1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Protes Kembali Meluas di Iran

13 Januari 2020

Beberapa video menyebar di media sosial yang menunjukkan aksi aparat keamanan membubarkan aksi protes di Teheran dengan tembakan peluru tajam dan gas air mata.

https://p.dw.com/p/3W6Ln
Iran | Protest gegen die Regierung in Teheran
Foto: hamshahrionline.ir

Video yang tersebar di media sosial itu belum bisa diverifikasi. Namun menunjukkan aparat keamanan di Teheran menembaki demonstran. Gambar-gambar lalu menunjukkan genangan darah. Namun Iran membantah menembaki demonstran dengan peluru tajam.

Aksi protes meluas lagi di berbagai kota di Iran setelah rejim penguasa mengakui bahwa militernya "keliru" menembak jatuh pesawat Ukraina yang baru saja lepas landas dari bandara Khomeini hari Rabu (8/1). Setelah terkena rudal, pesawat itu jatuh berkeping-keping dan terbakar. Semua 176 orang di dalamnya, kebanyakan warga Iran dan Kanada, tewas.

Sebelumnya, pemerintah Iran selama tiga hari berulangkali menolak kecurigaan bahwa pesawat itu tertembak jatuh. Seorang pejabat Iran menyebut "tuduhan" itu sebagai "absurd dan secara ilmu pengetahuan tidak mungkin" terjadi. Militer dan jajaran pemerintahan mengatakan pesawat itu jatuh "karena kesalahan teknis" setelah sebelumnya terjadi kebakaran di dalam pesawat.

Namun kecurigaan makin besar, setelah Iran menemukan kotak hitam namun menolak menolak pemeriksaan oleh pihak asing. Iran kemudian mengklaim kotak hitam itu "mengalami kerusakan teknis" dan "sebagian data-data musnah".

Setelah Amerika Serikat, Inggris dan terutama Kanada mengatakan mereka punya bukti-bukti intelijen bahwa pesawat itu kemungkinan "tanpa sengaja" ditembak jatuh oleh pertahanan udara Iran, barulah hari Minggu (12/1) Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani menyatakan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh militer Iran "secara tak sengaja".

Aksi protes meluas karena "kebohongan

Segera setelah pengakuan itu, aksi potes terhadap pemerintah Iran meluas di berbagai kota terhadap pemerintah yang disebut massa "berhari-hari menyebarkan kebohongan" tentang sebab jatuhnya pesawat, sekalipun mereka sudah mengetahui faktanya.

Massa yang berkumpul di Teheran meneriakkan slogan-slogan menuntut Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani mundur.

Cuplikan di media sosial menunjukkan polisi dan pasukan keamanan Iran menembakkan amunisi tajam ke arah demonstran. Video itu antara lain diposting oleh Center for Human Rights in Iran hari Minggu (12/1), namun tidak dapat dverifikasi sumbernya.

Sebuah video lain menunjukkan seorang perempuan dibawa keluar dari kerumunan, sementara orang-orang di sekitarnya menyerukan bahwa dia telah ditembak di kakinya dengan amunisi tajam. Peristiwa itu diduga terjadi di lapangan Azadi di Teheran. Polisi juga berpatroli di sekitrar di Universitas Teheran dan lokasi-lokasi penting lainnya di seluruh kota.

Kepala Polisi Teheran, Hossein Rahimi membantah berita tentang penembakan dan mengatakan, petugasnya telah diperintahkan untuk "lebih menahan diri". Pernyataan itu disiarkan oleh media pemerintah lewat radio dan televisi.

Sejak November tahun lalu, massa mengelar aksi protes terhadap kenaikan harga dan korupsi di kalangan pejabat. Ratusan orang diberitakan tewas ditembak aparat keamanan dalam aksi unjuk rasa diberbagai kota. Namun aksi-aksi itu kemudian berganti haluan, setelah Amerika Serikat membunuh Jenderal Qassem Soleimani dengan roket di bandara internasional Baghdad, 2 Januari lalu. Massa lalu berbondong-bondong mengutuk serangan terarah AS itu dan mendukung pemerintah Iran yang mengancam akan melakukan serangan balasan terhadap lokasi-lokasi militer AS.

hp/vlz (rtr, ap)