1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

190710 Afghanistan Bilanz London

20 Juli 2010

Resep jitu konferensi Afghanistan Januari lalu bagi perbaikan situasi disana adalah "afghanisasi", yaitu memberikan tanggung jawab keamanan secara bertahap kepada negara itu sendiri. Apakah sudah ada dampaknya?

https://p.dw.com/p/OPqE
Salah satu usulan solusi Barat: Perbaikan pendidikan polisi AfghanistanFoto: picture-alliance/dpa

Afghanistan menghadapi situasi paling kritisnya. Belum terlihat adanya perubahan positif, lebih dari enam bulan setelah berlangsungnya konferensi Afghanistan di London Januari lalu. Justru sebaliknya. Setengah tahun terakhir ini merupakan masa-masa paling berdarah sejak mulainya misi ISAF tahun 2001.

Melihat perkembangan ini, tentara Afghanistan tidak merasa mampu mengambilalih tanggung jawab, seperti direncanakan di London awal tahun 2010 ini. Hal ini tidak disebabkan oleh lebih kuatnya Taliban, melainkan karena angkatan bersenjata Afghanistan masih mempunyai banyak kekurangan, kata Jendral Zaher Azimi, juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan. Alasan lain yang juga disebutnya adalah, bahwa Afghanistan tidak punya angkatan udara dan tidak punya kendaraan lapis baja sama sekali.

Tidak lama setelah konferensi Afghanistan di London, Azimi masih terdengar lebih optimis. Tetapi sekarang ia hilang semangat. Yang ada hanya harapan situasinya akan membaik. Tetapi warga di Afghanistan masih mempunyai harapan, bahwa angkatan bersenjatanya bisa mengamankan negaranya sendiri. Hal ini juga ditekankan Azimi.

Menteri Keuangan Afghanistan, Omar Zahkilwal, di lain pihak, mengkritik mitra-mitra negaranya. Mereka seharusnya menepati kesepakatannya sendiri, kata Zakhilwal. Menurutnya, pemerintah Afghanistan telah memenuhi semua persyaratan yang disepakati di konferensi London. "Setiap kementerian, setiap institusi pemerintah, disamping mempunyai sebuah strategi yang beorientasi masa depan, juga telah mengembangkan konsep jitu untuk memerangi korupsi", jelas Zakhilwal. Ia juga menambahkan, "Dengan ini kami telah meraih lebih, dari yang sebenarnya dituntut."

Menteri Keuangan Zakhilwal berharap, Afghanistan akan segera mendapatkan lebih dari 50 persen dana bantuan, yang disepakati di London. Sampai sekarang baru 20 persen yang diterima pemerintahannya. Tetapi menimbang tingkat korupsi di Afghanistan yang masih ekstrim, banyak negara donor masih skeptis. Mereka khawatir, dana bantuannya bisa disalahgunakan atau uangnya digelapkan. Zakhilwal mengaku, bahwa masih banyak kasus korupsi di negaranya. Pemerintah Afghanistan mengatakan, mereka melakukan segalanya untuk membekuk para koruptor di sana.

Tetapi para penentang pemerintahan Presiden Hamid Karzai tidak sependapat dengan Zakhilwal. Mereka menuduh Karzai tidak punya konsep pemecahan bagi berbagai masalah besar negaranya, juga bagi masalah penggelapan dana bantuan. Junus Fokur, pakar politik dalam negeri Afghanistan, berargumen, bahwa Karzai tidak bisa mengklaim politiknya berhasil. Enam bulan telah berlalu dan ia tetap belum bisa mengangkat menteri-menteri bagi kabinetnya. "Kami berharap, agar masyarakat internasional benar-benar menetapkan kewajiban kepada pemerintah Afghanistan dan tidak hanya percaya kepada kata-kata kosong saja, jika mereka benar-benar ingin memperbaiki situasi di Afghanistan." ujar Fokur.

Fokur menambahkan, tuding menuding dan kurangnya kerja sama antara Kabul dan masyarakat internasional, menyebabkan tujuan-tujuan konferensi di London tidak bisa diraih.

Ratbil Shamel / Anggatira Gollmer
Editor: Hendra Pasuhuk