1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Amerika Serikat dan Rusia Batasi Senjata Nuklir

9 April 2010

Perjanjian START II tentang pengurangan senjata nuklir yang disepakati Amerika Serikat dan Rusia disambut sebagai langkah awal yang baik. Tapi belum cukup untuk menghapuskan ancaman konfrontasi nuklir.

https://p.dw.com/p/MsDa
Obama (kiri) dan Medvedev (kanan) usai menandatangani START-II di Praha (08/04)Foto: AP

Harian Italia La Repubblica menulis:

Jalan panjang berpisah dari bencana nuklir mulai dirintis di Praha. Di sana sekarang diletakkan lagi sebuah batu penjuru dengan penuh harapan. Memang 1500 hulu ledak nuklir yang masih akan tersimpan di gudang-gudang senjata Amerika Serikat dan Rusia cukup untuk menghancurkan planet ini. Tapi kesepakatan yang ditandatangani oleh Amerika Serikat dan Rusia punya logika sederhana yang benar: makin sedikit bom yang ada, makin kecil pula resiko bahwa bom itu akan digunakan. Baik secara kebetulan, karena kecelakaan atau karena godaan. Perjanjian di Praha ini memang bisa terkesan terlalu sedikit, dibandingkan dengan apa yang dijanjikan Obama menjelang pemilu presiden. Tapi Obama sudah mencapai hasil maksimal dari yang bisa ia dapat dan tawarkan.

Harian Polandia Rzeczpospolita berkomentar:

Sebuah dunia tanpa senjata atom bukanlah gagasan kaum kanan ataupun kaum kiri, ini adalah gagasan yang baik. Siapa yang tidak ingin hidup dalam dunia seperti itu? Tapi gagasan ini punya satu kelemahan mendasar: ia tidak mungkin diterapkan. Opsi nol senjata nuklir, yang bisa disepakati secara serentak oleh Amerika Serikat, Cina, Iran dan Israel, pada saat ini hanyalah sebuah fantasi. Tapi masalahnya bukan jumlah hulu ledak atau sistem peluncurnya, melainkan pengawasan peralatan ini. Amerika Serikat dan Rusia sekarang saling mengawasi. Jika kerjasama antara adidaya atom, antara Amerika Serikat, Rusia dan Cina makin erat, maka makin kecil pula bahaya bahwa senjata atom jatuh ke tangan yang salah.

Harian Ceko Lidove Noviny menilai, kesepakatan START II memang punya banyak kelemahan, tetapi perlu dikembangkan. Harian ini menulis:

Perjanjian pengurangan senjata yang baru ini adalah hasil kompromi. Sehubungan dengan besarnya simpanan senjata nuklir Amerika Serikat dan Rusia, jumlah pengurangan yang disepakati bukan sesuatu yang mengesankan. Selain itu masih belum jelas, apakah senjata nuklir itu akan dimusnahkan atau hanya disimpan menjadi cadangan tersembunyi. Tapi kesepakatan ini memuat aspek-aspek yang baik. Itu yang perlu dikembangkan, kalau ratifikasinya tidak dijegal di senat Amerika Serikat atau di parlemen Rusia.

Harian Perancis L'Alsace menulis:

Apakah pengurangan senjata yang disepakati Moskow dan Washington akan jadi acuan bagi negara lain? Ini tidak pasti. Menteri Luar Negeri Perancis Bernard Kouchner menerangkan, Perancis sekarang punya 200 sampai 300 hulu ledak nuklir dan tidak akan mengubah politiknya. Cina ingin menambah jumlah senjata nuklirnya. Israel, Inggris, India dan Pakistan punya bom atom dan sarana peluncurnya. Dalam situasi ini, sulit memberi peringatan pada Iran atau Korea Utara.

Harian Jerman Tagesspiegel berkomentar:

Amerika Serikat dan Rusia menyimpan 95 persen senjata nuklir dunia. Jika mereka mengurangi jumlah itu, ini tidak hanya menurunkan resiko bahwa senjata itu bisa jatuh ke tangan yang salah. Tindakan ini meningkatkan otoritas moral mereka dalam dialog dengan negara lain seperti misalnya Iran. Siapa yang ingin membujuk negara lain agar tidak membuat bom nuklir, bisa melakukannya dengan lebih meyakinkan, jika ia sendiri tidak terlalu bergantung pada senjata itu.

HP/ZER/dpa/afp