1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Aktivis Ravio Patra Ditangkap Polisi Usai Klaim WA Diretas

23 April 2020

Aktivis Ravio Patra ditangkap polisi karena diduga menyebarkan pesan bersifat provokatif. Polisi masih dalami keterangan pihak Ravio.

https://p.dw.com/p/3bJAd
WhatsApp Logo
Foto: picture-alliance/NurPhoto/N. Economou

Peneliti kebijakan publik sekaligus pegiat advokasi legislasi, Ravio Patra, ditangkap polisi pada Rabu (22/04) malam di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Ia ditangkap bersama warga negara asing (WNA) asal Belanda berinisial RS. Polisi mengatakan penangkapan dilakukan setelah mendapat laporan dugaan penyebaran pesan bersifat provokatif yang berisikan ajakan penjarahan pada 30 April mendatang.

"Polda Metro Jaya telah menerima laporan dari saksi inisial DR yang mendapatkan pesan melalui akun WhatsApp berisi akan melakukan aksi penjarahan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono saat konferensi pers virtual, Kamis (23/04).

Direktur Eksekutif SAFEnet Damar Juniarto menyampaikan bahwaWhatsApp milik Ravio yang diduga digunakan untuk menyebarkan berita hoaks diretas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Pada Selasa, 22 April 2020 sekitar pukul 14.00 WIB, Ravio Patra mengadu kepada SAFEnet kalau ada yang meretas WhatsApp miliknya. Ketika ia mencoba menghidupkan WhatsApp, muncul tulisan, "You've registered your number on another phone". Setelah Ravio melakukan pengecekan inbox SMS, ternyata ada permintaan pengiriman One Time Password (OTP) yang biasanya dipakai untuk mengonfirmasi perubahan pada pengaturan WhatsApp,” terang Damar dalam peryataan resmi tertulisnya kepada DW Indonesia, Kamis (23/04).

Damar pun menuntut kepolisian untuk  membongkar dan mengungkap siapa oknum yang meretas ponsel Ravio dan menyeberkan berita hoaks tersebut.

Sebelum ditangkap, Ravio sempat mengumumkan secara terbuka melalui akun Twitter-nya bahwa WhatsApp miliknya diretas orang. Ia meminta agar tidak ada orang menghubunginya melalui WhatsApp dan agar tidak menanggapi pesan yang mucul dari nomornya. Selain itu, Ravio juga meminta agar ia dikeluarkan dari berbagai grup WhatsApp.

Polisi mengaku masih mendalami keterangan pihak Ravio tersebut. "Masih didalami, kalau ada hasilnya kita sampaikan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus dalam konferensi pers yang disiarkan secara live melalui akun Instagram Humas PMJ, Kamis (23/04).

Saat ini Ravio dikabarkan memndapatkan pendampingan hukum dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Ravio sendiri dikenal karena kerap mengeritik pemerintah, mulai dari kritikan yang menyasar Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar, yang diduga terlibat konflik kepentingan dalam proyek-proyek pemerintah di Papua, hingga kritik tentang penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.

Langkah pencegahan peretasan WhatsApp

WhatsApp merupakan merupakan aplikasi pesan singkat populer yang dapat diinstall di ponsel pribadi. Peretasan WhatsApp kerap dilakukan para hacker untuk melakukan hal-hal yang tidak bertanggungjawab seperti penipuan atau penyebaran berita hoaks.

Namun ada beberapa cara untuk mengetahui bahwa WhatsApp Anda diretas, salah satunya dengan mengetuk tiga titik vertikal yang berada di sudut kanan atas aplikasi WhatsApp di ponsel Anda. Kemudian, pilih Web WhatsApp dan Anda bisa memeriksa, apakah ada perangkat lain yang ikut mengakses akun. Kedua, laiknya yang diklaim pihak Ravio, WhatsApp Anda tiba-tiba tidak bisa dibuka dan ada notifikasi perubahan pengaturan WhatsApp.

DW Indonesia merangkum beberapa langkah-langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari peretasan. Yang pertama yakni terus memperbaharui versi aplikasi secara teratur. Pembaharuan biasanya didasari  perbaikan atas kekurangan atau kelemahan versi sebelumnya.

Kedua, Anda harus selektif saat menyimpan kontak telefon. Nomor ponsel merupakan syarat utama pembuatan akun WhatsApp. Jangan asal membagi kontak dengan orang lain karena mereka bisa menyimpan nomor Anda dan otomatis bisa memiliki WhatsApp Anda. Ini memungkinkan akun WhatsApp Anda diretas.

Ketiga, Anda harus selektif dengan grup WhatsApp ketika Anda bergabung. Mungkin tidak semua anggota di grup tersebut yang Anda kenal. Dengan bergabung di suatu grup WhatsApp, anggota grup dapat mengetahui nomor Anda dan memungkinkan untuk disalahgunakan.

Keempat, gunakan fitur verifikasi dua langkah (two-step verification). Fitur ini membuat penggunanya melakukan verfikasi dua langkah. Anda akan diminta membuat enam digit angka sebagai PIN, di mana PIN ini akan diminta ketika Anda mengakses WhatsApp dari perangkat yang berbeda.

rap/hp (dari berbagai sumber)