1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Apakah Bakteri Usus Menimbulkan Multiple Sclerosis?

7 Desember 2018

Multiple sclerosis berbahaya dan tidak bisa disembuhkan. Tetapi bagaimana penyakit ini berkembang? Komposisi mikrobioma usus bisa menjadi kuncinya. Ini ditemukan para peneliti dalam studi bersubyek orang kembar.

https://p.dw.com/p/39daN
Genetisch veränderte Mädchen in China geboren
Foto: picture-alliance/dpa/M. Schiefelbein

Lisa dan Julia Ngo adalah kembar identik. Parasnya terlihat sama, tetapi kesehatan mereka sangat berbeda. Lisa menderita multiple sclerosis (MS), tetapi Julia tidak. Kedua wanita ini merupakan peserta studi di Universitas Ludwig Maximilian di München tentang bagaimana MS berkembang.

"Saya ingin tahu MS berasal dari mana, " kata Lisa kepada DW. "Kadang saya bertanya-tanya, kenapa saya kena penyakit ini. Apakah saya punya gaya hidup yang salah? Inikah yang memicu timbulnya MS? Jadi saya ikut serta dalam studi ini.”

MS adalah penyakit autoimun dan peradangan sistem saraf pusat. Sel-sel imun menyerang otak dan sumsum tulang belakang, lalu badan menyerang diri sendiri. Selubung mielin - lapisan pembungkus sel saraf yang membawa sinyal elektrikal -  hancur. Artinya rangsangan saraf tidak lagi dikirimkan dan tubuh menjadi lumpuh.

Perkembangan penyakit dan gejalanya sangat bervariasi: Dari kaki yang lumpuh sampai gangguan pengelihatan.

Mencari pemicunya

Para peneliti percaya, pemicu MS dapat ditemukan di mikrobioma usus, yang berbeda di semua orang, termasuk di anak kembar. Tim peneliti merekrut lebih dari 60 pasangan kembar untuk studi MS mereka. Pada setiap pasangan, salah satu menderita MS dan satunya lagi tidak.

"Kembar identik mempunyai materi genetik sama dan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor lingkungan  - seperti makanan atau penyakit di masa kecil – juga sama. Tetapi bisa ada perbedaan di mikrobiota usus, " papar pimpinan proyek Dr. Lisa Ann Gerdes.

Timnya ingin menemukan pengaruh bakteri usus terhadap multiple sclerosis.

Meneliti manusia dan tikus

Para peneliti menggunakan tikus untuk menyelidiki hubungan antara MS dan bakteri usus. Bakteri ini menimbulkan reaksi imun pada hewan, yang menjurus ke gejala-gejala seperti di manusia. Kaki belakang tikus menjadi lumpuh dan kondisi memburuk.

Tikus yang dibesarkan di inkubator steril nantinya dikenakan mikrobiota usus manusia. Tikus yang dapat mikrobiota orang kembar dengan MS lebih mungkin mendapat peradangan otak yang khas untuk penyakit ini. Ini pertanda bahwa komposisi mikrobiota usus bisa menjadi pemicu MS.

Semua sampel diperiksa menggunakan metode sekuensing informasi genetika untuk menentukan bakteri-bakteri mana saja yang ada dan apa pengaruhnya.

Pencegahan dini

"Dengan ini kami bisa mengikuti fase-fase awal dari perkembangan MS secara langsung, " kata Gerdes.

"Penelitian lebih lanjut mengenai mikrobiota usus pasien-pasien MS diharapkan membantu kami untuk lebih mengerti mekanisme penyakit ini, " lanjut Gerdes. "Kami ingin mengembangkan terapi yang bisa mencegah perkembangan penyakit ini atau menghentikan perkembangannya."

Harapan terbesarnya adalah untuk bisa mengendalikan penyakit MS sedini mungkin, lalu sejauh mungkin.

Lisa Ngo sendiri pernah kuliah farmasi, sebelum akhirnya beralih ke sains molekular. "Saya ingin mengembangkan obat-obatan untuk MS dan bekerja untuk menjadikan MS lebih bisa ditahankan," katanya. "Inilah impian saya."