1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ambisi Perlindungan Iklim Pemimpin Baru Uni Eropa

28 November 2019

Politisi Jerman Ursula von der Leyen menjadi perempuan pertama di pucuk Komisi Uni Eropa, dan langsung mencanangkan agenda perlindungan iklim yang ambisius.

https://p.dw.com/p/3TsDS
Sitzung Europäisches Parlament - Wahl EU-Kommission Ursula von der Leyen
Foto: AFP/F. Florin

Anggota parlemen Uni Eropa di Strassbourg dengan suara mayoritas pada hari Rabu (27/11) mengukuhkan Ursula von der Leyen sebagai pemimpin Uni Eropa, menggantikan Jean-Claude Juncker. Von der Leyen akan memulai masa jabatannya 1 Desember mendatang.

Di luar dugaan, Ursula von der Leyen mendapat dukungan 461 suara setuju, dengan, 157 suara menentang dan  89 suara abstain. Sambutan luas ini mengejutkan, karena sebelumnya banyak pihak yang mengkritik pencalonannya.

Dalam pidato sambutannya, Ketua Komisi Uni Eropa yang baru itu mencanangkan target ambisius, membuat Uni Eropa sebagai kawasan "netral karbon" sampai tahun 2050. Banyak pihak meragukan tercapainya target itu. Namun Ursula von der Leyen menampik skeptisisme itu.

"Saya pikir, Anda memang harus ambisius... karena upaya penanggulangan perubahan iklim tidak bisa menunggu," kata mantan Menteri Pertahanan Jerman itu kepada DW.

"Maksud saya, politik tidak bisa menunggu untuk bergerak. Kita harus berubah secara positif, atau kita akan menghadapi dampak sangat buruk bagi planet kita, artinya juga buruk bagi kita," ujar Ursula von der Leyen.

DW-Interview Ursula von der Leyen, EU-Kommissionspräsidentin
Ursula von der Leyen dalam wawancara dengan DW setelah pengukuhannya sebagai Ketua Komisi Uni EropaFoto: DW/B. Riegert

"European Green Deal"

Ketua Komisi Uni Eropa ini menyebut target barunya sebagai European Green Deal.

"Saya pikir, memang harus [menetapkan] tujuan ambisius, karena berdasarkan pengalaman saya bertahun-tahun dalam politik, semakin ambisius tujuan Anda, semakin Anda berupaya memperjuangkan pencapaiannya."

European Green Deal yang digagas Ursula von der Leyen mencakup proposal untuk meningkatkan pajak karbon, investasi lebih besar dalam bisnis berkelanjutan, mengurangi polusi dan meningkatkan perlindungan bagi hutan, taman nasional, dan ruang hijau di Eropa.

Ketua Komisi Uni Eropa saat ini, Jean-Claude Junker, segera mengirim ucapan selamat lewat Twitter.

Fondasi kuat hubungan UE-AS

Ursula von der Leyen juga mengatakan akan memperbaiki hubungan Uni Eropa dengan Amerika Serikat.

"(Hubungan) kami memiliki fondasi kuat (yang dibangun) selama beberapa dekade ... tentu saja ada masalah. Tetapi, seperti halnya dengan mitra yang baik, Anda harus mendiskusikan masalah ini dan menyelesaikannya."

Mengenai Cina, Ursula von der Leyen mengatakan dia khawatir Beijing akan bergerak ke arah yang akan membuat lebih sulit lagi untuk menemukan titik temu. Dia mempertanyakan inisiatif Belt and Road China, di mana Cina mendanai berbagai proyek infrastruktur besar di negara-negara berkembang dan membuat negara-negara ini "berutang budi" kepada Beijing.

Untuk memimpin program "Green Deal" ini, Ursula von der Leyen menunjuk politisi Belanda Frans Timmermans, yang pernah mengkritik pencalonannya. Ketua Komisi Uni Eropa yang baru itu secara resmi akan mengambil alih jabatan Jean-Claude Juncker pada hari Minggu, 1 Desember mendatang. hp/ae (dwnews)