1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Arab Saudi Tak Akan Kirim Atlet Perempuan

5 April 2012

Pemerintah Arab Saudi menegaskan bahwa mereka tidak akan mengirimkan atlet perempuan ke Olimpiade di London, Inggris. Arab Saudi adalah satu dari tiga negara yang tidak pernah mengirimkan atlet perempuan ke Olimpiade.

https://p.dw.com/p/14Y4U
Konservatisme agama di Arab Saudi membuat aktivitas perempuan dalam olahraga dibatasiFoto: AP

Pangeran Nawaf bin Faisal dari Komite Olimpiade Arab Saudi mengatakan mereka tidak akan mengirim atlet perempuan, meski ia menambahkan bahwa perempuan Saudi bebas ikut serta atas inisiatif sendiri dalam kompetisi tersebut. Pemerintah kerajaan Saudi kata Nawaf, hanya akan memastikan bahwa keikutsertaan para atlet perempuan itu tidak melanggar hukum syariah, yang berlaku di negara yang memiliki pandangan agama yang ultra konservatif tersebut.

“Kami tidak mendukung partisipasi perempuan Arab Saudi di acara seperti Olimpiade atau kejuaraan-kejuaraan internasional lainnya” kata Pangeran Nawaf dalam sebuah konferensi pers di ibukota Jeddah hari Rabu (05/04) waktu setempat.

Pemerintah Arab Saudi, menegaskan kembali posisi mereka sebagaimana yang telah diumumkan tahun lalu bahwa negara itu hanya akan mengirim atlet laki-laki ke Olimpiade yang musim panas nanti akan berlangsung di London. “Ada ratusan jika bukan ribuan, perempuan Arab Saudi yang melakukan olahraga secara pribadi“ kata Nawaf sambil menambahkan bahwa Komite Olimpiade Arab Saudi tidak berurusan dengan aktivitas mereka.

Media massa melaporkan bahwa Dalma Malhas yang berusia 18 tahun, dan merupakan atlet berkuda nomor lompat, akan menjadi satu-satunya perempuan Arab Saudi yang berlaga di Olimpiade London.

Malhas memenangkan medali perunggu dalam Olimpiade Pemuda Internasional yang berlangsung di Singapura tahun 2010 lalu. Ia mengikuti perlombaan itu atas undangan Komite Olimpiade Internasional (IOC), bukan dikirimkan secara resmi oleh pemerintah Arab Saudi.

Organisasi hak asasi manusia yang berbasis di New York yakni Human Rights Watch HRW, Februari lalu mempublikasikan sebuah laporan yang mengecam praktek pengucilan yang dilakukan secara sistematis terhadap kaum perempuan dari aktivitas olahraga di Arab Saudi.

Juli tahun lalu, presiden Komite Olahraga dan Perempuan IOC Anita DeFrantz, mengkritik Arab Saudi, Qatar dan Brunei, karena tidak pernah mengirimkan atlet perempuan ke Olimpiade. Qatar, yang kini menawarkan diri sebagai tuan rumah untuk Olimpiade tahun 2020, telah mengumumkan niat mereka untuk mengirimkan atlet perempuan ke Olimpiade London.

Andy Budiman/ afp