1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Konflik

Armenia Tembak Jatuh Beberapa Drone Dekat Ibukota Yerevan

2 Oktober 2020

Meskipun ada seruan gencatan senjata, pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan karena wilayah sengketa Nagorno-Karabakh makin sengit. Pertempuran kini mendekat ke ibukota Armenia, Yerevan.

https://p.dw.com/p/3jJTs
Militer Armenia menembak jatuh sebuah drone yang disebut milik pasukan Azerbaijan
Militer Armenia menembak jatuh sebuah drone yang disebut milik pasukan AzerbaijanFoto: Armenian Defense Ministry

Militer Armenia mengatakan mereka berhasil menembak jatuh empat pesawat tak berawak (drone) yang terbang dekat ibu kota negara itu pada Kamis malam (1/10). Pertempuran di wilayah perbatasan Nagorno-Karabakh itu makin sengit memasuki hari kelima.

Salah satu drone ditembak jatuh oleh rudal anti-pesawat hanya 16 kilometer di luar ibukota Yerevan, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia Shushan Stepanian.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menulis di Twitter, Drone muncul di provinsi Gegharkunik dan Kotayak, namun pasukan pertahanan udara dapat menghancurkannya. Pemerintah Armenia menyebut drone itu milik militer Azerbaijan.

Sengketa lama Nagorno-Karabakh yang meruncing lagi

Lebih dari 100 orang, termasuk warga sipil, diberitakan tewas dan ratusan lainnya terluka, termasuk dua jurnalis Prancis, sejak pertempuran antara pasukan Azerbaijan dan Armenia meletus hari Minggu (27/9).

Ini adalah pertempuran terbesar dalam konflik puluhan tahun antara kedua bekas republik Soviet atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan. Pada tahun 1994 disepakati gencatan senjata.

Daerah Nagorno-Karabach di Pegunungan Kaukasus terletak 50 kilometer dari perbatasan Armenia. Milisi lokal yang didukung oleh Armenia kini menguasai wilayah tersebut, serta beberapa wilayah lain di Azerbaijan.

Azerbaijan mengatakan, satu-satunya cara untuk menghentikan pertempuran adalah jika Armenia menarik diri dari wilayahnya.

Seruan gencatan senjata tidak didengar

Pejabat Armenia mengklaim bahwa Turki ikut campur dalam konflik itu dengan mengirim tentara bayaran Suriah ke wilayah tersebut dan mengerahkan jet tempur untuk membantu Azerbaijan. Turki membantah telah mengirim tentara bayaran, tetapi mengatakan akan "melakukan apa saja yang diperlukan" untuk mendukung sekutunya.

Armenia juga menuduh Israel menjual senjata ke Azerbaijan yang kemudian digunakan dalam konflik tersebut, Armenia hari Kamis menarik pulang duta besarnya untuk Israel pada hari Kamis.

Armenia dan Azerbaijan mengabaikan seruan internasional untuk gencatan senjata. Amerika Serikat, Rusia dan Prancis hari Kamis mengeluarkan pernyataan bersama mengecam pecahnya pertempuran. Ketiga negara itu menjadi ketua bersama dalam apa yang disebut Grup Minsk, yang dibentuk oleh Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) untuk mendorong resolusi diplomatik dalam sengketa Nagorno-Karabakh.

hp/gtp (afp, rtr, ap)