1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

090310 Papandreou Washington

9 Maret 2010

Setelah kunjungan ke Berlin dan Paris, PM Yunani Papandreou akan bertemu Presiden AS Barack Obama di Washington, hari Selasa (09/03). Sebelumnya Papandreou menyatakan, kunjungan ini bukan untuk meminta bantuan.

https://p.dw.com/p/MO4f
Perdana Menteri Yunani PapandreouFoto: AP

Sejauh ini, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menahan diri dalam mengomentari krisis yang menimpa Yunani. Seusai pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown dan Kanselir Jerman Angela Merkel dua pekan lalu, Obama menyampaikan lewat juru bicaranya bahwa ia berpendapat Eropa akan bereaksi secara tepat dan efektif.

Sikap menahan diri yang ditunjukkan Obama adalah politik yang tepat, kata pakar ekonomi Sebastian Mallaby dari Dewan untuk Hubungan Luar Negeri. Dalam siaran Radio Amerika NPR Mallaby mengatakan, "Saya tidak yakin bahwa ini ide bagus bagi AS, terutama bagi orang seperti Presiden Obama yang menyebut dirinya anti George Bush dalam politik luar negeri, untuk mendesak Eropa dan menuntut peran. Yunani sepenuhnya persoalan Eropa."

Amerika juga tidak akan mempengaruhi lewat Dana Moneter Internasional, IMF, kata Jakob Kirkegaard dari Institut Peterson untuk Penelitian Ekonomi di Washington. AS adalah pemegang saham terbesar di IMF yang secara teoritis bisa membantu keuangan Yunani, dan seperti kasus-kasus lainnya dapat menuntut penghematan besar-besaran. Lagipula, apa yang diprakarsai Eropa sudah memadai, kata Kirkegaard.

"Pendekatan negara-negara pengguna mata uang Euro mungkin lebih keras daripada IMF. Jadi saya kira tak ada resiko atau bahkan kepentingan dari pihak pemerintah AS untuk mencampuri program reformasi dan stabilitas di Yunani lewat IMF. Eropa diharapkan bisa menyelesaikan sendiri persoalannya, dan menurut Amerika itu adalah solusi terbaik," lebih lanjut disampaikan Kirkegaard.

Meskipun bersikap menahan diri, Washington mencermati krisis ini, kata Kirkegaard. Bagi AS, persoalan sesungguhnya bukan Yunani, melainkan dampak bagi negara mitra Eropa lainnya. Jika krisis menular kepada negara yang lebih besar seperti Spanyol, Portugal atau bahkan Italia, maka keamanan nasional AS juga terancam.

Di pihak lain, krisis di Yunani juga menghidupkan kembali anggapan usang Amerika terhadap Eropa, kata ahli ekonomi Jakob Kirkegaard. "Masalah yang menimpa Yunani menunjukkan, menurut banyak warga Amerika, bahwa ya begitulah Eropa, dan bahwa mereka masih belum bisa menyelesaikan masalahnya sendiri."

Albrecht Ziegler /Renata Permadii

Editor: Yuniman Farid