1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aquino Presiden Baru Filipina

9 Juni 2010

Benigno Aquino III, yang berjanji memerangi korupsi dan kemiskinan, menggantikan Presiden Gloria Macapagal Arroyo yang dua masa pemerintahannya diwarnai skandal korupsi.

https://p.dw.com/p/Nm3E
Benigno "Noynoy" Aquino III.Foto: AP

Benigno Aquino III akan menjadi presiden Filipina yang ke-15. Parlemen di Manila mengumumkan secara resmi kemenangan Aquino, Rabu (09/06), dalam pemilu yang dilakukan sebulan lalu.

Tepuk tangan para sekutu politik dan pendukungnya memenuhi ruang pertemuan Konggres, menyerukan nama panggilannya "Noynoy", berulang-ulang. Keempat saudara perempuannya, dan kekasihnya yang juga politisi, juga hadir saat parlemen mengumumkan Aquino sebagai pemimpin baru Filipina.

Senator Aquino, bujangan berusia 50 tahun dan putra tunggal tokoh demokrasi Cory Aquino, mengumpulkan 42% suara. Ia menang dari saingan terdekatnya, mantan Presiden Joseph Estrada, dalam pemilu pertama di Filipina yang menggunakan mesin penghitung suara.

Mengenakan pakaian resmi filipina, kemeja Barong Tagalog terbuat dari serat nenas dan kelapa, Aquino yang tampak gembira mengatakan kepada wartawan bahwa pengambilan sumpah sebagai presiden akan dilakukan 30 Juni.

Aquino mengingatkan, Filipina masih menghadapi banyak persoalan dan ia akan mengupayakan pemecahannya sesegera mungkin. Tetapi ia menolak kenaikan pajak sebagai solusi bagi membengkaknya defisit anggaran pemerintah.

"Pajak baru akan merupakan langkah terakhir jika segalanya sudah dilakukan dan defisit tetap tidak tertangani", kata Aquino kepada wartawan. Ia menekankan, prioritasnya adalah menyumbat kebocoran pajak dan memerangi korupsi.

Aquino juga mengatakan, ia ingin memperluas asuransi kesehatan agar mencakup seluruh lapisan penduduk. Saat ini hanya 38% rakyat Filipina yang memiliki asuransi kesehatan.

Saingan Aquino, mantan Presiden Joseph Estrada, menerima kekalahan politiknya. Dalam pernyataan yang dibacakan putranya, Senator Jinggoy, ia menyatakan bergabung dengan rakyat Filipina mendukung presiden baru yang diharapkan mengabdi dengan setia, terhormat, tanpa pamrih.

Hasil pemilu yang tidak ditentang akan membantu menjamin transisi kekuasaan berlangsung mulus dan memungkinkan Aquino menyusun kabinet dan agenda politik sebelum memangku jabatan, 30 Juni. Aquino mengatakan akan mengumumkan posisi-posisi kunci di kabinet, termasuk Menteri Keuangan, sesegera mungkin.

"Menteri Keuangan sudah hampir pasti", kata Aquino tanpa memberikan indikasi siapa yang akan memegang pos tersebut.

Sekutu Estrada, Jejomar Binay, walikota Makati, diumumkan parlemen sebagai wakil presiden. Perolehan suaranya unggul tipis dari wakil presiden pilihan Aquino, Manuel Roxas. Senator Roxas diperkirakan akan mengajukan protes terhadap hasil pemilu kepada Mahkamah Agung.

Renata Permadi/afp/dpa/rtr

Editor: Hendra Pasuhuk