1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Berikan Bukti Iran Kirim Senjata ke Irak

Linda Staude13 Februari 2007

Militer AS menunjukkan bukti adanya senjata Iran di Irak pada konferensi pers, hari Minggu (11/02) lalu. Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menyangkal tuduhan tersebut.

https://p.dw.com/p/CIux
Tentara AS di Irak
Tentara AS di IrakFoto: AP

Konferensi pers kali ini lain daripada yang lain. Kamera dan mikrofon tidak diperbolehkan. Pejabat tinggi militer tampil secara anonim tanpa menyatakan nama, dan melontarkan tuduhan yang sangat peka. Yaitu: Iran memasok senjata bagi milisi Shiah di Irak, dan AS dapat membuktikannya.

Hal itu sudah disinggung Menteri Pertahanan AS Robert Gates Jumat (09/02), namun keterangannya tidak jelas. Ia hanya menyatakan, teknologi senjata yang ditemukan sangat canggih. Di senjata itu juga bisa dilihat nomor seri, dan pada proyektil ada tanda-tanda tertentu.

Barang Bukti

Para pakar di Bagdad dapat memberikan informasi lebih jelas. Kepada wartawan AS yang berkumpul mereka menunjukkan foto dari granat mortir, yang nomor serinya jelas menunjukkan barang bukti itu diproduksi di Iran. Demikian keterangan para tenaga ahli. Selain itu, amunisi yang ditemukan diberi tanda EEP, yang berarti: peluru ini akan meledak jika mengenai sasaran. Bom-bom kecil ini bahkan dapat menghancurkan panser AS jenis Abrams, dan hanya dapat diproduksi di pabrik amunisi. Jadi bukan hasil rakitan sendiri pemberontak Irak.

Wakil Menteri Luar Negeri AS, Nicholas Burns menyatakan pihaknya telah menangkap sejumlah orang, yang mereka percaya, menyerahkan senjata berteknologi tinggi kepada pemberontak Shiah. Senjata ini kemudian digunakan untuk menyerang tentara AS.

Sudah Banyak Memakan Korban

Menurut militer AS, sejak Juni 2004 lalu sekitar 170 tentara sekutu tewas akibat penggunaan senjata tersebut di Iran. Lebih dari 620 lainnya luka-luka. Burns mengatakan, pihaknya sudah meneliti masalah ini selama dua tahun, dan buktinya semakin banyak, bahwa Iran membantu kelompok pemberontak Shiah. Kasus pertama adalah penyerangan tentara Inggris di dekat kota Basra, di Irak Selatan. Sekarang senjata itu juga ditemukan di bagian lain Irak, terutama di sekitar Bagdad. Demikian ditambahkan Burns.

AS menduga, satuan dari Garda Revolusi Iran menjadi dalang penyelundupan senjata, dan warga Irak yang dibayar menyebarkannya di Irak. Jadi pasukan yang mendapat perintah dari pemerintah Iran.

Hanya Taktik AS?

Tetapi militer AS tidak memberikan bukti untuk tuduhan itu. Mereka juga tidak menjawab pertanyaan, mengapa pemerintahan Presiden George W. Bush mempublikasikan barang bukti ini sekarang. Pakar Timur Tengah Hillary Mann, punya dugaan sendiri. Ia berpendapat, pemerintah Bush memprovokasi pemerintah Iran, dengan harapan Iran satu waktu akan membalas. Sehingga AS jadi punya alasan untuk mengadakan serangan udara atas Iran.

Memang Bush sendiri pernah mengumumkan akan mengambil reaksi keras, jika Iran ikut campur tangan di Irak. Apakah dengan seruannya Bush mengancam Iran dengan serangan militer? Nicholas Burns menyatakan, AS tidak akan melintasi perbatasan dengan Iran dalam aksinya di Irak. Tetapi serangan militer dengan alasan lain mungkin dilakukan, misalnya karena Iran tidak menghentikan program nuklirnya. Walaupun AS tetap mengusahakan jalan keluar diplomatis dalam masalah ini. Demikian ditambahkan Burns. (ml)