1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden AS Donald Trump Serukan Persatuan

25 Oktober 2018

Presiden AS Donald Trump menyerukan agar "lebih banyak kesopanan" dalam politik; setelah serangkaian paket bom dikirim kepada para pengritiknya. Antara lain keluarga Obama, Clinton dan stasiun siaran CNN.

https://p.dw.com/p/37BEX
USA Verdächtiges Paket in CNN-Bürogebäude in New York
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com/G. R. Lopez

Setidaknya tujuh paket bom berhasil diamankan hari Rabu (24/10) sebelum sampai ke tangan mantan Presiden Barack Obama, mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan mantan Direktur CIA John Brennan. Paket bom untuk John Brennan dikirimkan ke alamat stasiun siaran CNN di New York, yang akhirnya dievakuasi polisi (foto artikel).

Presiden AS Donald Trump mengutuk pengiriman paket bom itu dan menyerukan persatuan.

"Setiap tindakan atau ancaman kekerasan politik adalah serangan terhadap demokrasi kita sendiri," kata Trump. "Kami ingin semua pihak bersatu dalam damai dan harmonis," tegas Trump di hadapan pendukungnya di Wisconsin ketika berkampanye untuk pemilu sela yang akan digelar 6 November mendatang.

Tetapi Donald Trump juga mengatakan bahwa mereka yang "terlibat dalam arena politik" harus berhenti memperlakukan lawan-lawan politik sebagai pihak yang "cacat moral." Trump juga mengatakan, media punya tanggung jawab "untuk menghentikan permusuhan tanpa akhir dan terus-menerus melakukan serangan dan cerita yang negatif yang seringkali salah."

Tetapi kalangan Demokrat balik mengritik Trump yang justru paling sering menggunakan retorika tajam terhadap para pengritiknya dan terhadap media.

Paket bom ditargetkan ke pengritik Trump

Masih belum jelas siapa dan apa motif pelaku serangan paket bom itu. Polisi masih melakukan penyelidikan "ke segala arah". Mantan Direktur CIA John Brennan, yang juga dikirimi paket bom yang dialamatkan ke kantor stasiun siaran CNN di New York mengatakan; " Mungkin menjadi sasaran karena kritik kerasnya terhadap Trump". Brennan sebenarnya seorang analis untuk stasiun penyiaran NBC.

"Jika saya dan orang lain menjadi sasaran karena kami berbicara ... itu adalah peristiwa yang sangat memprihatinkan. "Donald Trump terlalu sering ikut menghasut dilakukannya aksi-aksi kekerasan", kata mantan direktur CIA itu. Brennan juga menegaskan: "Saya berharap ini mungkin menjadi titik balik."

Trump memang sering menyerang media yang mengritiknya dan menuduh media menyebarkan berita-berita palsu. Dia pernah menyebut para jurnalis sebagai "musuh rakyat". Trump paling sering mengecam stasiun siaran CNN sebagai media "fake news".

Rangkaian serangan paket bom berawal hari Senin (22/3) dengan sebuah paket yang dialamatkan ke kediaman miliarder George Soros di New York. Pialang bursa ini dikenal sebagai pengusaha liberal yang sering mendanai berbagai proyek politik menetang konservatisme melalui yayasan politiknya Open Society Foundation.

Dalam beberapa minggu terakhir, kubu konservatif menyerang George Soros dan menuduhnya telah mendanai kampanye untuk menghentikan nominasi Brett Kavanaugh menjadi hakim di Mahkamah Agung AS. Juru bicara Open Society Foundation Laura Silbern mengatakan, retorika politik yang "beracun" turut memicu serangan paket bom.

"Retorika kebencian yang mendominasi politik di AS dan di banyak negara di seluruh dunia telah melahirkan ekstremisme dan kekerasan," kata Silber dalam sebuah pernyataan. "Dalam iklim ketakutan, kebohongan dan meningkatnya otoritarianisme, kretika menyuarakan pandangan sendiri saja, Anda sudah bisa jadi target ancaman pembunuhan", tegasnya.

hp/as (afp, rtr, ap)