1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Arab Saudi: Pemboikotan Qatar Akan Dilanjutkan

6 Juli 2017

Empat negara Arab yang memutuskan hubungan dengan Qatar menyatakan akan melanjutkan pemboikotan. Mereka mengeritik "respon negatif" Qatar terhadap daftar tuntutan yang diajukan.

https://p.dw.com/p/2g1SD
Ägypten Außenminister Treffen in Kairo
Foto: Getty Images/AFP/K. Elfiqi

Para menteri luar negeri Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain yang bertemu di Kairo hari Rabu (5/7) menyatakan, mereka "menyesalkan tanggapan negatif dari Qatar" terhadap daftar tuntutan mereka untuk mengakhiri krisis diplomatik. Arab Saudi mengatakan, mereka tetap akan melanjutkan aksi pemboikotan.

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry menyampaikan kepada wartawan, tanggapan Qatar terhadap tuntutan keempat negara itu "tidak memiliki substansi" dan "mencerminkan kurangnya pemahaman tentang kritisnya situasi".

Pertemuan di Kairo terjadi satu bulan setelah empat negara itu memutuskan hubungan dengan Qatar dan menuduh Doha mendukung ekstremisme dan terorisme."Boikot akan tetap dipertahankan," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir dalam konferensi pers bersama di Kairo usai pertemuan itu. Namun tidak ada sanksi baru yang diumumkan. Jubeir mengatakan, mereka akan "mengambil langkah pada waktu yang tepat".

Ägypten Kairo Außenminister Treffen
Pera menlu negara-negara anti Qatar memberi keterangan pers di kairo, 5 July 2017Foto: Picture alliance/Zumapress/APA Images/Stranger

Qatar meminta "dialog" untuk menyelesaikan persidangan. Presiden AS Donald Trump berbicara lawat telepom dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi untuk mendesak semua pihak "untuk bernegosiasi secara konstruktif". Arab Saudi dan sekutu-sekutunya belum mengatakan langkah apa yang bisa mereka ambil selanjutnya, namun ada kekhawatiran embargo akan diperluas. Lembaga pemeringkat kredit Moody's mengumumkan, pihaknya mengubah penilaian terhadap Qatar menjadi negatif karena krisis tersebut.

Sebelumnya, keempat negara Arab mengeluarkan daftar yang memuat 13 butir tuntutan dan memberi Qatar 10 hari untuk memberi tanggapan. Batas waktu diperpanjang 48 jam hari Minggu lalu (2/7) atas permintaan Kuwait, yang mengupayakan penengahan.

Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani mengatakan, daftar tuntutan itu "tidak realistis dan tidak dapat ditindaklanjuti". Qatar membantah telah mendukung ekstremisme dan menuduh negara-negara Arab yang memboikotnya berusaha melanggar kedaulatannya.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson berbicara dengan Emir Kuwait dan menekankan "dukungan" Washington atas upaya penengahan krisis tersebut, kata kantor berita Kuwait KUNA.

Kuwait Hawally - Sigmar Gabriel zu Besuch
Menlu Jerman Sigmar Gabriel (kiri) berkunjung ke Kuwait, 5 July 2017Foto: picture-alliance/dpa/G. Fischer

Sementara itu, pejabat PBB urusan politik Jeffrey Feltman berada di Kuwait untuk melakukan konsultasi guna mengakhiri perselisihan tersebut. Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel yang mengunjungi negara-negara di kawasan mengatakan dalam sebuah pernyataan, dia "senang melihat pembicaraan antara Menlu AS dan Kuwait". Sigmar Gabriel mengatakan, dinas intelijen Jerman akan berpartisipasi dalam upaya mengklatrifikasi tuduhan bahwa Qatar mendukung kelompok teror.
 

Qatar berulang kali mengatakan bahwa pihaknya siap untuk melakukan pembicaraan mengenai krisis tersebut. Arab Saudi dan sekutunya telah memutuskan hubungan udara, laut dan darat dengan Qatar, memotong rute penting penyaluran barang impor, termasuk makanan. Mereka juga memerintahkan warga Qatar yang ada di negaranya untuk meninggalkan wilayah mereka.

Krisis tersebut telah menimbulkan kekhawatiran krisis ekonomi serta meningkatnya ketidakstabilan di Qatar, yang merupakan sekutu utama Barat dan menjadi tuan rumah bagi pangkalan militer terbesar AS di kawasan Teluk.

hp/ap (ap, afp, dpa)