1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

APEC, 20 Tahun Berdiri, Masih Mencari Jati Diri

13 November 2009

Akhir pekan ini, 21 negara yang tergabung dalam Forum Kerjasama APEC bertemu di Singapura. Forum Kerjasama APEC ini diikuti antara lain negara Rusia , Brunei, Myanmar, Cina dan Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/KVzq
SingapuraFoto: picture-alliance/ ZB

Apa yang tertinggal dalam ingatan dari pertemuan-pertemuan APEC sebelumnya adalah: momen foto bersama anggota-anggotanya. Dalam foto bersama itu, perwakilan anggota-anggota APEC mengenakan pakaian tradisional negara masing-masing. Hanyalah ingatan itu yang terbersit, karena dalam pertemuan APEC jarang dihasilkan keputusan yang inovatif. Mengapa demikian? Karena APEC berfungsi tidak berdasarkan deklarasi yang mengikat. Keputusan yang diambil harus dengan suara bulat. Dengan banyaknya negara yang punya pandangan berbeda-beda seperti Myanmar, Australia, Peru dan Amerika Serikat, maka sangat jarang ada prestasi yang dihasilkan dari pertemuan APEC.

Padahal forum ini dapat memiliki makna yang lebih besar: bagaimanapun juga, terdapat sekitar 40 persen jumlah dari keseluruhan penduduk dunia yang bermukim di 21 negara anggota APEC. Setengah dari perdagangan dunia, setengah dari aktivitas ekonomi dunia mengemuka di sini. Namun di negara-negara angotanya ini pula 60 persen emisi karbondioksida dilepaskan di udara.

Sudah 20 tahun usia APEC kini, namun forum tersebut masih juga mencari peranannya di tatanan global. Pada awal pembentukannya organisasi ini memfokuskan orientasinya pada sektor ekonomi. Itu pula yang tertera dalam situs organisasi tersebut di internet: Tujuan terpenting adalah mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan di kawasan Asia Pasifik.

Salah satu karakteristiknya adalah keterlibatan kawasan ekonomi. Jadi bukan berdasarkan negara, melainkan kesatuan ekonomi politik. Dengan demikian Taiwan dan Hongkong, yang berada di bawah bendera Cina-Taipei, begitu pula Cina-Hongkong, dimungkinkan menjadi anggotannya. Namun salah satu kelemahan APEC adalah tidak termasuknya India dalam keanggotaan forum ini.

Secara geografis dan tematik, APEC tumpang tindih dengan organisasi-organisasi lain. Terutama dalam kaitannya dengan negara-negara yang bergabung dalam Perhimpunan Negara Asia Tenggara ASEAN, yang membentuk forum saingan seperti ASEAN Plus 3, dengan mengikutsertakan Cina, Jepang dan Korea Utara sebagaimanapula Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur. Dimana bukan hanya ASEAN Plus 3 yang ambil bagian, namun juga ditambah India, Australia dan Selandia Baru. Tetapi tidak dengan Amerika Serikat, yang oleh karenanya APEC memiliki arti dalam keterlibatan multilateral.

Di penghujung tahun 2009 ini, pertemuan APEC dibuka Presiden Amerika Serikat Barack Obama bersamaan dengan forum AS-ASEAN yang pertama. Forum ini akan menjadi pertemuan pertama antara presiden AS dengan pemimpin Junta Militer Myanmar. Dalam hal ini, Menteri Luar Negeri Singapura George Yeo membuat terobosan dalam menghubungkan AS untuk berdiskusi dengan ASEAN. Dan pembahasannya kini tidak lagi terganggu oleh isu Myanmar.

Setelah dua puluh tahun didirikan, kini APEC memutuskan adanya prinsip rotasi kepemimpinan sekretariat di Singapura. Sebelumnya selalu ada seorang perwakilan diplomat penyelenggara pertemuan, yang menduduki pos itu selama setahun. Ke depan, kepemimpinan APEC akan dijabat selama tiga tahun. Sementara pertemuan APEC berikutnya akan berlangsung di Yokohama Jepang, tahun 2010.

Matthias von Heim/Ayu Purwaningsih

Editor: Hendra Pasuhuk