1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Protes di Pakistan Meluas

16 Januari 2013

Memasuki hari ketiga, aksi protes di Islamabad merupakan aksi terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Para demonstran menuntut pemerintah Pakistan untuk mundur karena berbagai skandal korupsi.

https://p.dw.com/p/17Kkf
Aksi protes di Islamabad
Aksi protes di IslamabadFoto: DW/ S. Raheem

Puluhan ribu pendukung ulama sufi Tahirul Qadri berkumpul dekat gedung parlemen dan menggelar aksi protes. Mereka terlihat siap melakukan aksi panjang dengan persediaan makanan yang cukup.

Pemilihan umum di Pakistan direncanakan untuk pertengahan Mei. Namun Qadri menuntut agar parlemen segera dibubarkan dan dibentuk pemerintahan transisi. Menurut Qadri, pemerintahan transisi hendaknya dibentuk dalam konsultasi dengan kelompok militer dan pihak kehakiman. Pemerintahan transisi harus melakukan langkah reformasi penting sebelum pemilihan umum dilaksanakan. Ia menuduh pemerintah saat ini ”korup dan tidak kompeten.”

Pengadilan Perintahkan Penangkapan Perdana Menteri

Krisis politik di Pakistan memuncak setelah Mahkamah Agung mengeluarkan perintah penahanan terhadap Perdana Menteri Raja Pervez Ashraf dan 16 orang lain. Mereka dituduh telah menerima uang suap dalam proyek pembangunan pembangkit listrik pada tahun 2010. Ketika itu, Pervez Ashraf menjabat sebagai Menteri Energi.

Perdana Menteri Pakistan Raja Pervez Ashraf
Perdana Menteri Pakistan Raja Pervez AshrafFoto: AP

Mahkamah menuntut aparat keamanan agar segera melakukan penahanan terhadap semua orang yang dituduh bersalah dalam kasus itu. Badan Nasional Antikorupsi diminta segera memberi laporan kepada Mahkamah Agung hari Kamis (17/01) mengenai kelanjutan kasus tersebut.

Peran Militer

Para pengamat politik menilai, ketegangan saat ini menguntungkan pihak militer. Militer Pakistan saat ini tidak setuju dengan kebijakan politik Presiden Zardari dari Partai Rakyat PPP dan pesaing utamanya, Nawaz Sharif dari partai Liga Muslim Nasional PML-N, yang memimpin oposisi. Karena itu, militer mendukung aksi protes yang dipimpin oleh Qadri.

Tahirul Qadri berpidato kepada massa dibalik kaca anti peluru
Tahirul Qadri berpidato kepada massa dibalik kaca anti peluruFoto: picture-alliance/dpa

Tahirul Qadri adalah seorang ulama terkenal di Pakistan. Tapi dalam pemilihan umum tahun 2002, partainya hanya berhasil merebut satu kursi. Qadri kemudian meletakkan mandatnya di parlemen dan pergi ke Kanada. Ia mengambil kewarganegaraan Kanada. Baru-baru ini, Qadri kembali ke Pakistan dan menggalang aksi protes. Banyak pengamat mempertanyakan, dari mana ia mendapat dukungan logistik dan dana untuk aksi protes massal.

Rakyat Kecewa

Rakyat Pakistan saat ini memang kecewa terhadap pemerintahan sipil. Situasi ekonomi makin memburuk, inflasi melonjak dan kekalutan politik membayangi Pakistan. Seorang pengacara Pakistan, Ahmed Awais menerangkan: ”Kepentingan rakyat kecil sekarang tidak penting lagi. Padahal hak-hak mendasar warga dilindungi oleh konstitusi. Tapi tidak ada yang peduli lagi.” Karena situasi makin memburuk dan banyak orang frustasi, tidak heran kalau seorang ulama seperti Tahirul Qadri bisa muncul dan menarik perhatian banyak orang dengan aksi dan tututannya, kata Awais.

Seorang pendukung Wadri, Shabaan Alvi mengatakan kepada kantor berita AFP: ”Kami tidur di bawah langit terbuka dan kami tidak merasa dingin sekalipun ini musim dingin. Kami ingin perubahan, dan kalau Anda punya sebuah misi penting, Anda akan melupakan segalanya.”

HP/VLZ (dw, afp, rtr)