tersebut.

Internet Identity juga mengatakan, perangkat perusak itu juga mencegah pembaharuan program anti virus di komputer. Pengguna komputer yang menduga komputernya terinveksi DNS Changer, dapat memeriksanya lewat situs DNS Changer Working Group's, http://www.dcwg.org/ atau situs lainnya yang disediakan berbagai perusahaan keamanan. Komputer yang terinveksi DNS Changert tidak akan dapat mengakses internet sama sekali.

Enam warga Estonia dan seorang warga Rusia dituntut November lalu, karena menyebarkan virus komputer, terutama ke sistem komputer NASA, dengan perangkat perusak yang diselubungi sebagai iklan di internet. Iklan itu diulang pengirimannya sedikitnya 14 juta kali.

ML/dpa/afp