1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aktivis Greenpeace Ditangkap di Riau

13 November 2009

Puluhan aktivis Greenpeace dari berbagai negara ditangkap saat berunjuk rasa menentang perusakan hutan di Semenanjung Kampar, Riau.

https://p.dw.com/p/KVul
Sudah banyak hutan gambut di Indonesia yang hilang, dikonversi menjadi areal perkebunan atau perumahanFoto: dw-tv

Selain dari Indonesia, aktivis Greenpeace yang ditangkap setelah unjuk rasa menentang perusakan hutan dibubarkan polisi ini, antara lain berasal dari Finlandia, Thailand, Filipina dan Brasil. Para aktivis Greenpeace ini sebelumnya berhasil merantai diri pada tujuh buah eksavator milik PT Asia Pacifik Resources Internasional Holding Limited atau PT APRIL. Salah satu perusahaan kertas terbesar di Indonesia itu tengah membabat hutan di tengah ancaman dari para karyawan. Menurut juru kkampanye media Greenpeace, Asia Tenggara, Hikmat Soeriatanuwijaya, hingga Kamis malam (12/11) mereka dimintai keterangan di Polres Pelalawan Riau.

Dalam unjuk rasa yang digelar menjelang kunjungan Obama ke Asia ini, para aktivis juga memasang banner raksasa di tengah areal hutan yang baru saja dirusak dengan bertuliskan “Obama, Anda bisa menghentikan ini“. Hikmat Soeriatanuwijaya mengungkapkan, banner itu ditujukan sebagai pesan agar Obama melakukan langkah nyata, dalam pertemuan iklim di Kopenhagen, Desember mendatang. Antara lain dengan menyetujui penyediaan dana kompensasi untuk perawatan hutan negara berkembang dan mengurangi emisi dalam negeri.

Unjuk rasa ini adalah bagian dari upaya Greenpeace mendesak penghentian perusakan hutan gambut yang menyimpan karbon dalam jumlah tinggi di wilayah Semenanjung Kampar. Diperkirakan, jika hutan di kawasan ini rusak, maka sekitar dua miliar ton karbon terlepas ke atmosfer. Pada awal Oktober lalu, para aktivis dari sejumlah negara termasuk Jerman, juga telah mendirikan Kemah Pelindung Hutan di kawasan itu.

Juru Kampanye Media Greenpeace, Asia Tenggara, Hikmat Soeriatanuwijaya menjelaskan alasan dipilihnya wilayah Kampar. "Kampar itu adalah salah satu hutan lahan gambut terbesar dan masih tersisa di dunia ini. Awalnya seluas 700 ribu hektar sayang 300.000 sudah rusak dikonversi menjadi perkebunan. Dan Kampar ini untuk kita istilahnya kilometer 0 bagi upaya perubahan iklim, karena jika kampar hancur maka upaya global penanggulangan iklim akan sulit terwujud karena dua miliar karbon akan terlepas ke udara."

Aksi Greenpeace di Semenanjung Kampar, Riau, itu dilakukan karena Indonesia tercatat sebagai negara penyumbang polusi terbesar ketiga di dunia. Indonesia juga masuk dalam daftar Guinness Book of World Records sebagai negara dengan tingkat kehilangan hutan tercepat di dunia, sekitar 300 kali lapangan sepak bola hilang setiap jamnya.

Zaki Amrullah

Editor: Ziphora Robina