1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aktivis Greenpeace Tinggalkan Rusia

27 Desember 2013

Rusia akhirnya membatalkan proses terhadap para aktivis Greenpeace dari kapal Arctic Sunrise. Mereka mendapat exit visa untuk meninggalkan negara itu.

https://p.dw.com/p/1AhMI
Aktivis Greenpeace menunjukkan paspornya di kantor imigrasi St. Petersburg, Rusia.Foto: picture-alliance/dpa

Beberapa aktivis Greenpeace sudah menerima exit visa hari Kamis (26/12) dan bersiap-siap meninggalkan negara itu. 30 aktivis Greenpeace ditahan aparat keamanan Rusia September lalu setelah mereka menggelar aksi protes dengan kapal Arctic Sunrise. 26 orang yang ditahan adalah warganegara asing.

"Ada empat belas orang yang sudah mendapat exit visa", kata jurubicara Greenpeace Arin de Hoog kepada kantor berita AFP. "Mereka akan meninggalkan Rusia beberapa hari ini".

Para aktivis Greenpeace itu awalnya ditahan atas tuduhan melakukan pembajakan, namun kemudian tuduhan diganti menjadi "aksi perusakan". Mereka sebelumnya dibebaskan dari tahanan dengan uang jaminan, tapi tidak dibolehkan meninggalkan Rusia.

Seorang aktivis dengan paspor Amerika, Dmitri Litvinov; hari Kamis malam sudah meninggalkan Rusia dengan kereta api dari St. Petersburg ke Helsinki. Dari sana ia melnajutkan perjalanan ke Stockholm.

"Saya meninggalkan Rusia dengan perasaan bercampur", kata Litvinov kepada AFP. Di satu pihak ia merasa senang "bahwa semuanya sudah berakhir". Di lain pihak ia tetap "merasa diperlakukan tidak adil", karena para aktivis Greenpeace di Rusia tetap dipandang sebagai "pelaku kejahatan". Memang gugatan mereka akhirnya dibatalkan, tapi hanya berdasarkan amnesti. Ia menyatakan tetap khawatir dengan nasib para aktivis yang tinggal di Rusia.

Bebas Lewat UU Amnesti

Minggu yang lalu, parlemen Rusia Duma dengan mayoritas besar meloloskan UU Amnesti yang memberikan keringanan kepada tahanan di Rusia. Undang-undang itu menjanjikan amnesti bagi tahanan yang mendapat vonis dibawah lima tahun penjara. Amnesti terutama diberikan kepada wanita yang memiliki anak, tahanan dibawah umur dan yang berusia lanjut, serta tahanan yang dituduh terlibat aksi perusakan atau "kerusuhan".

Dua anggota band Pussy Riot juga dibebaskan setelah pemberlakuan UU Amnesti. Maria Alyokhina dan Nadezhda Tolokonnikova ditahan setelah menggelar aksi protes menentang politik presiden Putin di sebuah Katedral di Moskow awal 2012. Setelah dibebaskan, keduanya mengecam situasi buruk di penjara Rusia dan menyatakan tetap akan mengeritik kebijakan Putin.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan memberi amnesti kepada Mikhail Khodorkovsky, salah satu pengeritik terbesarnya. Khodorkovsky menjalani tahanan penjara selama 10 tahun di kawasan Siberia atas tuduhan melakukan manipulasi dan penggelapan pajak.

Putin Cari Simpati

Khodorkovsky pernah memimpin perusahaan minyak terbesar Rusia Yukos dan disebut-sebut sebagai orang terkaya di Rusia. Ia membangkitkan kemarahan Putin karena berani menyampaikan kritik secara terbuka dan ikut membiayai kegiatan partai oposisi. Setelah dibebaskan minggu lalu, Khodorkovsky langsung terbang ke Berlin.

Kalangan pengamat menilai, Presiden Putin memberi amnesti kepada para pengeritiknya untuk mendapat simpati internasional sehubungan dengan penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi. Beberapa kepala negara, antara lain Presiden Jerman Joachim Gauck dan Presiden Perancis Francois Hollande menyatakan tidak akan hadir pada upacara pembukaan Olimpiade Sochi bulan Februari mendatang.

hp/rn (dpa, rtr, afp)