1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Apa Alternatif Alat Makan Plastik Sekali Pakai?

31 Mei 2018

Plastik telah menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar. Manusia memproduksi hampir 300 juta ton sampah plastik setiap tahun - diperkirakan 8 juta ton yang berakhir di laut. Saatnya untuk mengambil tindakan serius!

https://p.dw.com/p/2yiOL

Plastik tidak terurai - bisa terus bertahan selamanya. Kecuali tindakan drastis diambil, para peneliti memperingatkan kita mungkin memiliki lebih banyak sampah plastik daripada ikan di lautan pada tahun 2050.

Inilah sebabnya mengapa Komisi Uni Eropaberencana untuk melarang produk-produk plastik sekali pakai. Sedotan plastik, piring dan alat makan, nyaman dan murah. Tetapi bukan satu-satunya pilihan. Ada banyak alternatif hijau - beberapa bahkan bisa Anda makan!

Sedotan yang bisa dimakan

Binatang laut sering menelan sedotan plastik. Demi perlindungan lingkungan, Anda sekarang bisa menggunakan sedotan yang bisa sekalian dimakan. Di Jerman, perusahaan Wisefood mengembangkan sedotan semacam itu dari sari jus apel. Sebagai alternatif lain, Anda tentu bisa menggunakan sedotan yang bisa dicuci dan dipakai lagi, misalnya sedotan dari kaca.

Banyak alat makan lain seperti sendok dan garpu sekali pakai dari plastik yang berbahaya bagi lingkungan. Uni Eropa sekarang bermaksud melarang penggunaannya. Perusahaan India Bakey sekarang memproduksi garpu yang bisa ikut dimakan. Perusahaan AS SpudWares juga membuat alat makan dari tepung kentang. Mungkin makanan jadi lebih enak!

Murni dari bahan organik

Anda mungkin juga ingin mencoba piring yang dapat dimakan. Perusahaan Polandia, Biotrem, telah mengembangkan piring yang terbuat dari bahan yang bisa dimakan. Seandainya Anda sudah kenyang, piring itu tidak perlu Anda makan. Piring terbuat dari bahan organik dan bisa terurai seluruhnya setelah 30 hari.

Uni Eropa dalam jangka panjang juga ingin mendorong jaringan restoran cepat saji, kafe dan bar untuk mereduksi penggunaan gelas plastik. Setengah triliun gelas plastik digunakan setiap tahun - sebagian besar digunakan satu kali saja. Beberapa perusahaan sekarang menawarkan alternatif berbasis tanaman.

Perusahaan dari Bali, Avani, mengembangkan bioplastik kompos yang terbuat dari sari jagung. Gelasnya terlihat seperti gelas plastik biasa, tapi gelas ini dapat terurai di alam. Tapi sebaiknya gelas ini didekomposisi di fasilitas kompos komersial, jangan di belakang rumah Anda.

Cangkir yang bisa digunakan lagi

Cara mudah mengurangi sampah plastik adalah menggunakan gelas yang bisa digunakan berkali-kali. Tapi kita tidak selalu membawa gelas itu ke mana saja. Di Berlin sedang dilakukan uji coba dengan gelas bambu yang bisa dipinjam. Gelas itu diberikan dengan membayar uang jaminan. Kalau gelas itu dibawa kembali, uang jaminan akan dikembalikan.

Produk plastik lain yang akan dilarang di Uni Eropa adalah korek kuping. Sekarang ada alternatifnya: batang yang terbuat dari bambu atau kertas. Tetapi aktivis lingkungan mengatakan, yang terbaik adalah membersihkan telinga Anda dengan handuk saja.

Katharina Wecker (hp/vlz)