1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

151209 Architektur Spanien

30 Desember 2009

Fenomena perubahan iklim kini sudah menjadi realitas. Arsitek Enric Ruiz Geli dari Spanyol, memprakarsai apa yang disebut “Arsitektur Hijau“ dengan menerapkan sinergi teknologi, ekonomi dan seni.

https://p.dw.com/p/LHIT
Villa Nurb karya Enric Ruiz Geli di EmpuriabravaFoto: Cloud 9

Emisi gas rumah kaca terutama gas Karbon Dioksida menurut hasil penelitian PBB adalah penyebab utama fenomena tsb. Emisi gas karbon dioksida dari rumah tangga disebutkan menyumbang hingga 40 persen dari emisi global. Khususnya emisi karbon dioksida dari bangunan-bangunan di kawasan bermusim empat, yang dilengkapi perangkat pemanas batu bara atau bahan bakar minyak, yang tidak dilengkapi isolasi yang bagus.

Penanggulangan terhadap naiknya emisi dan penggunaan energi yang boros, digagas oleh arsitek Enric Ruiz Geli dari Spanyol, yang memprakarsai apa yang disebut “Arsitektur Hijau“ dengan menerapkan sinergi teknologi, ekonomi dan seni. Bersama dengan pakar ekonomi dan sosial dari AS, Jeremy Rifkin, arsitek Enric Ruiz Geli kini memperjuangkan apa yang disebut Kemitraan Baru Hijau, yakni kerjasama antara para arsitek, penata kota dan para konsumen.

Arsitek Enric Ruiz Geli memaparkan gagasannya kepada para politisi, wartawan dan mahasiswa mengenai landasan arsitektur di masa depan di pusat seni Santa Monica di kota Barcelona. Inilah skenario yang amat disukainya. Tidak peduli, apakah itu dalam acara pembukaan pameran arsitektur, tampilannya di depan konferensi atau dalam talk show, apa yang dituturkan Enric Ruiz Geli adalah konsep besar secara keseluruhan.

Ruiz Geli mengatakan; “Saat ini yang menentukan adalah sistem geo-politik. Tapi sebetulnya kita harus mengubahnya menjadi politik biosphere. Hal itu tidak lagi menyangkut hubungan antar negara. Masalah-masalah seperti perubahan iklim atau ekonomi dan keuangan kini sudah mengglobal. Badai Hurrican tidak mengenal perbatasan negara. Dalam sistem ini, kita harus memikul tanggung jawab sendiri dan terutama bertindak secara otonom. Dan independensi yang terpenting adalah dalam masalah energi.“

Revolusi hijau arsitektur

Kesepakatan hijau baru atau tegasnya revolusi hijau di bidang arsitektur adalah tuntutan dari arsitek Spanyol, Enric Ruiz Geli bersama dengan pakar ekonomi dan sosial dari AS, Jeremy Rifkin. Gagasan yang didukung sejumlah arsitek dari Asia, Eropa dan Amerika itu diharapkan menjadi semacam manifesto baru. Enric Ruiz Geli memandang, tugasnya yang terpenting bukanlah bisnis sehari-hari seperti misalnya merancang rumah pribadi yang kebutuhan energinya nyaris nol. Melainkan sebagai pemberi dorongan semangat. Karya arsitektur yang dirancang, hendaknya dapat menunjukkan bagaimana kenampakannya jika teknologi tinggi, disain dan kelestarian lingkungan lebur menjadi sebuah kesatuan.

“Ini bukan hanya sekedar filosofi baru, melainkan juga menyangkut sebuah akses teknologi. Misalnya penemuan baru seperti lampu LED yang sumber energinya dari panel surya, yang warnanya berubah-ubah tergantung posisi kapasitas cadangan energinya. Yang baru, dari kesepakatan hijau baru iitu terutama menyangkut budaya inovasi semacam ini. Untuk hak paten, yang di garis depan bukan hanya untuk melindunginya, melainkan juga bagaimana membagikannya“, kata Enric Ruiz geli lebih lanjut

Kantor arsitek Enric Ruiz Geli yang diberi nama Cloud Nine yang dibangun menggunakan beton semi-transparan dari serat gelas, bukan sekedar penemuan baru melainkan juga menegaskan norma baru di bidang arsitektur. Atau rancangannya Vila Nurb di kawasan liburan Empuriabrava dibangun menggunakan material busa polycarbonat. Bentuknya seperti piring terbang yang melayang di udara ditunjang tiang-tiang penyangga. Bukan hanya rancang bangun arsitekturnya yang menarik dengan efek pencahayaan luar biasa. Tapi bangunan bersangkutan juga memicu kondensasi air dari udara dalam jumlah yang mencukupi untuk menyiram tanaman di kebunnya.

Enric Ruiz Geli: Mediatic Modell
Model Mediatic Modell pusat teknologi dan media di BarcelonaFoto: Cloud 9

Atau juga bangunan pusat teknologi di Barcelona yang diberi nama Media Tic, yang bagian depannya dibangun dari mosaik bantalan plastik berbentuk segitiga yang sebagiannya diisi gas Nitrogen. Bangunan seharga 27 juta Euro itu, bereaksi terhadap pancaran sinar matahari. Tergantung intensitas energi matahari yang diserap, bantalan berisi gas Nitrogen itu akan memuai atau mengkerut. Dengan begitu bangunan bersangkutan akan mendapat efek pendinginan pada saat yang tepat di lokasi yang tepat pula. Selain itu, sosok bagian depan bangunannya memberikan ciri profil yang khas. Enric Ruiz Geli arsitek asal Katalonia itu mengatakan, inilah yang disebut estetika arsitektur abad ke 21.

Lebih lanjut Enric Ruiz Geli mengatakan; “Jika energi merupakan buku skenario untuk bangunan ini, hal itu akan mengarahkannya pada arsitektur performativ. Menjadikannya sebuah sosok organik yang hidup, sebuah hibrida dan sebuah arsitektur interaktif yang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan.“

Enric Ruiz Geli
Arsitek Enric Ruiz Geli memaparkan proyek arsitektur hijau baru.Foto: Cloud 9

Sinergi teknologi

Bukan kebetulan, jika arsitek Ruiz Geli menyebutkan bagian depan Media Tic yang dinamis itu sebagai “Pederera“ digital. Pedrera adalah kawasan perumahan yang terkenal di Bercelona hasil rancangan dari Antonio Gaudi, dengan ciri khasnya berupa bagian depan gedung berbentuk gelombang yang tidak rata, yang sekaligus memberikan kesan amat mendalam. Ruiz Geli yang merupakan pelopor gaya arsitektur canggih dan interaktif itu mengakui sebagai pengagum Gaudi. Ia menyodorkan argumennya : “Arsitektur harus membentuk platform bagi semua bentuk seni. Seperti Gaudi yang bekerjasama dengan seniman gelas, perajin pengecor logam, tukang kayu dan seniman keramik, kami juga harus bekerjasama dengan seniman dan perajin abad ke 21. Yakni dengan pengembang software, seniman web-art serta disainer interface.“

Biro arsitek Cloud Nine kini menjadi semacam tangki pemikir bagi sekitar 20 pakar teknologi infmatika, insinyur dan arsitek. Juga di biro arsitek itu dilakukan penelitian material baru bagi rancang bangun arsitektur modern. Selain beton semi-transparan dari serat gelas yang sudah dipatenkan, saat ini dikembangkan berbagai material bionik. Enric Ruiz-Geli mengatakan, motto yang selalu didengungkan jika kita merambah teknologi hijau yakni “Kembali ke Alam“ adalah semboyan yang terlalu naiv. Mereka yang tergolong pemilik gagasan besar ke depan atau kaum utopis selalu mengikuti dan menerapkan teknologi terbaru atau bahkan teknologi untuk masaa depan. Jadi pada prinsipnya, arsitektur hijau bukan hanya sekedar kembali ke alam. Melainkan upaya memanfaatkan teknologi terbaru untuk menjadikan rancang bangun arsitektur lebih bersahabat dengan lingkungan. Sekaligus menjadikan bangunan yang dirancang menjadi lebih hemat energi, tidak menimbulkan polusi, dengan tingkat kenyamanan optimal dan tampilan yang juga menarik.


Agus Setiawan/ Julia Macher

Editor : Asril Ridwan